Flairene Candrea membuat kejutan dalam debutnya di SEA Games Vietnam 2021. Flai langsung mempersembahkan emas di ajang internasional pertamanya. Pencapaian Flai bisa terus bertambah seiring sifat lapar prestasinya
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
HANOI, KOMPAS - Tim renang Indonesia mempunyai harapan baru dari Flairene Candrea (17) yang memenangkan medali emas SEA Games nomor 100 meter gaya punggung putri, Selasa (17/5/2022) malam. Flairene menunjukkan perkembangan yang pesat semenjak bergabung di pemusatan latihan nasional Februari 2022. Potensi terpendamnya kian terasah dan bisa terus naik ke level yang lebih tinggi.
Flai, sapaan Flairene, menyisihkan lawan-lawannya dengan catatan waktu 1 menit 3,36 detik di final yang berlangsung di Aquatic Sport Palace, Hanoi. Ia mengungguli Chloe Kennedy Isleta dari Filipina yang mencatatkan waktu 1 menit 3,78 detik.
Perenang Filipina lainnya, Jessica Joy Geriane Taguba menempati peringkat ketiga dengan catatan waktu 1 menit 3,86 detik. Adapun perenang Indonesia lainnya, Masriani Wolf, harus puas berada di urutan keempat dengan catatan waktu 1 menit 4,51 detik.
Chloe merupakan peraih medali perak di SEA Games Filipina 2019. Absennya peraih emas SEA Games 2019, Nguyen Thi Anh Vien, dari Vietnam, membuat Chloe menjadi calon kuat peraih emas SEA Games edisi kali ini.
Akan tetapi, kehadiran Flai mematahkan prediksi itu. Flai yang baru bergabung bersama tim renang Indonesia pada Februari 2022 menunjukkan peningkatan signifikan di ajang renang internasional pertamanya. Tiga pekan sebelum SEA Games di Hanoi, Flai mencatat waktu 1 menit 3,71 detik di ajang time trial tim renang Indonesia.
Performa Flai terus meningkat saat SEA Games. Pada kualifikasi yang berlangsung pagi hari sebelum final, Flai menjadi perenang tercepat dengan catatan waktu 1 menit 3,23 detik. Catatan waktu itu lebih cepat dibandingkan saat time trial. Berkat catatan waktu itu pula Flai bisa memulai lomba di garis empat.
"Tadi pagi aku sudah berenang kencang juga. Termasuk waktu yang bagus. Namun, aku tidak cepat puas. Sore ini aku buktikan lagi bahwa aku bisa (lebih cepat)," ujar Flai seusai lomba.
Hasil yang diraih Flai boleh dibilang luar biasa mengingat dia baru tiga bulan bergabung di pelatnas. Sebelum turun di nomor renang lintasan, Flai merupakan atlet renang artistik peraih emas beregu di Pekan Olahraga Nasional Papua 2021. Pelatih tim renang Indonesia, Albert Sutanto, melihat bakat dalam diri Flai dan mengajaknya berlatih di renang lintasan.
Aku tidak cepat puas. Sore ini aku buktikan lagi bahwa aku bisa (lebih cepat). (Flairene Candrea)
Menurut Albert, Flai mempunyai kelebihan dengan bergerak sangat lembut di air. Selain itu, daya apung Flai sangat mengagumkan. Hanya saja, mental berlombanya belum begitu terasah karena termasuk debutan. Sebagai contoh, saat Masniari meraih emas di nomor 50 meter gaya punggung putri, Flai menangis.
"(Menangis) karena aku takut. Setelah melihat lawan-lawannya (Masriani), mereka kencang semua," ujar Flai.
Albert menyampaikan, tim pelatih mencoba untuk menjaga mental Flai agar siap menjalani pertandingan internasional pertamanya. Bagi Albert, Flai mempunyai potensi besar untuk menjadi perenang elite. Namun, mentalnya masih harus diperkuat untuk naik ke level yang lebih tinggi.
"Dia tidak pernah tanding internasional, bahkan kelompok umur saja belum pernah. Jadi ini lomba renang internasional pertamanya. Dia merasa takut dan gemetar. Temannya yang tanding, tetapi dia ketakutan," kata Albert.
Kendati sukses menyabet emas dalam debutnya, Flai mengaku masih belum puas dengan catatan waktunya saat ini. Ia masih penasaran ingin mencetak waktu 1 menit 2 detik di nomor estafet. Menurut Flai, program pelatih renang Indonesia, Michael Piper, cukup berdampak terhadap performanya, terutama program latihan ketahanan dan kecepatan.
Rasa lapar Flai akan prestasi tampak saat dia merasa masih belum puas terhadap catatan waktu saat kualifikasi. Dia sengaja tidak menyimpan tenaga untuk tampil di final pada sore harinya. Itu semata-mata untuk membuktikan kepada orang-orang di sekitarnya bahwa dirinya masih bisa tampil lebih baik lagi.
"Tadi pagi aku cuma ingin menunjukkan kalau aku bisa jadi top qualifier. Seperti tadi contohnya aku bisa berenang di lintasan 4. Aku tidak terlalu memikirkan medali, karena menurutku medali itu bonus, yang penting aku sudah berusaha yang terbaik saja," ujarnya.
Selain Flai, perenang Indonesia juga sukses mendapatkan medali. I Gede Siman Sudartawa menyumbangkan medali perunggu dari nomor 50 meter gaya punggung. Siman mencatatkan waktu 25,88 detik. Siman berada di bawah peraih emas, perenang Singapura, Quah Zheng Wen, yang membukukan waktu 25,83 detik. Peringkat kedua direbut perenang Vietnam, Paul Le Nguyen, dengan catatan waktu 25,86 detik.
Khusus untuk Siman, catatan waktu tersebut menjadi penurunan performa baginya. Siman merupakan peraih emas nomor 50 meter gaya punggung di SEA Games 2019. Saat itu, Siman mencatatkan waktu 25,12 detik. Saat time trial tiga pekan jelang SEA Games, Siman mencatatkan waktu 25,75 detik. Dengan catatan waktu seperti ini, akan sulit bagi Siman untuk bersaing di Asian Games Hanzhou 2022.
Albert mengakui penurunan performa Siman. Namun, ia tidak secara langsung menyebut ada ketidakcocokan antara program latihan Piper dengan Siman. Di era Piper, seluruh perenang diwajibkan memperbanyak renang dibandingkan gym. Program latihan tersebut dirasa berat bagi perenang senior seperti Siman.