Babak eliminasi Seri Keenam Championship Tour Liga Selancar Dunia 2022 di Banyuwangi, Jawa Timur, kembali ditunda. Kondisi itu dimaklumi oleh peselancar karena itu situasi lumrah bagi para pemburu ombak terbaik.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
PLENGKUNG, KOMPAS — Setelah ditunda dari Minggu ke Senin (30/5/2022), babak eliminasi Seri Keenam Championship Tour Liga Selancar Dunia (WSL) 2022 di Pantai Plengkung atau G-Land, Banyuwangi, Jawa Timur, kembali ditunda sehari ke Selasa (31/5/2022). Penundaan itu akibat arah angin yang masih tidak ideal dan embusannya lebih pelan. Jika sebelumnya ombak yang dihasilkan cepat pecah, kali ini tinggi ombak tidak sampai 2 meter.
Namun, para peselancar tidak ambil pusing dengan penundaan tersebut. Menurut mereka, menunggu ombak terbaik memang menjadi bagian dari kehidupan dunia selancar. Bahkan, di beberapa kompetisi sebelumnya, mereka pernah mengalami penundaan lomba lebih dari dua hari.
”Tidak masalah lomba harus ditunda lagi. Menunggu ombak terbaik sudah menjadi keseharian kami. Sebelum ini, saya pernah mengalami penundaan lomba selama tiga-empat hari dalam kejuaraan di Jepang. Saya ambil sisi positifnya saja. Dengan adanya penundaan, kami memiliki waktu istirahat lebih banyak. Itu sangat berguna, terutama untuk peselancar yang baru saja menjalani jadwal padat dengan perjalanan yang jauh,” ujar peselancar Indonesia, Rio Waida, ditemui di sela-sela istirahat, Senin.
Dari pantauan Kompas, lomba dijadwalkan dimulai antara pukul 06.45 dan 07.05. Namun, karena cuaca kurang bersahabat, lomba ditunda ke pukul 09.15. Penundaan kembali terjadi dari pukul 09.15 ke pukul 11.45 akibat kondisi alam tidak berubah. Memasuki pukul 11.45, tidak ada tanda-tanda positif sehingga lomba ditunda ke pukul 14.45.
Sempat ada asa lomba bisa dilaksanakan karena perangkat perlombaan mulai membawa balon pembatas lomba ke tengah laut sekitar pukul 14.30. Akan tetapi, saat balon itu telah diletakkan, perangkat perlombaan justru membawanya lagi ke darat. Tak lama, muncul pengumuman di laman WSL bahwa lomba itu ditunda ke Selasa pukul 06.45/07.15.
Tidak masalah lomba harus ditunda lagi. Menunggu ombak terbaik sudah menjadi keseharian kami.
Menurut Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) Tipi Jabrik, sepanjang Seninarah angin sama dengan hari sebelumnya, yakni mengarah dari barat ke timur. Namun, kecepatannya cenderung lebih pelan, yakni sekitar 6 knot (11,112 kilometer per jam). Hal itu menyebabkan ombak yang dihasilkan lebih pendek dari biasanya.
”Sebagai kompetisi selancar tertinggi di dunia, para peselancar ingin tampil optimal. Apalagi mereka yang masuk babak eliminasi, ini kesempatan terakhir mereka untuk mendapatkan hasil lebih baik agar bisa menembus babak berikutnya (ke 16 besar untuk putra dan perempat final untuk putri). Ombak kemarin dan hari ini kurang berkualitas untuk memungkinkan lomba berjalan sesuai harapan,” kata Tipi.
Tetap produktif
Selama menanti kepastian lomba, para peselancar tetap mengisi waktu dengan produktif dengan berlatih pada pagi atau sore hari. Sehabis latihan, ada yang memilih istirahat, ada yang bercengkerama dengan rekan atau keluarga, dan ada yang menjalani aktivitas hiburan lain, seperti bermain kartu, biliar, dan melempar-lempar bola oval yang digunakan cabang sepak bola Amerika.
Rio, misalnya, pada Senin pagi tetap berlatih di kawasan Kong yang berjarak sekitar 1 kilometer setelah titik perlombaan. Peselancar kelahiran Saitama, Jepang, itu berlatih sekitar dua jam, dilanjutkan istirahat sejenak, dan bercengkerama dengan peselancar Jepang, Kanoa Igarashi, yang mengalahkannya di babak 16 besar Olimpiade Tokyo 2020.
”Dua hari ini, saya tetap latihan fisik dan teknik sekitar dua jam sehari. Selebihnya, saya istirahat atau ngobrol dengan teman saya dari Jepang (Igarashi). Saya tidak bisa main olahraga lain, seperti kartu, biliar, atau bola. Jadi, saya lebih baik fokus latihan dan menemui teman. Tidak bosan karena saya tetap bisa menikmati ombak dan banyak teman,” tuturnya.
Peselancar Amerika Serikat, Griffin Colapinto, mengatakan, ia tidak heran dengan penundaan lomba karena menunggu ombak terbaik. Hal itu adalah situasi lumrah dalam kejuaraan selancar. Sebelumnya, dia harus mengalami penundaan lomba hingga lima hari dalam ajang di Australia.
”Memang sedikit lelah,tetapi kami terbiasa menunggu seperti ini dalam tur kompetisi. Terkadang kami mesti menunggu lama karena tidak ada ombak. Ini adalah kondisi yang sangat normal untuk peselancar. Untuk itu, peselancar harus bisa sangat sabar,” terangnya.
Colapinto juga tidak jenuh dengan situasi berulang tersebut. Selain tetap berlatih, dia coba membunuh waktu dengan nongkrong atau bermain kartu dengan rekan-rekannya. Bermain kartu merupakan aktivitas favoritnya di luar selancar. ”Tidak membosankan karena di sini banyak teman. Kami bisa ngobrol, melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama,” ungkapnya.
Seri Ke-6 Championship Tour WSL 2022 ini diagendakan pada 28 Mei-6 Juni. Namun, karena lomba babak pembuka di hari Sabtu berlangsung mulus dan lancar, panitia sempat percaya diri lomba bisa tuntas lebih cepat pada Selasa. Dengan penundaan babak eliminasi selama dua hari, pelaksanaan babak selanjutnya juga akan tertunda.