Meskipun tidak lagi menentukan perebutan juara, duel ”el clasico” penting bagi Barcelona. Mereka ingin balas dendam dan ”menodai” Real Madrid.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
MADRID, SABTU — Laga Real Madrid versus Barcelona di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Senin (21/3/2022) dini hari WIB, tidak begitu memengaruhi kans kedua tim menjuarai Liga Spanyol. Meskipun begitu, aroma dendam masih membara di tubuh Barca. ”Blaugrana” berambisi memenangi el clasico untuk pertama kali sejak 2019 sekaligus menodai Real menuju gelar juara.
Apa pun hasil laga klasik kedua rival bebuyutan itu tidaklah terlalu berdampak bagi perjalanan Real menuju gelar juara liga. ”Los Blancos” kini unggul 10 poin dari pesaing terdekatnya, Sevilla, di peringkat kedua. Sementara Barca, yang menempati peringkat ketiga, tertinggal jauh, 15 poin, dari Real. Namun, Barcelona masih mempunyai tabungan satu laga tunda.
Dengan 10 laga tersisa, hasil apa pun yang diperoleh Real saat menghadapi Barca tidak berpengaruh langsung terhadap peluang mereka meraih gelar juara liga yang kini kian di depan mata. Penampilan Sevilla masih inkonsisten, sementara perbedaan poin antara Barca dan Real terlampau jauh.
Kendati demikian, bara panas yang berisikan dendam dan rivalitas masih dapat dirasakan jelang laga nanti. Meskipun tidak menentukan peluang juara, el clasico adalah partai penting penuh gengsi untuk Real. Setali tiga uang, di kubu Barca, laga besar itu bisa menjadi ajang pembalasan dendam seusai dipermalukan Real dalam dua pertemuan pada musim ini.
”El clasico adalah pertandingan terbaik tahun ini dan tujuannya adalah menang untuk terus berjuang di liga. Menghadapi el clasico adalah pergi ke pertandingan melawan rival secara langsung dan itu akan menentukan perjalanan kami menuju keberlanjutan liga,” kata bek kiri Barca, Jordi Alba, dikutip dari Football Espana, Sabtu (19/3/2022).
Para penggawa Barca tidak ingin kembali menelan kekalahan menghadapi Real. Dalam dua laga terakhir, Real begitu superior atas Barca. Los Blancos mengalahkan Barca, 2-1, dalam pertemuan pertama Liga Spanyol di Stadion Camp Nou, kandang Barca. Setelah itu, Barca kembali menelan kekalahan dari musuh bebuyutannya itu, yaitu 2-3, di semifinal Piala Super Spanyol. Turnamen yang diikuti masing-masing dua tim terbaik di Liga Spanyol dan Piala Raja (Copa del Rey) itu pun dimenangi Real.
Jika ditarik jauh ke belakang, dominasi Real atas Barca sudah terjadi sejak Maret 2019. Itu adalah kali terakhir Barca mampu memetik kemenangan atas Real, yaitu skor 1-0, melalui gol semata wayang Ivan Rakitic. Setelah itu, dalam enam pertemuan selanjutnya, Barca meraih satu kali hasil imbang dan lima kekalahan dari Real.
Kami sedang dalam bentuk permainan yang sangat bagus. Semangat tim betul-betul bagus. Ada banyak energi positif, termasuk bagaimana cara kami menatap laga melawan Real Madrid.
Selain mengamankan posisi mereka di empat besar liga, tiga poin yang bisa diraih dari laga itu sarat makna bagi Barca. Raihan tiga poin bisa menjadi pesan sekaligus bukti mereka telah kembali kompetitif dan siap menantang ”El Real” dalam perburuan gelar juara pada musim depan, baik itu di Eropa maupun Spanyol.
Barca sebelumnya berubah menjadi tim semenjana di bawah asuhan pelatih Ronald Koeman. Mereka kehilangan identitas permainan dan kerap menelan hasil negatif hingga sempat terlempar ke peringkat kesembilan liga pada paruh pertama musim ini. Kedatangan Xavi yang mengambil alih kursi kepelatihan tim memunculkan harapan baru bagi Blaugrana.
Tim berbeda
Di bawah asuhan Xavi, Barca bertransformasi kembali ke jati dirinya sebagai tim yang disegani. Penampilan Barca saat ini sangat berbeda ketika mereka ditangani Koeman, beberapa bulan lalu. Meski sempat kesulitan mengembalikan performa tim di awal masa tugasnya, Xavi kini perlahan mulai mampu mengembalikan Barca ke jalur kemenangan.
Tim asal Catalan itu memenangi empat laga terakhir di Liga Spanyol, termasuk kemenangan besar, 4-0, atas Osasuna, akhir pekan lalu. Valencia, Napoli, dan Athletic Bilbao juga menjadi korban keganasan Barca bersama Xavi. Pada tiap-tiap laga tersebut, Barca mencetak empat gol. Di Liga Spanyol, Barca juga belum terkalahkan di 12 laga sejak Desember 2021. Adapun Real tidak terkalahkan di delapan laga terakhir liga itu.
”Kami sedang dalam bentuk permainan yang sangat bagus. Semangat tim betul-betul bagus. Ada banyak energi positif, termasuk bagaimana cara kami menatap laga melawan Real Madrid,” ujar penyerang Barca, Memphis Depay.
Meskipun unggul cukup jauh dari Sevilla dan Barca, kiper Real, Thibaut Courtois, tetap menganggap el clasico selayaknya laga final. Courtois percaya bahwa kemenangan atas rival abadinya itu akan membuat gelar juara liga kian mendekat ke mereka. Kemenangan atas Barca sekaligus akan menjadi pesan kuat bagi kompetitor Real di liga bahwa mereka masih merupakan tim terbaik dan tidak menyia-nyiakan satu poin pun untuk tim lawan.
”Mewujudkan itu (menang atas Barca) akan menunjukkan bahwa kami sangat kuat. Mempertahankan minimal 10 poin dengan Sevilla dan unggul 18 poin atas Barca akan menjadi pukulan besar bagi tim lainnya,” kata Courtois.
Pekan berat
Real memang tidak boleh kehilangan satu poin pun dalam 10 laga ke depan. Hasil kurang optimal berpotensi membuat Real terpeleset, apalagi dengan banyaknya laga yang harus mereka mainkan pada bulan depan. Maka itu, Real ingin memperkuat posisi sebelum menghadapi rangkaian laga berat, beberapa pekan mendatang.
Selain Liga Spanyol, Real masih berpeluang menjuarai Liga Campions Eropa. Mereka akan menghadapi Chelsea di babak perempat final. Adapun di Liga Spanyol, Real masih ditunggu Sevilla, Atletico Madrid, dan Real Betis. Di atas kertas, ketiga tim itu masih mampu menyulitkan Real.
Menjelang duel versus Barca, Real pun mendapat kabar buruk. Penyerang andalan mereka, Karim Benzema, diragukan bisa tampil. Benzema belum terlihat di sesi latihan Real seusai menderita cedera saat timnya membekap Real Mallorca, 3-0, Selasa lalu. (AFP)