Petenis putri Polandia, Iga Swiatek, mempertahankan performa terbaiknya pada tahun ini. Dia menjuarai turnamen WTA 500 Stuttgart yang merupakan gelar keempatnya secara beruntun.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
STUTTGART, MINGGU — Empat gelar juara beruntun dari 23 kemenangan. Statistik itu ditorehkan petenis tunggal putri nomor satu dunia, Iga Swiatek. Gelar terakhirnya, yaitu dari turnaman WTA 500 Stuttgart, memperlihatkan karakter pejuang dari petenis berusia 20 tahun itu.
Kemenangan dengan skor 6-2, 6-2 atas Aryna Sabalenka pada final di Arena Porsche, Stuttgart, Jerman, Minggu (24/4/2022), memperlihatkan bahwa ia benar-benar siap menjalani laga puncak meski sehari sebelumnya harus menjalani tantangan sulit. Dalam semifinal, Swiatek harus bermain tiga jam tiga menit untuk mengalahkan Liudmila Samsonova, 6-7 (4), 6-4, 7-5.
Swiatek pun tak memiliki banyak waktu untuk pemulihan, tetapi dia tak mengalami kendala fisik untuk final. ”Saya tidak suka kekalahan, tetapi rasanya itu bukan hal yang bagus untuk menjadi motivasi. Intinya, saya tidak boleh menyerah. Sama seperti atlet lain, kami lahir untuk berjuang dan tidak menyerah. Saya bisa mencari solusi dalam momen penting,” tuturnya setelah semifinal.
Kesiapan yang dia nyatakan setelah mengalahkan Liudmila dibuktikan di lapangan. Petenis Polandia itu bahkan hanya bermain selama 1 jam 24 menit untuk mengalahkan Sabalenka di babak final. ”Terima kasih kepada tim yang telah membuat saya ’hidup’ lagi setelah pertandingan kemarin,” candanya.
”Pertandingan tadi adalah pertandingan berat. Kami berjuang untuk setiap gim. Semoga ada kesempatan lain untuk laga seperti tadi,” tutur Swiatek kemudian.
Gelar juara dari turnamen di lapangan tanah liat ini menambah tiga gelar untuknya dari turnamen lapangan keras berlevel lebih tinggi, yaitu WTA 1000. Dia menjadi juara di Doha, pada Februari, dilanjutkan dengan gelar ”Double Sunshine” di Amerika Serikat. Istilah itu adalah sebutan untuk petenis yang menjuarai turnamen di Indian Wells dan Miami dalam tiga pekan beruntun.
Performa terbaik
Seperti diakui Sabalenka, Swiatek berada dalam performa terbaik. Hal itu dia rasakan ketika Swiatek mengalahkannya pada perempat final di Doha, 2-6, 3-6. Padahal, dalam pertemuan pertama mereka, yaitu pada babak penyisihan grup turnamen Final WTA di Meksiko, November 2021, Sabalenka menang 2-6, 6-2, 7-5.
”Iga bermain sangat cepat dan agresif. Itu bukan cara bermain dia seperti biasanya. Saya terkejut dengan cara dia mendapat setiap poin hingga saya pun tak dapat mengimbanginya,” tutur Sabalenka tentang kekalahan di Doha.
Tahun lalu, saya selalu kesulitan ketika berhadapan dengan petenis yang memiliki pukulan keras. Saya akhirnya percaya diri setelah laga tersebut dan merasa itu adalah terobosan. Saya seharusnya fokus pada permainan sendiri, bukan pada cara bermain lawan. (Iga Swiatek)
Dari kekalahan itu, Sabalenka menyatakan lebih siap menghadapi setiap pukulan Swiatek di Stuttgart. Namun, petenis Belarus peringkat keempat dunia itu tertinggal dalam semua indikator statistik pertandingan.
Sabalenka tak bisa mengonversi dua break point menjadi kemenangan, sementara Swiatek empat kali mematahkan servis Sabalenka dari delapan kesempatan. Total, Swiatek mendapat 44 poin, sementara Sabalenka dengan 61 poin.
Belajar dari kemenangan yang didapat di Doha, Swiatek harus mengatasi permainan Sabalenka, petenis yang memiliki pukulan keras, dengan agresif. Gaya bermain Sabalenka bahkan sering dibandingkan dengan Serena Williams yang selalu mengerahkan semua tenaga dalam setiap pukulan. Swiatek pun melangkah ke final Stuttgart dengan percaya diri.
”Tahun lalu, saya selalu kesulitan ketika berhadapan dengan petenis yang memiliki pukulan keras. Saya akhirnya percaya diri setelah laga tersebut dan merasa itu adalah terobosan. Saya seharusnya fokus pada permainan sendiri, bukan pada cara bermain lawan,” tuturnya.
Setelah ini, Swiatek akan melanjutkan penampilannya pada dua turnamen WTA 1000 di tanah liat yang juga menjadi bagian dari pemanasan Grand Slam Perancis Terbuka, 27 Mei-10 Juni. Kedua turnamen itu akan berlangsung di Madrid, 28 April-7 Mei, dan Roma, 9-15 Mei.