Timnas sepak bola Indonesia siap tempur jelang menjalani laga perdana kualifikasi Piala Asia 2023 melawan Kuwait, Rabu malam. Pembenahan mental pemain jadi fokus Shin Tae-yong demi memenuhi target lolos ke babak utama.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
KUWAIT, SELASA - Tim nasional sepak bola Indonesia bakal menghadapi tantangan berat, yaitu menghadapi Kuwait, pada laga pembuka Grup A kualifikasi Piala Asia 2023 di Stadion Internasional Jaber Al-Ahmad, kota Kuwait, Kuwait, Rabu (8/6/2022) pukul 23.15 WIB. Pelatih Indonesia Shin Tae-yong memfokuskan pembenahan mental timnya menjelang laga krusial itu.
Selain mengatasi tekanan besar dari pendukung tim tuan rumah, mentalitas tangguh diperlukan untuk mengangkat kepercayaan diri tim ”Garuda”. Secara historis, Indonesia memiliki catatan buruk ketika menghadapi tim-tim asal Timur Tengah, seperti Kuwait.
Shin, dalam konferensi pers, Selasa (7/6/2022), menuturkan, 23 pemainnya telah siap tempur untuk merebut salah satu dari 11 tiket tersisa ke babak utama Piala Asia 2023. Ia juga telah menyiapkan taktik yang dibutuhkan timnya untuk meredam perlawanan tiga lawan di Grup A, yaitu Kuwait, Jordania, dan Nepal.
”Saya memiliki pemain muda dengan kemampuan yang baik. Dari hari ke hari, mereka kian menikmati permainan bersama. Hanya saja, mereka masih membutuhkan mentalitas yang lebih kuat untuk menghadapi laga melawan tim-tim yang kuat,” ucap Shin seperti dilansir media Kuwait, Al-Rai.
Memasuki tahun kedua menangani tim Garuda, pelatih asal Korea Selatan itu memahami bahwa aspek mental masih menjadi persoalan utama para pemainnya. Ia telah menyaksikan betapa lemahnya mental para pemain Indonesia ketika terprovokasi Thailand di semifinal SEA Games Vietnam 2021. Tiga pemain Indonesia diganjar kartu merah di pengujung laga itu.
Tim Garuda juga tampil gugup di laga pembuka SEA Games 2021 ketika dipukul Vietnam, sang tuan rumah, 0-3. Penampilan itu tidak lepas dari tekanan pendukung suporter Vietnam. Kekalahan di dua laga itu membuat Indonesia gagal mengakhiri penantian 31 tahun untuk meraih medali emas SEA Games.
Menjadi momok
Selain dua rival di Asia Tenggara yang belum bisa dikalahkan Garuda di era Shin itu, tim-tim Timur Tengah juga selalu menjadi momok bagi Indonesia. Dalam empat laga menghadapi tim kawasan itu, Indonesia selalu kalah. Empat laga itu terdiri dua laga kontra Afghanistan, lalu satu kali duel masing-masing dengan Oman dan Uni Emirat Arab.
Kuwait juga bukan lawan yang mudah ditaklukkan jika dilihat dari sisi historis. Sejak pertama kali berjumpa mereka pada Turnamen Merdeka di Kuala Lumpur, Malaysia, 19 Oktober 1980, Garuda telah enam kali menghadapi tim berjuluk ”Al-Azraq” itu. Hasilnya, Indonesia hanya sekali menang, tiga kali imbang, dan dua kali tumbang.
Satu-satunya kemenangan Indonesia atas Kuwait diraih pada duel Turnamen Merdeka di Kuala Lumpur saat itu. Selanjutnya, Indonesia kalah, 0-5, pada perebutan medali perunggu Asian Games Korea Selatan 1986. Kedua tim lalu imbang pada dua kali pertemuan di babak utama Piala Asia edisi 1996 dan 2000. Adapun dua duel terakhir tercipta di kualifikasi Piala Asia 2011, November 2009. Dalam dua laga itu, Indonesia tumbang, 1-2, di Kuwait, lalu imbang, 1-1, di Jakarta.
”Kami tahu Kuwait dan Jordania dua tim terkuat di grup ini. Tetapi, kami percaya diri untuk bisa menghadirkan kejutan. Jika sukses (lolos ke Piala Asia), hasil ini adalah capaian yang besar bagi sepak bola Indonesia,” kata Shin.
Dengan misi besar itu, Shin lantas memupuk kepercayaan diri kepada skuadnya sejak tiba di Kuwait, Sabtu (4/6/2022). Pada sesi latihan, Minggu lalu, Shin aktif memompa semangat timnya agar tidak gentar menghadapi tiga pesaingnya.
”Kita sudah jauh-jauh naik pesawat, jadi jangan murung dan angkat kepala kalian. Kita harus berjuang maksimal untuk lolos. Kalau kalah dan gugur, kita akan merasakan capai yang berlipat akibat kelelahan dan kecewa,” ucap pelatih berusia 51 tahun itu di hadapan 23 pemainnya saat latihan.
Irfan Jaya, penyerang sayap Indonesia, bertekad untuk tampil dengan kemampuan terbaik. Menurut dia, seluruh anggota skuad Garuda telah berusaha keras meningkatkan kemampuan diri, baik secara fisik maupun taktik, setelah meraih hasil mengecewakan karena ditahan Bangladesh, 0-0, pada laga uji coba, 1 Juni lalu.
”Kami berusaha untuk meraih hasil positif di laga pertama. Untuk itu, kami berupaya menjalankan taktik yang diberikan pelatih dengan baik,” ucap Irfan yang membela klub Bali United.
Adapun di kubu Kuwait, antusiasme mengemuka menyusul kehadiran pelatih asal Ceko, Vitezslav Lavicka. Hadirnya dia memberikan optimisme bahwa Al-Azraq bisa kembali tampil di Piala Asia. Terakhir kali mereka tampil di babak utama kejuaraan itu adalah pada Australia 2015.
Untuk memahami kekuatan tim Garuda, Lavicka bersama stafnya mempelajari video laga-laga Indonesia ketika menghadapi Timor Leste dan Bangladesh. Kemenangan 2-0 atas Singapura pada laga uji coba di Stadion Al-Nahyan, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 1 Juni 2022, menjadi modal kepercayaan diri Kuwait.
”Kami menargetkan kemenangan pada tiga laga kualifikasi ini. Keuntungan dukungan dari suporter harus kami maksimalkan. Di sisi lain, saya harus cermat menggunakan pemain agar mereka tidak kelelahan di tengah jadwal pertandingan yang padat,” ucap Lavicka seperti dikutip Al-Watan, media Kuwait lainnya.
Lavicka adalah penerima predikat Pelatih Ceko Terbaik pada 2006 dan 2016. Ia telah merasakan gelar juara liga bersama Slovan Liberec dan Sparta Praha di Liga Ceko. Ia juga mengantarkan Sydney FC meraih trofi Liga Australia musim 2009-2010.
Cuaca panas
Selain persoalan mental, pemain Indonesia juga harus cepat beradaptasi dengan iklim Kuwait yang tengah memasuki musim panas. Dalam tiga sesi latihan di Kuwait, tim Garuda berlatih dengan suhu rerata 41 derajat celsius.
Berdasarkan prakiraan cuaca, suhu di Kuwait pada laga kualifikasi nanti ialah 40 derajat celsius dengan kelembaban 19 persen. Meski awalnya merasa tidak nyaman dengan cuaca panas, kata Shin, para pemainnya mulai terbisa dengan kondisi itu setelah tiga hari berada di Kuwait.
”Pelatih (Shin) mengingatkan kami untuk cepat beradaptasi dengan cuaca panas di sini. Tetapi, (kendala cuaca) itu tidak sampai mengganggu fokus utama kami mempersiapkan diri menghadapi laga nanti,” kata Saddil Ramdani, pemain sayap Garuda.