Bagi timnas basket Indonesia, laga melawan Arab Saudi dan Jordania di kualifikasi Piala Dunia memiliki arti lebih. Jika mampu mengalahkan kedua tim Timur Tengah itu, Indonesia bakal punya modal besar menatap Piala Asia.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim nasional basket Indonesia sudah saatnya melepas luka trauma kekalahan dari Arab Saudi dan Jordania. Indonesia punya segalanya untuk bangkit, mulai dari kehadiran duet ”raksasa” Marques Bolden (24) dan Derrick Michael Xzavierro (19), kepercayaan diri yang setinggi langit, hingga keuntungan bermain di kandang sendiri.
Indonesia akan bertemu lagi dengan tim-tim Asia Barat itu dalam jendela ketiga kualifikasi Piala Dunia FIBA di Istora Senayan, Jakarta. Timnas terlebih dulu menghadapi Arab Saudi, Jumat (1/7/2022), sebelum melawan Jordania, Senin (4/7/2022).
Saat terakhir kali bertemu kedua tim itu, Indonesia takluk dari Arab Saudi, 66-95, dan Jordania, 64-94, di jendela kedua kualifikasi, Februari lalu. Mereka seperti diajari cara bermain bola basket yang benar.
Indonesia pun sudah dipastikan tidak bisa lolos ke Piala Dunia dari jalur kualifikasi karena sejumlah kekalahan itu. Meskipun demikian, Rajko Toroman, pelatih kepala timnas basket Indonesia, berkata, kedua laga itu penting untuk melihat perkembangan timnya jelang Piala Asia 2022.
Indonesia akan bertemu lagi dengan Arab Saudi dan Jordania di Grup A Piala Asia, 12-24 Juli 2022. Indonesia butuh kemenangan untuk melepas trauma sekaligus memacu kepercayaan diri timnya.
”Hasil (laga) tidak penting. Tetapi, kita bisa melihat bagaimana tim ini bersaing dengan tim-tim Timur Tengah. Saya berharap kita bermain bagus di dua laga itu,” ucap Toroman yang pernah melatih Jordania pada 2014-2016.
Menurut dia, timnas sudah banyak berubah sejak keterpurukannya pada Februari lalu. Mereka kini memiliki dua pemain raksasa yang menjadi kepingan hilang di tim, yaitu pemain naturalisasi Bolden (2,08 meter) dan pemain keturunan Indonesia-Kamerun, Derrick (2,06 meter).
Menjalani debut
Tanpa mereka, Indonesia kesulitan menghadapi tim-tim Timur Tengah yang unggul postur tubuh. Adapun Bolden dan Derrick akan menjalani debut mereka di kualifikasi Piala Dunia. Sebelumnya, Bolden tidak bisa bergabung karena berkompetisi di NBA G-League, sementara Derrick sedang mengikuti program NBA Global Academy.
”Kami bisa bersaing dalam hal ukuran (pemain) saat ini. Kami punya pemain yang bertugas sebagai pelindung keranjang. Derrick dan Marques bisa jadi sosok itu. Jika Anda bandingkan, kami jauh lebih baik saat ini,” ucap Toroman.
Indonesia juga semakin kokoh berkat kehadiran pelatih spesialis bertahan, Milos Pejic. Ia fokus membenahi pertahanan dan transisi, sementara Toroman menyempurnakan serangan. Aspek pertahanan, yang sebelumnya menjadi kelemahan utama kini justru menjadi kekuatan timnas.
Yang harus kami waspadai dari Arab (Saudi) adalah postur badan mereka yang besar. Jangan sampai banyak pelanggaran, terutama big man. Kami tak punya banyak pemain di posisi itu. (Derrick Michael Xzavierro)
Lewat perubahan komposisi pemain dan pelatih, timnas basket bisa meraih medali emas SEA Games untuk pertama kali dalam sejarah, yaitu di Vietnam pada Mei 2022. Mereka mengalahkan Filipina, tim papan atas Asia yang lebih kuat dari Arab Saudi dan Jordania, di laga penentu.
Derrick pun belajar banyak di Vietnam. Dia terlalu bersemangat pada laga versus Filipina. Akibat energi besar yang tidak bisa dikontrol, dia dikeluarkan dari lapangan pada kuarter keempat setelah membuat lima pelanggaran.
”Waktu itu saya terburu-buru dan emosional. Saya harus bisa mengontrolnya nanti. Yang harus kami waspadai dari Arab adalah postur badan mereka yang besar. Jangan sampai banyak pelanggaran, terutama big man. Kami tak punya banyak pemain di posisi itu,” ucap Derrick.
Kehilangan pemain terbaik
Indonesia dan Arab Saudi kehilangan salah satu pemain terbaik mereka. Indonesia bakal tampil tanpa guard andalannya, Abraham Damar Grahita, yang diistirahatkan karena tendonitis di lutut kiri. Adapun Arab Saudi bertandang tanpa center andalan, Mohammed Alsuwailem, yang cedera.
Terakhir kali bertemu Indonesia, Alsuwailem bermain sangat dominan di area dalam. Pemain setinggi 2,08 meter itu mencetak 14 poin, 12 rebound, dan 3 blok hanya dalam 20 menit. Lester Prosper, center naturalisasi Indonesia, kewalahan menjaganya ketika itu.
Sementara Abraham adalah pemain terbaik Indonesia pada jendela kedua kualifikasi. Dia mencetak rerata 17,5 poin dengan akurasi lemparan mencapai 51,8 persen. Posisinya nanti akan ditempati bergantian oleh duo pemain muda, Muhamad Arighi (23) dan Agassi Goantara (22).
Pada laga nanti, Arab Saudi akan ditangani pelatih baru, Mohamed Elkirdani. ”Saya baru ditunjuk sebulan. Kami tahu ini berbeda dari laga pertama (dengan Indonesia). Kami akan berusaha meraih hasil terbaik,” ujarnya.
Akibat perubahan kekuatan dan penampilan selama empat bulan terakhir, FIBA kini menempatkan Indonesia sebagai unggulan dalam laga versus Arab Saudi. Dalam urutan power ranking tim peserta dari Asia, Indonesia berada di peringkat ke-10, sementara Arab Saudi ke-15.