Timnas Laos mengukir capaian sempurna dengan memenangi seluruh laga penyisihan grup Piala AFF U-19. Performa gemilang itu membuat mereka lolos ke semifinal untuk pertama kali sejak 2015.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim nasional sepak bola Laos U-19 tampil tanpa cela di sepanjang babak penyisihan Grup B Piala AFF U-19. Tim besutan pelatih Hans Michael Weiss tersebut menyapu bersih empat laga dengan kemenangan. Hasil itu membuat Laos lolos melaju ke semifinal. Capaian tersebut terasa sempurna karena ini adalah semifinal pertama Laos sejak 2015.
Malaysia menjadi korban selanjutnya Laos. Dalam pertandingan pamungkas Grup B di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (11/7/2022) sore, tim ”Harimau Malaya” takluk dengan skor tipis 0-1. Gol kemenangan Laos dicetak bek Phoutthavong Sangvilay melalui titik putih di menit ke-66.
Tambahan tiga poin atas Malaysia membuat Laos melaju ke semifinal dengan status juara Grup B. Laos memenangi seluruh laga di fase grup dengan mencetak delapan gol dan hanya kemasukan dua gol.
Di pertandingan pembuka, Laos menundukkan Timor Leste 2-0. Mereka kemudian melanjutkan tren positif dengan menumbangkan Kamboja 2-1. Tidak berhenti sampai di sana, Laos membuat kejutan dengan mengalahkan Singapura, 3-1.
Laos kian tidak terbendung setelah di partai penentuan juara grup mengatasi Malaysia. Atas hasil tersebut, Malaysia harus puas melaju ke semifinal dengan menjadi tim peringkat kedua.
Kami sangat senang Laos melakukannya (lolos semifinal). Kami memenangi tiga pertandingan, itu tidak sering terjadi. Jadi, Anda harus merayakan itu ketika waktunya datang.
”Kami sangat senang Laos melakukannya (lolos semifinal). Kami memenangi tiga pertandingan, itu tidak sering terjadi. Jadi, Anda harus merayakan itu ketika waktunya datang,” kata Weiss.
Kemenangan atas Malaysia, yang merupakan semifinalis Piala AFF U-19 dalam tiga edisi terakhir, kian menegaskan bahwa hasil positif yang diraih Laos di laga sebelumnya bukanlah kebetulan belaka. Kendati menghasilkan peluang yang lebih sedikit dibandingkan Malaysia, Laos tahu kapan momentum yang tepat untuk mencetak gol.
Athit Louanglhat secepat kilat merebut bola ketika kapten Malaysia, Muhammad Faiz Amer Runnizar, kehilangan kontrol bola di area pertahanannya sendiri. Kondisi itu mau tidak mau memaksa Faiz menarik Athit agar tidak semakin mendekati gawang timnya. Athit pun terjatuh dan wasit menunjuk kotak penalti.
Sangvilay yang maju sebagai eksekutor menjalankan tugasnya dengan baik dan membuat Laos unggul 1-0. Kebobolan gol membuat Harimau Malaya tampil lebih agresif. Mereka langsung mengambil inisiatif serangan dengan melepaskan kombinasi umpan-umpan panjang dan operan bola pendek ke area pertahanan Laos.
Namun, serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Malaysia selalu kandas di kaki pemain belakang Laos. Sebagaimana laga-laga sebelumnya, Laos kembali mempertontonkan kedisiplinan dalam bertahan.
Anak asuh Weiss menerapkan pertahanan berlapis dengan tidak memberi kesempatan bagi pemain Malaysia untuk mendekat ke gawang. Dengan begitu, para pemain Malaysia terpaksa melepaskan tembakan-tembakan jarak jauh yang tidak akurat. Selain itu, alur serangan Malaysia juga monoton sehingga mudah terbaca oleh para pemain Laos.
Di sisi lain, Laos sesekali juga tampil menyerang. Namun, jarak antara pemain di lini depan dan tengah yang terlampau jauh membuat aliran bola dari gelandang ke penyerang Laos dengan mudah dipatahkan pemain Malaysia.
Layangkan protes
Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan mengatakan, Indonesia akan melayangkan surat protes kepada AFF atau Federasi Sepak Bola Asia Tenggara terkait dugaan tindakan tidak sportif yang dilakukan timnas Vietnam dan Thailand di laga terakhir Grup A Piala AFF U-19.
Pada laga tersebut, para pemain Thailand dan Vietnam diduga sengaja membiarkan agar skor 1-1 tetap bertahan hingga laga usai. Dengan begitu, Thailand dan Vietnam lolos ke semifinal lantaran unggul gol head to head atas Indonesia. Dalam laga sebelumnya, Indonesia hanya mampu bermain imbang 0-0 menghadapi Thailand dan Vietnam sehingga meski unggul produktivitas gol, ”Garuda Muda” gagal ke semifinal setelah hanya menempati peringkat ketiga.
Iriawan menduga ada upaya tindakan tidak sportif yang dilakukan Thailand dan Vietnam sehingga merugikan Indonesia. Saat laga memasuki 10 menit terakhir, Iriawan menyebut tidak ada upaya dari pemain Thailand untuk merebut bola dari kaki pemain Vietnam.
Begitu juga para pemain Vietnam terlihat enggan memasuki area pertahanan Thailand dan lebih memilih memainkan bola di area permainan mereka sendiri. Iriawan mengakui jajaran timnas Indonesia sudah mengetahui regulasi yang diterapkan di Piala AFF. Regulasi itu, menurut dia, sudah dipaparkan dan disetujui para manajer dan pelatih tim peserta Piala AFF.
”Kami akan protes (ke AFF) dan surat sudah disiapkan. Silakan AFF menurunkan tim investigasi. Kami sudah memutar kembali rekaman video Vietnam melawan Thailand.
Hasil rapat adalah kami ajukan nota protes ke AFF berkaitan dengan fair play. Kami tunggu apa hasil protes, yang jelas Indonesia merasa dirugikan dengan ini meski regulasi ada sejak awal sehingga kita tidak mungkin menyalahkannya,” tutur Iriawan.