Babak eliminasi Liga Selancar Dunia di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, ditunda dua kali, yakni dari pukul 06.45 ke pukul 09.00 dan dari pukul 09.00 ke 12.30. Hingga kini, lomba pun belum ada tanda-tanda dimulai.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
BANYUWANGI, MINGGU — Babak eliminasi kategori putra dan putri Seri Keenam Championship Tour Liga Selancar Dunia 2022 di Pantai Plengkung atau G-Land, Banyuwangi, Jawa Timur, yang menurut rencana dimulai pada Minggu (29/5/2022) pukul 06.45 mengalami dua kali masa penundaan. Itu akibat arah angin yang kurang ideal, yakni berembus dari barat ke timur. Arah angin tersebut membuat gelombang mudah pecah sehingga tidak memungkinkan peselancar melakukan aksi dengan sempurna.
”Kecepatan angin sebenarnya masih aman, sekitar 8 knots (14,82 kilometer per jam). Hanya saja, arah anginnya tidak bagus, yakni dari barat ke timur. Arah angin itu berlawanan dengan ombak. Idealnya, arah angin itu dari timur ke barat sehingga ombak yang dihasilkan lebih panjang dan tinggi, sempurna untuk perlombaan,” ujar Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) Tipi Jabrik saat ditemui di lokasi perlombaan, Minggu.
Merujuk laman resmi Liga Selancar Dunia, seharusnya ada 16 peselancar putra yang tampil dalam delapan heat babak eliminasi dan delapan peselancar putri yang tampil dalam empat heat babak eliminasi. Mereka adalah para peselancar peringkat kedua dan ketiga dari setiap heat babak pembuka. Nantinya, kalau keluar sebagai yang terbaik dari setiap heat babak eliminasi, bagi peselancar putra akan melaju ke babak 16 besar dan bagi peselancar putri lolos ke perempat final.
Tipi mengatakan, perangkat perlombaan dan para peselancar sudah bersiap untuk lomba sejak Minggu pukul 06.30. Semula, lomba itu dilangsungkan pukul 06.45 atau 07.00. Namun, karena cuaca kurang mendukung, lomba ditunda ke pukul 09.00. Sampai pukul 09.00, ternyata cuaca tetap belum lebih baik sehingga lomba ditunda lagi ke pukul 12.30.
Kami masih memantau kondisi angin. Kalau tetap tidak ada perubahan hingga pukul 12.30, kemungkinan lomba kembali ditunda ke pukul 16.00. Kalau sampai pukul 16.00 tetap tidak membaik, lomba bakal ditunda ke hari Senin (30/5/2022).
”Kami masih memantau kondisi angin. Kalau tetap tidak ada perubahan hingga pukul 12.30, kemungkinan lomba kembali ditunda ke pukul 16.00. Kalau sampai pukul 16.00 tetap tidak membaik, lomba bakal ditunda ke hari Senin (30/5/2022),” katanya.
Yang jelas, lanjut Tipi, panitia berusaha agar babak eliminasi bisa tetap dilaksanakan pada Minggu. Lagi pula, para peselancar tinggal di empat penginapan di sekitar kawasan perlombaan. Maka itu, panitia tidak sulit kalau harus mengumpulkan para peserta secepatnya ketika tiba-tiba cuaca membaik. ”Semua peserta terus standby (siaga). Mereka berada di sekitar tempat lomba. Jadi, gampang untuk on (dilaksanakan),” ujarnya.
Sementara itu, informasi penundaan lomba tidak sampai ke pengunjung. Untuk itu, para pengunjung terus berdatangan meskipun lomba tidak ada. Setidaknya, sekitar pukul 10.00, warga yang datang silih berganti dengan jumlah lebih kurang 20-30 orang per sesi. Warga yang datang dibatasi tiga jam saja agar tidak terjadi penumpukan.
Karena tidak ada informasi penundaan itu, semua pengunjung menunggu tanpa kepastian. Tak sedikit yang bertanya-tanya, tetapi tidak tahu mesti bertanya dengan siapa. Bahkan, ada yang mengira peselancar yang sedang berlatih adalah peserta lomba.
Warga Banyuwangi, Sutio (61), mengatakan, dia dan tujuh anggota keluarganya telah tiba di lokasi perlombaan sejak pukul 10.00. Mereka mengeluarkan modal karcis masuk Rp 10.000 per orang dan sewa mobil menuju kawasan lomba Rp 250.000 per unit.
Hingga pukul 12.15, Sutio tidak melihat ada tanda-tanda perlombaan. Situasi itu membuatnya kecewa karena tidak ada pemberitahuan lebih awal dari panitia. Andai diberi tahu bahwa lomba ditunda, mereka bisa mengurungkan masuk ke tempat lomba dan biaya tidak keluar sia-sia.
”Saran saya, panitia itu memberi tahu warga di depan pintu gerbang (Pancur) agar warga bisa memilih untuk tetap masuk atau tidak. Kalau begini, kami datang kan sia-sia. Sekarang, apa yang bisa dilihat. Kami cuma lihat laut saja. Padahal, kami penasaran sekali nonton lomba selancar karena memang tidak pernah melihat sebelumnya,” ujar Sutio yang hampir setiap bulan Januari merayakan Tahun Baru bersama keluarga di Plengkung.
Dari pantauan Kompas, per Minggu pukul 13.30, lomba tetap tidak ada tanda-tanda lomba mau dimulai. Akan tetapi, pengunjung baru tetap berdatangan. Sama dengan dialami Sutio dan keluarganya, mereka hanya duduk-duduk sambil menatap laut tanpa tahu bahwa lomba masih ditunda.