Penampilan gemilang Carlos Alcaraz pada tahun ini berlanjut dengan gelar juara yang didapat dari ATP Masters 1000 Madrid. Dengan empat gelar juara, kini dia pun membidik gelar juara Perancis Terbuka.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MADRID, MINGGU—Carlos Alcaraz melanjutkan penampilan gemilangnya dengan meraih gelar juara untuk keempat kalinya pada tahun ini. Petenis berusia 19 tahun itu pun ingin menguji perkembangan performanya dalam level yang lebih tinggi, yaitu panggung Grand Slam.
Setelah menyingkirkan dua petenis terbaik, Rafael Nadal dan Novak Djokovic, pada perempat final dan semifinal ATP Masters 1000 Madrid, Alcaraz menundukkan petenis peringkat ketiga dunia, Alexander Zverev, dalam final. Di Stadion Manolo Santana, Caja Magica, Madrid, Minggu (8/5/2022), Alcaraz mendominasi pertandingan dengan kemenangan 6-3, 6-1 hanya dalam waktu 1 jam 3 menit.
Tak ada tanda-tanda kelelahan meski sehari sebelumnya bertanding selama tiga jam 35 menit saat berhadapan dengan Djokovic. Dia membuat Zverev tak berdaya dengan variasi taktik. Selain bisa menyerang dengan pukulan keras dari baseline, Alcaraz mendikte Zverev dengan dropshot dan passing shot.
Juan Carlos Ferrero, mantan petenis nomor satu dunia asal Spanyol, tersenyum melihat penampilan agresif anak didiknya dari tribune tim. Ferrero mendampingi Alcaraz sejak 2018.
Gelar dari Madrid ini menjadi yang keempat bagi Alcaraz pada tahun ini. Dia tak terkalahkan setiap kali tampil di final, yaitu pada ATP 500 Rio de Janeiro, ATP Masters 1000 Miami, dan ATP 500 Barcelona.
Tak hanya akan menaikkan posisinya dalam peringkat dunia, dari kesembilan menjadi keenam, gelar juara Madrid Masters juga memberi kesan mendalam baginya. ”Setiap kali melihat Rafa menjadi juara di sini, hal itu memberi saya kekuatan untuk bekerja keras untuk momen ini. Turnamen ini juga turnamen pertama yang saya tonton, jadi bisa mengangkat trofi juara di sini membuat saya emosional,” tuturnya dalam laman resmi ATP.
Atas pencapaian itu, Zverev pun menyebut Alcaraz sebagai bintang baru. Dia memprediksi, Alcaraz akan meraih banyak gelar Grand Slam.
Panggung persaingan tertinggi arena tenis profesional itu memang menjadi incaran Alcaraz. Grand Slam terdekat yang akan berlangsung adalah Perancis Terbuka di Roland Garros, 22 Mei-5 Juni.
Alcaraz pernah mencapai perempat final di Amerika Serikat Terbuka 2021 dan peningkatan performa setelah itu membuatnya sangat penasaran untuk menguji diri di Roland Garros.
”Saya ingin membuktikan level kemampuan saya di ajang Grand Slam. Saya ingin pergi ke Roland Garros dan juara. Mungkin banyak orang memfavoritkan saya menjadi juara, tetapi saya akan menjadikan itu sebagai motivasi,” katanya.
Setiap kali melihat Rafa menjadi juara di sini, hal itu memberi saya kekuatan untuk bekerja keras untuk momen ini.
Sebelum bersaing di Roland Garros, Alcaraz seharusnya tampil di Roma Masters pekan ini. Namun, dia mengundurkan diri karena cedera kaki kanan. Ketika bermain melawan Nadal, engkel kanannya terkilir. Engkel itu sebenarnya membengkak saat dia tampil di final. Selain itu, terdapat lecet juga pada kakinya yang memunculkan infeksi.
”Sebenarnya, untuk berjalan pun agak sulit. Tetapi, tim saya melakukan banyak upaya agar saya bisa tampil di final,” katanya.
Balas kekalahan
Sebelum bertemu di Madrid, Zverev selalu menang dalam dua pertemuan lain dengan Alcaraz yang terjadi di turnamen lapangan keras Acapulco dan Vienna 2021. Petenis Jerman itu selalu menang dengan straight sets, yaitu 6-3, 6-1, dan 6-3, 6-3.
Namun, performa Alcaraz melesat pada musim ini. Selain datang ke Madrid dengan tiga gelar juara, dia juga mencatatlima kemenangan dari tujuh pertemuan dengan petenis peringkat 10 besar dunia.
Alcaraztiba di final Madrid Masters dengan statistik selalu menang dalam delapan final terakhir sejak Oktober 2020. Dia meraih gelar mulai dari turnamen ATP Challenger, Final ATP NextGen 2021, ATP 250, hingga ATP 1000.
Posisinya dalam peringkat dunia juga turut melesat, yaitu dari 120 pada setahun lalu, menjadi kesembilan sejak 25 April 2022 dan kini menjadi peringkat keenam setelah melawan Zverev. Meski Zverev telah dua kali menjuarai Madrid Masters (2018 dan 2021) dan dua kali mengalahkan Alcaraz, final di Madrid menempatkannya pada posisi underdog.
”Tidak ada yang mengejutkan bagi saya. Saya tahu betapa bagusnya Carlos. Saat bertanding di Acapulco tahun lalu, saya mengatakan bahwa dia akan menjadi petenis 10 besar dunia pada 2023, ternyata dia melakukannya lebih cepat setahun dari perkiraan saya,” tutur Zverev. (AFP)