Atlet-atlet bulu tangkis paralimpiade Indonesia membawa pulang enam gelar juara dari turnamen Fazza Dubai di Uni Emirat Arab. Indonesia pun jadi juara umum ajang internasonal untuk atlet bulu tangkis disabilitas itu.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Tim bulu tangkis paralimpiade Indonesia menjadi juara umum turnamen Fazza Dubai Para Badminton ke-4 di Uni Emirat Arab seusai menjuarai enam nomor pertandingan, 24-29 Mei 2022. Sejumlah nama baru tampil menjanjikan di sana. Hasil ini menjadi bekal berharga Indonesia sebelum terjun di ASEAN Para Games, Juli-Agustus 2022.
Capaian Indonesia itu meningkat dibandingkan tahun lalu, yaitu menjuarai empat nomor. Tahun ini, diperkuat 14 pebulu tangkis disabilitas, Indonesia menjadi juara di tiga nomor tunggal dan tiga ganda. Di nomor tunggal putra SL4 (disabilitas tubuh bagian bawah), Fredy Setiawan bersusah payah menaklukkan wakil India, Tarun, dalam pertarungan tiga gim dengan skor 21-11, 9-21, dan 23-21.
Keberhasilan Fredy diikuti Khalimatus Sadiyah di nomor tunggal putri SL4. Peraih medali emas Paralimpiade Tokyo 2020 itu menundukkan atlet Jepang, Haruka Fujino, dengan skor 21-13 dan 21-18.
Sapta Kunta Purnama, pelatih tim bulu tangkis paralimpiade Indonesia, berkata, hasil turnamen Fazza Dubai menjadi bekal berharga menjelang ASEAN Para Games yang akan berlangsung di Solo, Jawa Tengah. Ia optimistis timnya dapat memenuhi target enam emas.
”Kami optimistis karena nomor-nomor yang diikuti di Dubai ada di ASEAN Para Games,” kata Sapta dihubungi dari Jakarta, Senin (30/5/2022).
Selain Fredy dan Khalimatus, Rina Marlina yang turun di nomor tunggal putri SH6 (disabilitas tubuh kecil) juga menjadi juara seusai mengalahkan atlet India, Nithya Sivan, 21-13, 21-10. Rina akan menjalani debut ASEAN Para Games di Solo.
Sapta mengatakan, sejumlah atlet-atlet baru, termasuk Rina, menunjukkan perkembangan yang menjanjikan di Dubai. Hikmat Ramdani, yang turun di nomor tunggal putra SL4, juga mampu tampil baik.
Namun langkahnya terhenti di babak gugur oleh wakil Korea Selatan, Shin Kyung Hwan, lewat laga tiga gim. Padahal, Hikmat sebelumnya mampu mengatasi Shin di babak penyisihan grup dalam dua gim langsung.
”Pengalaman Hikmat di kejuaraan internasional belum banyak. Kematangan bermainnya perlu diperbaiki. Tapi, dia menunjukkan perkembangan yang bagus. Semoga saat ASEAN Para Games betul-betul sudah meningkat,” kata Sapta.
Hikmat baru bergabung ke pemusatan latihan nasional pada Januari 2022. Ia dipanggil berkat performa bagusnya saat tampil di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) Papua 2021. Saat itu, ia membuat kejutan dengan mengalahkan seniornya, Fredy, di babak final dengan skor 21-16, 24-22.
Selain Rina dan Hikmat, Sapta menyoroti performa atlet paralimpian, Suryo Nugroho, yang turun di nomor tunggal putra SU5 (disabilitas tubuh atas). Menurut Sapta, penampilan Suryo belum terlalu optimal.
Saya bersyukur bisa merebut dua gelar juara di turnamen di Dubai ini. Tentu sangat bangga dan senang karena selama pandemi Covid-19 kami belum mengikuti turnamen internasional. (Khalimatus Sadiyah)
Suryo, ungkap Sapta, belum mampu mengembalikan berat badannya menjadi ideal seperti ketika mengikuti Paralimpiade Tokyo 2020. Ia meraih medali perunggu saat itu. ”Ada peningkatan pada berat badannya. Sekarang belum sesuai (kondisi) puncak waktu itu (di Tokyo). Jadi, berat badannya mesti diturunkan lagi,” ujar Sapta.
Tidak banyak turnamen internasional yang diikuti atlet Indonesia setelah Paralimpiade Tokyo. Maka itu, ajang Fazza Dubai Para Badminton bak oase bagi mereka untuk menguji hasil latihan di pelatnas.
Setelah Fazza Dubai, atlet-atlet senior direncanakan tampil di Bangkok, Thailand. Turnamen di sana kemungkinan besar akan menjadi babak akhir persiapan mereka sebelum berjuang di ASEAN Para Games.
Selain di nomor tunggal, Indonesia juga memenangkan tiga nomor ganda. Di ganda putra SL3 (gangguan satu atau kedua tungkai bawah dan keseimbangan buruk pada jalan/lari)-SL4, Fredy Setiawan dan Dwiyoko unggul 21-18 dan 21-16 atas pasangan Hikmat Ramdani and Ukun Rukaendi dalam final sesama Indonesia.
Di ganda campuran SL3-SU5, Fredy yang berpasangan dengan Khalimatus menundukkan pasangan Jepang, Taiyo Imai/Noriko Itoms dalam pertandingan tiga gim dengan skor 21-11, 8-21, dan 21-17. Kemudian, Indonesia juga menjuarai nomor ganda campuran SH6 melalui pasangan Subhan/Rina Marlina. Mereka mengalahkan wakil Thailand, Natthapong Meechai/Chai Saeyang, dengan skor 21-19 dan 22-20.
“Saya bersyukur bisa merebut dua gelar juara di turnamen di Dubai ini. Tentu sangat bangga dan senang karena selama pandemi Covid-19 kami belum mengikuti turnamen internasional,” kata Khalimatus dikutip dari siaran pers Komite Paralimpiade Indonesia.
Dengan menjuarai enam nomor, Indonesia keluar sebagai juara umum di turnamen Fazza Dubai. Peringkat kedua ditempati Korea Selatan yang menjuarai empat nomor. (IGA)