Kejutan Magic Pilih Paolo Banchero di Urutan Pertama
Pemain ”forward” potensial, Paolo Banchero, terpilih di urutan pertama NBA Draft. Banchero, yang dinilai lebih siap tampil di NBA, sukses membuat Orlando Magic berganti pilihan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
NEW YORK, JUMAT — Perkiraan banyak media Amerika Serikat terhadap tiga pilihan teratas NBA Draft 2022 meleset. Kejutan terjadi setelah Orlando Magic, yang mendapat giliran pertama dalam draft, tiba-tiba memilih pemain dari Universitas Duke, Paolo Banchero (19). Pemilihan itu mengejutkan, tetapi juga menjanjikan untuk Magic.
Sepekan setelah musim 2021-2022 selesai, NBA Draft langsung digelar di Barclays Center, New York, Jumat (24/6/2022) WIB. Acara yang merupakan rangkaian jelang musim baru tersebut dipandu langsung oleh Komisioner NBA Adam Silver.
Pemain paling potensial di kelas 2022, yaitu Banchero, Chet Holmgren (Universitas Gonzaga), dan Jabari Smith (Universitas Auburn), terpilih di tiga urutan teratas. Hanya saja, urutannya tidak sesuai prediksi banyak media. Magic, yang diperkirakan memilih Smith, justru mengambil Banchero.
Seperti laporan jurnalis The Athletic, Shams Charnia, sumbernya menyebut Magic tidak bertemu dan berlatih resmi dengan Banchero dalam proses jelang draft. Hal itu tidak seperti Smith yang sempat unjuk gigi kemampuannya di pusat pelatihan Magic, awal Juni.
Namun, Magic justru menjatuhkan pilihan ke forward setinggi 2,08 meter itu. Banchero, yang mengenakan setelan jas ungu, juga ikut terkejut. ”Saya mendengar Orlando belum yakin dengan pilihannya. Hanya menyiapkan diri untuk apa pun yang terjadi,” ucap Banchero kepada ESPN.
”Namun, saya tidak mengetahui bahwa benar-benar dipilih sampai sekitar 20 detik sebelum komisaris naik ke atas panggung. Saya bahkan tidak punya waktu untuk benar-benar memikirkannya atau apa pun. Itu terjadi begitu saja. Saya tidak percaya, tetapi saya sudah siap,” tambahnya.
Banchero digadang-gadang sebagai calon debutan paling siap untuk tampil di NBA. Di Duke, dia mencatatkan rerata 17,2 poin, 7,8 rebound, dan 3,2 asis selama 39 pertandingan. Dia mengantar Duke ke babak final four sebelum kalah dari rival terbesar mereka, North Carolina.
Holmgren dikenal sebagai center serba bisa. Meskipun punya tinggi 2,13 meter, dia piawai dalam mendribel bola dan menembak tiga angka.
Pemain dengan kemampuan teknik lengkap dan tubuh atletis ini juga dilatih oleh pelatih legendaris, Mike Krzyzewski atau ”Coach K”, selama di Duke. Coach K sudah terbukti berhasil melahirkan pemain bintang NBA, seperti Kyrie Irving dan Zion Williamson.
Alasan kesiapan itu mungkin yang membuat Magic berubah pikiran. Adapun Magic sedang membangun ulang fondasi tim dengan pemain muda. Mereka butuh pemain yang sudah siap tampil karena tidak ada veteran dalam tim. Banchero akan bergabung dengan tim muda yang di antaranya berasal dari Draft 2021, yakni Franz Wagner dan Jalen Suggs, serta dari Draft 2020, Cole Anthony.
Sementara di urutan kedua, Oklahoma City Thunder memilih Holmgren. Pilihan ini sesuai perkiraan. Center 20 tahun itu memang sudah diincar untuk mendampingi guard bintang di Thunder, seperti Shai Gilgeous-Alexander (23) dan Josh Giddey (19).
Pemain serba bisa
Holmgren dikenal sebagai center serba bisa. Meskipun punya tinggi 2,13 meter, dia piawai dalam mendribel bola dan menembak tiga angka. Dia mencatat rerata 14,1 poin dengan akurasi tiga angka 39 persen selama di Gonzaga.
Holmgren puas dengan pilihan itu. Sebelum draft, ada sedikit keraguan dia tidak akan dipilih Thunder dan Magic. Holmgren tidak menyerahkan catatan medis kepada dua tim tersebut. ”Ini situasi yang hebat. Banyak pemain hebat di sana dengan kemampuan yang unik. Saya berharap bisa membantu tim ini,” ucap pemain bertubuh kurus itu.
Smith baru dipilih oleh Houston Rockets di urutan ketiga. Rockets, yang berencana mengambil Banchero, berganti pilihan karena sang pemain telah diambil oleh Magic. Smith, yang juga merupakan forward setinggi 2,08 meter, sama seperti Banchero, yaitu dinilai sebagai pengganti tepat.
Akurasi tembakan
Salah satu kelebihan Banchero adalah menembak tiga angka. Dia mencatatkan akurasi 42 persen dari garis tiga angka selama di Auburn. Akurasi itu lebih tinggi ketimbang milik penembak terhebat NBA saat ini, Stephen Curry, ketika tampil bersama Universitas Davidson, 41,2 persen.
Smith tidak kecewa walaupun gagal menjadi pilihan pertama kelas 2022. ”Tuhan tidak membuat kesalahan. Jadi, saya bahagia untuk bisa berada di sini (bersama Rockets). Saya senang di mana pun saya diinginkan,” ujar pemain berusia 19 tahun tersebut. (AP)