Harapan Indonesia lolos ke Piala Asia 2023 tidak sejalan performa tim ”Garuda” sejauh ini. Catatan historis menghadapi dua pesaing terkuat, Jordania dan Kuwait, juga tidak menguntungkan Indonesia.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim nasional sepak bola Indonesia hanya memiliki waktu empat hari mempersiapkan diri tampil di laga pertama, yaitu menghadapi Kuwait, pada penyisihan Grup A kualifikasi Piala Asia 2023, Rabu (8/6/2022). Karena waktu yang singkat, Pelatih Indonesia Shin Tae-yong diragukan bisa meningkatkan performa skuad ”Garuda” yang stagnan seusai menjadi runner-up Piala AFF 2020.
Keraguan itu menguat setelah Indonesia ditahan tanpa gol oleh Bangladesh pada laga uji coba, Rabu (1/6) malam, di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Jawa Barat. Padahal, duel versus tim asal Asia Selatan itu adalah satu-satunya laga pemanasan Indonesia sebelum bersaing di babak ketiga kualifikasi Piala Asia 2023 menghadapi Kuwait, Jordania, dan Nepal di Grup A. Laga-laga itu akan digelar di Kuwait.
Kualitas dan kekuatan tiga calon lawan tim Garuda itu ada di atas Bangladesh. Mengacu peringkat FIFA per 31 Maret 2022, Bangladesh hanya menduduki peringkat ke-188. Mereka tidak jauh berbeda dari tim-tim Asia Tenggara, seperti Brunei Darussalam (peringkat 191) dan Timor Leste (198).
Adapun Jordania bertengger di peringkat ke-91, Kuwait ke-146, dan Nepal ke-168. Sementara Indonesia berada di peringkat ke-159, sedikit lebih baik dari Nepal. Padahal, hanya tim teratas di setiap grup yang punya hak lolos langsung ke babak utama Piala Asia 2023. Lalu, hanya lima runner-up dari enam grup yang berhak lolos mendampingi juara grup.
Di sisi lain, menurut Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali, belum ada peningkatan signifikan Indonesia bersama Shin yang tecermin dari laga versus Bangladesh. Saat itu, kata Akmal, tim Garuda minim kreativitas. Serangannya cenderung monoton karena lebih mengandalkan umpan-umpan panjang.
”Dengan permainan seperti itu, sulit berharap bisa membuat kejutan di kualifikasi Piala Asia. Dari tiga lawan, hanya Nepal yang sepadan dengan Indonesia,” ujar Akmal di Jakarta, Kamis (2/6).
Shin memahami kekecewaan pendukung Garuda. Ia juga kecewa dengan performa pemain depan timnya yang gagal memanfaatkan peluang meskipun mengkreasikan 13 tembakan yang empat di antaranya tepat sasaran.
Pada laga ke-20 menangani Indonesia itu, Shin mencoba tiga pemain depan baru, yaitu Muhammad Rafli, Stefano Lilipaly, dan Dimas Drajad. Dari ketiga pemain itu, hanya Stefano yang bermain baik dengan koleksi dua tembakan tepat sasaran. Meskipun begitu, Shin menganggap mereka masih belum memenuhi ekspektasinya.
Shin mengakui, perjalanan Indonesia di babak kualifikasi Piala Asia tidak akan mudah karena lawan yang dihadapi adalah tim-tim kuat. ”Pada undian grup, kami berada di pot ketiga. Jadi, kami akan menghadapi tim dari pot pertama dan kedua yang punya kualitas lebih baik (Jordania dan Kuwait). Namun, saat tiba di Kuwait, catatan itu tidak akan ada artinya. Bola itu bundar. Segalanya bisa terjadi,” katanya.
Dilihat dari catatan sejarah, Indonesia belum pernah menang ketika berjumpa Jordania dan Kuwait. Dari empat kali duel versus Jordania pada kurun 2004 hingga 2019, Indonesia selalu kalah. Adapun melawan Kuwait, catatan Indonesia lebih baik. Dari empat duel pada kurun 1996-2009, Indonesia sekali kalah dan tiga imbang. Khusus Nepal, tim Garuda baru sekali berjumpa, yaitu pada laga uji coba di Stadion Gajayana, Malang, Jawa Timur, Juni 2014. Kala itu, Indonesia unggul 2-0.
Optimistis
Terkait skuad, Shin mengungkapkan, ia tidak akan melakukan perubahan dari 29 pemain yang telah dipanggilnya untuk mengikuti pemusatan latihan sejak akhir Mei lalu. Ia masih optimistis dengan skuad timnya saat ini, termasuk tiga pemain andalannya yang absen saat menghadapi Bangladesh.
Kami akan lebih kuat setelah Egy, Ricky, dan Witan bergabung. Kami akan berjuang lebih keras untuk bersaing di kualifikasi Piala Asia.
Ketiga pemain itu adalah Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, dan Ricky Kambuaya. Egy diharapkan bisa pulih setelah mengalami cedera di ajang SEA Games Vietnam 2021. Adapun Witan dan Ricky baru saja melangsungkan pernikahan. Di sisi lain, Evan Dimas juga berpeluang bisa bergabung seiring mulai pulihnya dari cedera hamstring.
”Kami akan lebih kuat setelah Egy, Ricky, dan Witan bergabung. Kami akan berjuang lebih keras untuk bersaing di kualifikasi Piala Asia,” ucap Shin yang mempersembahkan medali perunggu di SEA Games Vietnam.
Tekad untuk memperbaiki diri juga disampaikan penyerang sayap, Saddil Ramdani. Bintang Sabah FC, klub Liga Malaysia, itu mengatakan, seluruh pemain timnya akan berlatih lebih keras untuk memenuhi target mengakhiri penantian selama 15 tahun tampil di Piala Asia. Kali terakhir Indonesia berpartisipasi di turnamen itu adalah pada 2007 dengan status tuan rumah.
”Saya dan pemain lain berusaha memperbaiki diri sesuai instruksi pelatih. Kami ingin tampil lebih baik di laga selanjutnya,” ucap Saddil.
Pemain naturalisasi
Adapun keinginan Shin untuk bisa memainkan dua pemain naturalisasi di kualifikasi Piala Asia 2023 belum bisa terwujud. Kedua pemain itu, yakni Jordi Amat dan Sandy Walsh, telah mengikuti latihan bersama tim di Bandung, pekan lalu. Namun, mereka dipastikan batal terbang ke Kuwait karena belum mendapatkan paspor Indonesia.
Proses naturalisasi kedua pemain itu belum rampung. Padahal, Amat dan Walsh telah menyelesaikan sejumlah proses untuk menjadi warga negara Indonesia, seperti menyerahkan surat keterangan resmi melepas kewarganegaraan dari negara asal, tes kesehatan, hingga wawancara tertutup dengan Badan Intelijen Negara (BIN).
”Hingga batas pendaftaran pemain di kualifikasi Piala Asia, mereka belum mendapatkan paspor Indonesia yang menjadi syarat pendaftaran itu,” kata Hasani Abdulgani, anggota Komite Eksekutif PSSI.