Wajah yang sudah menjadi ikon All-Star, seperti Kelly Purwanto, tidak terpilih di laga perang bintang musim ini. Wajah-wajah calon bintang baru justru marak bermunculan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Gelaran All-Star akan kembali lagi pada IBL Tokopedia 2022. Setelah absen semusim, ajang hiburan itu datang dengan banyak wajah pebasket baru yang terpilih. Fenomena tersebut menandakan semakin banyaknya calon bintang baru dan meluasnya pasar penonton liga.
IBL All-Star digelar setelah musim reguler selesai, Kamis (31/3/2022), di Hall Basket Senayan, Jakarta. IBL telah mengumumkan enam pemain utama dan dua pelatih yang mendapatkan suara penggemar terbanyak dari masing-masing Divisi Putih dan Divisi Merah.
Dalam daftar pemain, tidak ada nama ikon All-Star, Kelly Purwanto, point guard veteran Amartha Hangtuah. Padahal, pemain bergaya streetball ini hampir selalu hadir di ”perang bintang” sejak berkarier pada 2005. Para penggemar IBL sering menyebut, ”No Kelly, No Party”.
Kelly kalah bersinar dari guard rookie Prawira Bandung, Yudha Saputera. Yudha menjadi pemain yang paling banyak dipilih di posisi guard. Dengan 28 persen pemilih dari total suara, dia juga melampaui guard andalan timnas, Abraham Damar Grahita (14 persen) dan Andakara Prastawa (12 persen).
Di posisi forward, pebasket Hangtuah, Fisyaiful Amir, mengungguli Most Valuable Player IBL 2021, Jamarr Andre Johnson. If, sapaan Fisyaiful, merupakan salah satu bintang baru yang sedang naik daun dalam dua musim terakhir.
Youbel Sondakh, pelatih Satria Muda Pertamina Jakarta yang terpilih memimpin Divisi Merah, menilai, kehadiran para pemain baru ini sangat menyegarkan. Mereka pantas mendapat kesempatan itu karena bermain apik pada paruh pertama musim.
”Pendukung pasti melihat penampilan mereka beberapa minggu terakhir. Ternyata, pemain muda ini yang terlihat. Saya senang sekali karena ada regenerasi pemain muda, mereka bisa step up. Siapa tahu ini bisa menjadi lecutan bagi pemain senior,” kata Youbel yang beberapa kali tampil di All-Star saat masih aktif bermain.
Kejutan juga terjadi di Divisi Merah. Pemain musim kedua dari West Bandits Combiphar Solo, Rio Disi, terpilih menjadi guard dengan suara tertinggi. Forward Indonesia Patriots, Ali Bagir, juga akan menjalani All-Star pertama dalam kariernya, mendampingi forward veteran Satria Muda, Arki Wisnu.
Pemungutan suara All-Star dilakukan sejak 28 Februari sampai 13 Maret. Sebanyak 8.500 penggemar memilih dalam rentang waktu tersebut. Jumlah suara itu tiga kali lebih banyak daripada gelaran sebelumnya pada musim 2020.
Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah berkata, fenomena kemunculan wajah baru di All-Star tidak lepas dari peningkatan signifikan jumlah pemilih. Banyak di antara pemilih yang merupakan penggemar baru. Mereka terbawa berkat kehadiran empat tim debutan yang datang dari berbagai segi bisnis, seperti industri hiburan dan e-sport.
Pendukung pasti melihat penampilan mereka beberapa minggu terakhir. Ternyata, pemain muda ini yang terlihat. Saya senang sekali karena ada regenerasi pemain muda, mereka bisa step up.
”Pasti ada pengaruhnya (penggemar baru) dengan liga semakin berkembang. Nama-nama seperti Kelly dan Daniel Wenas biasanya tidak pernah absen. Sekarang ada Rio dan Bagir. Itu membuktikan wajah liga selalu ada yang baru pada setiap generasi. Pemungutan suara itu bisa menjadi cermin penggemar karena setiap orang hanya bisa memilih sekali,” ujarnya.
Format lama
IBL All-Star kali ini akan kembali ke format lama, pertandingan antarpemain terbaik dari dua divisi. Adapun pada 2020 hanya ada satu tim yang dikumpulkan untuk bertanding melawan Indonesia Patriots atau tim nasional senior.
Divisi Merah diperkuat dua guard West Bandits, Rio dan Widyanta Putra Teja, serta Arki (Satria Muda), Bagir (Patriots), Yonathan (Pacific Caesar), dan pemain asing Tyree Jamar Robinson (Satya Wacana). Divisi Putih diisi oleh duet guard Prawira, Yudha dan Abraham, serta Kaleb Ramot Gemilang (Dewa United), If (Hangtuah), Vincent Kosasih (Pelita Jaya), dan pemain asing Shavar Newkirk (NSH).
Bagi If, bisa masuk All-Star untuk pertama kalinya merupakan sebuah batu loncatan untuk semakin berkembang. ”Saya senang bisa dipilih penggemar. Semoga bisa menghibur nantinya. Tetapi, untuk saat ini, saya hanya ingin fokus membawa Hangtuah lolos ke playoff,” kata pebasket berusia 25 tahun itu.
Youbel terpilih sebagai pelatih Divisi Merah, sedangkan David Singleton (Prawira) terpilih melatih Divisi Putih. Mereka akan dibebaskan memilih enam pemain lagi untuk tim masing-masing.
”Saya sudah biasa mencari pemain sesuai kebutuhan tim. Jadi, saya akan memilih posisi mana yang kurang. Saya juga akan mempertimbangkan performa mereka di liga. Juga mungkin pemain dengan voting banyak, tetapi belum terpilih,” tambah Youbel.
Pada awalnya, All-Star musim ini direncanakan berlangsung pada pertengahan musim, setelah seri ke-4. Namun, rencana itu diubah karena penyelenggaraan sisa musim reguler dipusatkan di ”gelembung” Jakarta.
Akibat pertimbangan jadwal padat selama di ”gelembung”, ajang itu pun ditunda hingga akhir musim reguler. Selain laga Divisi Merah versus Divisi Putih, ”Perang Bintang” juga menyajikan kontes three point, skill challenge, dan slam dunk.