Timnas Basket Indonesia Mencari Berkah Terselubung
Para pemain Indonesia fokus menatap Piala Asia FIBA meskipun Rajko Toroman baru saja mundur dari kursi pelatih. Mereka percaya diri bersama penggantinya, Milos Pejic, pelatih yang membawa Indonesia meraih ”keajaiban”.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengunduran diri Rajko Toroman dari jabatan pelatih kepala tim nasional basket Indonesia, sehari sebelum Piala Asia, tidak meruntuhkan semangat para pemain. Mereka tetap optimistis menyambut ajang itu bersama Milos Pejic, pelatih yang mengantarkan timnas Indonesia meraih ”keajaiban” di SEA Games Vietnam 2021 lalu.
Toroman resmi mengundurkan diri dari posisinya, Senin (11/7/2022). Pengumuman itu disampaikan sehari sebelum laga perdana Indonesia di babak penyisihan grup Piala Asia 2022, yaitu melawan Arab Saudi, Selasa (12/7/2022) pukul 17.30 WIB, di Istora Senayan, Jakarta.
Pelatih yang sudah tiga tahun menangani Indonesia itu akan digantikan oleh asistennya, Milos Pejic. Milos Pejic sempat menjabat pelatih kepala di SEA Games Vietnam 2021 pada Mei 2022. Ketika itu, Toroman mendampinginya sebagai direktur teknik. Mereka berduet dalam pengambilan keputusan.
Di Piala Asia, Toroman tidak akan terlibat dalam posisi apa pun. Berbeda dengan SEA Games, tidak ada posisi direktur teknik dalam turnamen basket terbesar di Asia itu. Pejic pun akan memimpin timnas Indonesia, didampingi asisten pelatih, Wahyu Widayat Jati dan Johannis Winar.
”Terkejut sih pasti. Kami pikir coach Toro masih bisa jadi penasihat tim, setidaknya. Ternyata, ia tidak terlibat lagi. Mau bagaimana lagi. Itu, kan, pilihan dia. Kami menghargai itu,” kata Andakara Prastawa, guard andalan timnas Indonesia, ketika dihubungi, kemarin.
Menurut Prastawa, perubahan di kursi kepelatihan timnya itu tidak berdampak terhadap semangat rekan-rekannya. Mereka sangat fokus mengejar target lolos ke babak delapan besar demi bisa mendapat tiket langsung ke Piala Dunia 2023. Selain itu, mereka tidak lagi asing dengan Pejic, pelatih yang dikenal sebagai pembawa keajaiban untuk timnas Indonesia.
Belum terkalahkan
Pejic mengantarkan Indonesia meraih medali emas pertamanya di cabang basket SEA Games. Bersama pelatih yang sempat menangani Satria Muda Pertamina Jakarta dan Indonesia Patriots itu, Indonesia juga belum terkalahkan. Mereka menyapu bersih enam laga dengan kemenangan beruntun di SEA Games Vietnam, termasuk atas tim raksasa, Filipina.
”Kami sudah bersama dengan coach Milos di SEA Games. Jadi, tidak berbeda jauh. Tidak ada masalah terlalu besar. Mungkin saja, justru bisa jadi lebih baik, kan? Tidak ada yang tahu. Jadi, ambil positifnya saja,” ujar Prastawa kemudian.
Adapun prestasi Indonesia terbilang kurang baik bersama Toroman. Indonesia hanya meraih 4 kemenangan dari 18 pertandingan di SEA Games Filipina 2019 serta kualifikasi Piala Asia dan Piala Dunia. Bahkan, pekan lalu, Indonesia juga kalah beruntun dari Arab Saudi (67-69) dan Jordania (52-77) di kualifikasi Piala Dunia 2023.
Manajemen timnas Indonesia, bersama Badan Tim Nasional (BTN) dan Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi), lantas mengadakan evaluasi setelah kualifikasi. Toroman pun memutuskan untuk mengundurkan diri setelah keluar hasil evaluasi yang mempromosikan Pejic sebagai pelatih kepala itu.
”Setelah hasil evaluasi, kami merasa waktu SEA Games itu timnas sangat prima di bawah kepemimpinan coach Milos. Coach Toro juga merasa Milos sudah siap meneruskannya. Jadi, dia memutuskan mundur dan itu sudah disepakati bersama,” ucap Manajer Timnas Basket Indonesia Jeremy Immanuel Santoso.
Laga pertama krusial dan sangat penting. Kemenangan akan memberikan rasa percaya diri kepada para pemain. Kalau menang, peluang lolos ke babak selanjutnya akan terbuka lebar.
Toroman sebetulnya direkrut pada 2019 untuk memimpin timnas Indonesia dalam jangka menengah. Pelatih berusia 67 tahun itu ditargetkan untuk bisa berbicara banyak di Piala Asia. Namun, ia justru mundur sebelum kontraknya itu berakhir. Adapun Pejic merupakan mantan anak asuh Toroman ketika masih aktif menjadi pemain.
Sebelumnya, Toroman berkata, ia telah melebur diri dengan Pejic. Mereka hanya terpisah jabatan, tetapi selalu bersama-sama dalam pengambilan keputusan. Hanya saja, Toroman lebih spesifik mengurus skema serangan, sementara Pejic lebih fokus untuk membenahi pertahanan dan transisi.
Pijakan awal
Terakhir kali diwawancarai, sebelum kualifikasi Piala Dunia, Toroman berpesan tentang pentingnya ajang Piala Asia untuk Indonesia. Menurut dia, olahraga basket di Tanah Air bisa semakin diminati masyarakat jika mereka bisa meneruskan momentum baik berupa raihan emas SEA Games.
Antusiasme bakal lebih besar jika Indonesia bisa lolos babak delapan besar di Piala Asia. Indonesia bisa menjadi bagian dari Piala Dunia FIBA 2023 yang juga akan digelar di Jakarta. Selain Indonesia, Piala Dunia edisi itu akan digelar di Jepang dan Filipina. Sepanjang sejarah, Indonesia belum pernah tampil di Piala Dunia FIBA.
Perjuangan Indonesia meraih mimpi besar itu akan dimulai Selasa sore nanti. Indonesia wajib menang atas Arab Saudi. Tim itu, di atas kertas, paling bisa dikalahkan ketimbang Jordania dan Australia.Terakhir kali bertemu Arab Saudi, Indonesia hanya kalah tipis, yaitu dua poin. Saat itu pun Indonesia tidak diperkuat dua pemain utamanya, Abraham Damar Grahita dan Marques Bolden.
Kedua pemain itu dipastikan tampil pada Selasa nanti. Adapun tim lawan mendaftarkan pemain yang sama seperti saat kualifikasi.
Arab Saudi, yang saat kualifikasi Piala Dunia dipimpin pelatih barunya, Mounir Youssef Elkerdany, kesulitan karena tidak diperkuat center utama mereka, Mohammed Alsuwailem. Maka, pertempuran di area dalam bisa dimenangi Indonesia dengan mengandalkan duo ”raksasa”, Bolden dan Derrick Michael Xzavierro.
”Laga pertama krusial dan sangat penting. Kemenangan akan memberikan rasa percaya diri kepada para pemain. Kalau menang, peluang lolos ke babak selanjutnya akan terbuka lebar,” ujar Ali Budimansyah, legenda hidup basket Indonesia, tentang kans pasukan Pejic di Piala Asia.
Indonesia bakal diperkuat skuad yang nyaris sama seperti di SEA Games Vietnam. Mereka hanya mengganti dua pemain, yakni Muhamad Arighi dan Widyanta Putra Teja, yang mengisi posisi Dame Diagne dan Hardianus Lakudu.