Inggris Unggulan Teratas, tetapi Turnamen Kehilangan Alexia Putellas
Untuk pertama kalinya dalam keikutsertaan di Piala Eropa Putri, timnas Inggris diunggulkan di tempat teratas sebagai calon juara. Faktor tuan rumah dan Sarina Wiegman, sang pelatih, mendasari itu.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MANCHESTER, SELASA — Setelah lima tahun, Piala Eropa Putri akan kembali bergulir untuk edisi 2022 yang akan berlangsung di Inggris. Turnamen antarnegara Eropa edisi ke-13 itu berpeluang menghadirkan juara baru. Inggris dan Perancis difavoritkan juara dengan dua alasan berbeda.
Inggris sebagai tim tuan rumah berambisi meraih trofi mayor perdana dalam turnamen sepak bola putri. Mereka punya bekal berkat kehadiran Sarina Wiegman di kursi pelatih. Kehadiran Wiegman, sejak September 2021, menghadirkan 14 laga beruntun tak terkalahkan.
Bersama juru taktik asal Belanda itu, Inggris menjadi tim menakutkan yang meraih 12 kemenangan dan dua hasil imbang. Mereka pun mencetak 84 gol, termasuk tiga kemenangan dengan mencetak minimal 10 gol.
Selain itu, Wiegman juga punya ambisi pribadi untuk menjadi pelatih pertama yang menjadi juara Piala Eropa Putri dengan dua tim berbeda. Sebelumnya, Wiegman telah menorehkan tinta emas berkat sumbangan gelar Piala Eropa Putri bagi Belanda pada edisi 2017 yang juga trofi perdana bagi Belanda di ajang itu.
Sama seperti edisi lima tahun lalu, Wiegman akan memimpin tim yang berstatus sebagai tim tuan rumah. Kehadiran pelatih berusia 52 tahun itu membuat Inggris berada di posisi teratas dalam unggulan calon tim juara.
Berdasarkan perhitungan data Opta Analyst, Inggris memiliki probabilitas juara di angka 19,3 persen. Tim selanjutnya yang diunggulkan adalah Perancis (18,5 persen), Swedia (14,6 persen), dan Jerman (11,5 persen).
Wiegman pun amat antusias jelang Piala Eropa Putri 2022. Ia berambisi membawa Inggris berada di podium tertinggi di Wembley, 31 Juli mendatang.
Meski begitu, ia mengingatkan kepada anak asuhannya bahwa bermain di rumah sendiri dan mencatatkan berbagai rentetan hasil positif belum menjamin bisa menjadi juara. Wiegman ingin skuad Inggris langsung menampilkan performa terbaik pada laga pembuka Piala Eropa Putri 2022 kontra Austria, Kamis (7/7/2022) pukul 02.00 WIB.
Pada laga pembuka itu di Stadion Old Trafford, sebanyak 72.000 tiket telah terjual habis. Itu akan menjadi rekor penonton bagi laga sepak bola putri di Inggris.
Kami tidak bisa hanya duduk di awan tertinggi. Kami harus tetap membumi. Kami memang berada di posisi yang baik, tetapi ada banyak (tim) favorit di turnamen ini jadi akan sangat sulit diprediksi.
”Kami tidak bisa hanya duduk di awan tertinggi. Kami harus tetap membumi. Kami memang berada di posisi yang baik, tetapi ada banyak (tim) favorit di turnamen ini, jadi akan sangat sulit diprediksi,” kata Wiegman kepada The Guardian.
Wajar bagi Wiegman menuntut performa terbaik pemainnya sejak pertandingan pertama. Ia telah memahami untuk menjadi juara di Eropa, Inggris harus tampil tanpa cela.
Itu telah ditunjukkan Belanda pada 2017. Kala itu, Lieke Mertens dan kawan-kawan menjalani enam laga dengan kemenangan di waktu normal, termasuk keunggulan mutlak 4-2 atas Denmark di partai puncak.
”Kami telah memulai persiapan menuju Piala Eropa sejak September dan bekerja secara intens dari pekan ke pekan. Di turnamen ini, kami hanya perlu mempertahankan hal yang selalu kami lakukan, yaitu fokus pada gaya permainan kami sebagai tim dan individu,” kata Wiegman yang membawa Belanda menembus final Piala Dunia Putri 2019.
Leah Williamson, bek sekaligus kapten Inggris, merasakan antusiasme yang besar pertama kalinya untuk timnas putri jelang Piala Eropa Putri 2022. Ia mengungkapkan, ucapan ”selamat berjuang” berdatangan dari seluruh fans tim Inggris. Sebelumnya, kata Williamson, dukungan hanya diterima dari keluarga dan sahabatnya.
Williamson mengakui, dukungan itu menghadirkan ekspektasi besar bagi timnya untuk berprestasi di Eropa. Pemain Arsenal itu percaya diri seluruh pemain Inggris tidak akan terbebani dengan ekspektasi itu. Namun, katanya, rasa gugup berpotensi akan dirasakan di awal turnamen.
”Kami bukan robot jadi tentu akan ada kegugupan. Kami menjalani pemusatan latihan dengan perasaan gembira dan menikmati setiap momen. Selanjutnya, tugas saya dan rekan setim untuk menampilkan hasil persiapan kami sejak laga pertama,” ujar Williamson kepada BBC.
Sejak Piala Eropa Putri digelar pada 1984, prestasi terbaik Inggris adalah menjadi runner-up pada edisi 1984 dan 2009. Pada edisi terakhir 2017, Inggris gagal melaju ke partai puncak karena dikalahkan Belanda di semifinal.
Selain menghadapi Austria, Inggris akan menghadapi Norwegia di Grup A. Norwegia bukan lawan yang mudah karena tim pemegang dua gelar Piala Eropa Putri itu akan kembali diperkuat penyerang Ada Hagerberg. Di laga penutup grup, Inggris akan menghadapi tim debutan, Irlandia Utara.
Putellas cedera
Di tengah antusiasme Inggris dan 15 tim lainnya untuk meraih supremasi di Eropa, Piala Eropa Putri 2022 akan kehilangan salah satu figur utama, yaitu kapten dan gelandang Spanyol, Alexia Putellas. Peraih trofi Ballon d’Or 2021 itu menderita cedera ACL (anterior cruciate ligament) pada lutut kirinya ketika tengah berlatih bersama timnas Spanyol di London, Selasa (5/7/2022).
Awalnya, Putellas diprediksi hanya mengalami masalah minor di lututnya. Namun, setelah melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit King Edward II, London, tim dokter spesialis menyebut bahwa cedera Putellas cukup parah karena merusak ACL-nya.
Kondisi itu membuat Putellas berjalan dibantu tandu ketika meninggalkan rumah sakit. Tidak hanya kehilangan kesempatan tampil di Piala Eropa Putri 2022, ia juga berpeluang akan absen pada mayoritas laga Barcelona di paruh pertama musim 2022-2023.
Cedera itu membuat Putellas sedih. Pemain asli Catalan itu tidak menyembunyikan hasratnya untuk membawa Spanyol menjadi juara Eropa. Sebelumnya, ia telah membantu Barcelona menjadi juara Liga Champions Putri musim 2020-2021.
”Timnas (Spanyol) tengah berkembang ke arah yang baik sehingga kami berharap mencatatkan hasil yang baik di Piala Eropa musim panas ini. Kemudian bisa tampil di Piala Dunia dan selanjutnya Olimpiade,” ujar Putellas kepada Kompas dalam wawancara virtual, akhir Februari lalu.
Bagi Spanyol, kehilangan Putellas akan menurunkan peluang mereka menjadi juara. Sebab, gelandang berusia 28 tahun itu adalah sosok tak tergantikan.
Ia memainkan 33 laga terakhir Spanyol sebagai pemain utama. Terakhir kali ia tidak membela Spanyol terjadi pada laga uji coba menghadapi Kanada, Mei 2019.
”Putellas adalah wajah bagi sepak bola putri Spanyol. Cederanya itu bisa menimbulkan efek negatif bagi mentalitas dan kepercayaan diri rekan setimnya sebab Putellas adalah inspirasi di dalam dan luar lapangan,” kata Emma Sanders, pengamat sepak bola putri BBC.
Sanders melanjutkan, “Bagi penonton netral, mereka kehilangan kesempatan untuk menyaksikan aksi pemain terbaik dunia di turnamen Eropa terbesar dalam sejarah sepak bola putri”.