Anthony Elanga menjadi pemain muda paling bersinar di skuad Manchester United. Gol debutnya di Liga Champions menghadirkan hasil imbang penting "Setan Merah" pada laga kontra Atletico Madrid di fase gugur Liga Champions.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MADRID, KAMIS - Penyerang sayap, Anthony Elanga, ibarat oase di tengah performa ”angin-anginan” Manchester United pada musim ini. Sempat jadi kambing hitam atas tersingkirnya MU di Piala FA, jebolan akademi MU itu menjadi pahlawan baru ”Setan Merah” berkat gol-golnya yang krusial.
Pemain berusia 19 tahun itu hanya butuh waktu lima menit untuk menyelamatkan MU sekaligus mewujudkan mimpinya di Stadion Wanda Metropolitano, markas Atletico Madrid di Spanyol, Kamis (24/2/2022) dini hari WIB. Ia tampil pada menit ke-75, yaitu menggantikan Marcus Rashford, pada laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions Eropa itu.
Ia mencetak gol pada menit ke-80 laga itu. Menariknya, gol itu tercipta melalui sentuhan dan tembakan pertamanya yang diciptakannya di laga itu. Golnya itu membantu MU menjaga asa lolos ke perempat final. MU sempat tertinggal lebih dahulu lewat gol sundulan striker Atletico, Joao Felix, pada menit ke-7. Laga itu lantas berakhir imbang, 1-1.
”Saya memiliki mimpi momen seperti ini, yaitu mencetak gol di Liga Champions melawan tim top Eropa, seperti Atletico Madrid. (Gol) ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan,” kata Elanga kepada BT Sport seusai laga itu.
Sejak dipromosikan oleh Manajer MU Ralf Rangnick untuk tampil di skuad utama MU, awal Desember lalu, Elanga telah tampil di tiga kompetisi, yaitu Liga Inggris, Liga Champions, dan Piala FA. Total, ia telah bermain di 13 laga dengan durasi 519 menit. Elanga sudah menghasilkan tiga gol, musim ini.
Elanga berkata, ia selalu berusaha tenang dan mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya saat diberi kepercayaan tampil. ”Saya selalu ingin menjadi pemain terbaik di lapangan,” ujar Elanga yang mengukir sejarah baru sebagai pencetak gol termuda tim Setan Merah di babak gugur Liga Champions.
Sebelum membantu MU meraih hasil imbang dari Atletico, Elanga juga ikut mengubah permainan MU di ”Derbi Mawar” menghadapi Leeds United, akhir pekan lalu. Bersama Fred, ia tampil sebagai pemain pengganti ketika laga itu tengah imbang 2-2. Laga itu lantas dimenangi MU, 4-2.
Saya berharap pemain lainnya menjadikan Elanga teladan. Ia patut menjadi teladan bukan karena selalu melakukan segala hal dengan sempurna di setiap laga, melainkan karena ia bisa menikmati penampilannya di atas lapangan. (Ralf Rangnick)
Elanga mencetak gol pada menit ke-88 untuk menyegel tiga poin MU dari Stadion Elland Road. Gol itu pun menjadi cara membalaskan kebencian pendukung Leeds kepadanya. Ketika merayakan gol ketiga MU yang dicetak Fred pada menit ke-70, Elanga menjadi korban lemparan koin suporter Leeds. Beruntung, ia tidak mengalami luka parah.
Sosok teladan
Kekuatan mental dan tekad adalah salah satu kelebihan Elanga. Ia tak mudah terpuruk saat kesulitan atau nasib buruk menimpanya. Pada 4 Februari lalu, ia menjadi kambing hitam kegagalan MU lolos ke babak 16 besar Piala FA. Mereka kalah dari Middlesbrough lewat adu penalti pada babak 32 besar. Saat itu, Elanga adalah satu-satunya penendang MU, dari total delapan eksekutor, yang gagal mengeksekusi penalti.
Kegagalan itu lantas ia tebus dengan gol ke gawang Leeds dan Atletico. Maka, bagi Rangnick, Elanga sosok pemain muda yang dibutuhkan MU. Elanga selalu memberikan kemampuan terbaiknya dan jarang mengecewakan. ”Saya berharap pemain lainnya menjadikan Elanga teladan. Ia patut menjadi teladan bukan karena selalu melakukan segala hal dengan sempurna di setiap laga, melainkan karena ia bisa menikmati penampilannya di atas lapangan,” tutur Rangnick.
Mantan pemain MU, Owen Hargreaves, ikut memuji Elanga. Menurutnya, Elanga ibarat oase bagi MU saat ini. ”Anthony Elanga memberikan jalan keluar bagi kebutuhan MU terhadap efektivitas di zona pertahanan Atletico. Anak muda itu (Elanga) tampil tanpa rasa takut dan melecut pemain lain tampil lebih baik di akhir laga,” ucap Hargreaves kepada BBC.
Ketajaman Elanga menghadirkan kekecewaan bagi Pelatih Atletico Madrid Diego Simeone. Sumbangan gol pemain lulusan akademi MU itu membuyarkan ambisi Simeone meraih kemenangan di hadapan sekitar 63.000 pendukung Atletico. "Kami menampilkan permainan yang baik dan mendominasi serangan. Tetapi, mereka bisa memaksimalkan satu-satunya peluang yang diciptakan untuk menjadi gol,” kata Simeone.
Rekor Haller
Ketika Elanga menjadi pahlawan baru MU, sejarah lainnya juga hadir di Stadion Da Luz dalam laga Benfica versus Ajax Amsterdam. Penyerang Ajax, Sebastien Haller, menjadi pemain pertama di Liga Champions Eropa yang selalu mencetak gol pada tujuh laga pertamanya di kompetisi itu.
Di Liga Champions musim ini, ia menjadi sosok penting bagi Ajax yang belum terkalahkan. Total 11 gol dicetak Haller dari tujuh laga bersama Ajax. Jumlah golnya itu adalah 55 persen dari total 20 gol Ajax di Liga Champions musim ini. Pada laga menghadapi Benfica itu, ia mencetak masing-masing satu gol untuk Ajax dan Benfica. Duel itu lantas berakhir imbang 2-2.
”Saya menyalahkan diri saya atas gol (bunuh diri) itu. Mungkin, jika saya berada di posisi lain, itu tidak akan terjadi. Itulah mengapa kami harus tetap fokus di setiap momen di dalam pertandingan,” kata Haller kepada RTL 7.
Meskipun mencetak sejarah baru, Haller mengaku tidak puas. Ia bertekad tampil jauh lebih baik pada laga berikutnya. “Saya tidak bahagia dengan hasil akhir (2-2). Sulit untuk puas dengan hanya bermain imbang. Kami akan bermain jauh lebih baik pada pertandingan di Amsterdam nanti,” ucap Haller, penyerang tim nasional Pantai Gading.
Pelatih Ajax Erik ten Hag pun tidak puas dengan produktivitas pemainnya.
Hasil imbang di Da Luz mencoreng penampilan sempurna Ajax yang sebelumnya selalu menang di enam laga babak penyisihan grup. “Kami memiliki dua atau tiga kesempatan yang gagal kami maksimalkan. (Edson) Alvarez, (Ryan) Gravenberch, dan Antony (Santos) seharunya juga bisa mencetak gol,” kata Ten Hag mengomentari laga versus Benfica.