Bogor Lavani bertransformasi pada putaran kedua Proliga 2022. Mereka tak lagi sporadis menyerang dan buru-buru menang. Mereka lebih tenang dan displin sehingga tampil solid untuk menang 3-0 atas Kudus Sukun Badak.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Bogor Lavani tampil sangat berbeda memasuki putaran kedua PLN Mobile Proliga 2022. Dengan banyak perubahan, mereka mampu tampil lebih solid sehingga menang telak 3-0 (25-17, 25-19, 25-20) atas Kudus Sukun Badak dalam laga tunggal hari ketiga seri kelima pada putaran kedua Proliga 2022 di Padepokan Bola Voli Sentul, Jawa Barat, Minggu (13/2/2022).
Itu pertama kalinya tim milik Presiden Keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono ini menang 3-0 dalam Proliga musim ini. ”Puji syukur, hari ini, anak-anak tampil luar biasa. Padahal, dalam putaran pertama, kami menang 3-1 (25-17, 29-31, 26-24, 25-16) atas Kudus yang belum diperkuat pemain asing dalam laga yang sengit. Namun, sekarang, kami bisa menang meyakinkan atas Kudus yang sudah diperkuat dua pemain asing,” ujar asisten pelatih Lavani Erwin Rusni.
Lavani ini tim yang unik dalam Proliga 2022. Mereka selalu menang di set pertama dari lima laga putaran pertama. Itu karena permainan mereka sporadis mengandalkan smes-smes keras, terutama dari dua pemain asingnya, yakni opposite asal Brasil Leandro Martins Da Silva dan outside hitter asal Kuba Jorge Gonzales Garcia. Apalagi Leandro memiliki tinggi 217 sentimeter (cm) dan Garcia bertinggi 204 cm sehingga bisa melakukan smes over block atau tidak terjangkau blocker lawan.
Akan tetapi, permainan seperti itu memiliki kelemahan yang mampu dioptimalkan setiap lawan memasuki set-set selanjutnya. Karena terlalu dieksploitasi di set pertama, stamina Leandro maupun Garcia menurun di set-set berikutnya. Hal itu sangat memengaruhi rekan-rekannya sehingga intensitas permainan mereka anjlok. Selain itu, lawan mudah membaca cara bermain yang monoton tersebut.
Tak pelak, Lavani nyaris selalu kalah di set kedua selama putaran pertama. Satu-satunya kemenangan mereka di set kedua saat menghadapi Palembang Bank SumselBabel dalam seri keempat, Sabtu (29/1). Namun, permainan mereka antiklimaks. Setelah unggul 2-0, mereka akhirnya kalah 2-3 (25-19, 25-18, 17-25, 19-25, 10-15) pada laga tersebut.
Berbenah
Kendati demikian, grafik buruk itu tampaknya telah dibenahi dalam masa jeda atau libur dua pekan usai putaran pertama berakhir. Itu terlihat ketika mereka bertemu Sukun Badak kali ini. Mereka bermain jauh lebih tenang, stabil, dan displin.
Bola tidak hanya tertuju kepada Leandro dan Garcia. Kedua pemain itu dimanfaatkan lebih efektif, yakni cuma diberikan bola yang benar-benar matang. Posisi Leandro pun sedikit berubah, yakni dari biasanya diberi bola di sudut-sudut lapangan menjadi di wilayah antara posisi dua dan tiga atau posisi tiga dan empat. Adapun Garcia lebih banyak melakukan serangan dari wilayah antara posisi tiga dan enam atau serangan dari belakang.
Sisanya, serangan lebih bervariasi dengan mengandalkan pemain lokal, seperti outside hitter Doni Haryono. Bahkan, sesekali, setter Dio Zulfikri menjadi penyumbang poin dengan bola-bola tipuan. Terlepas dari serangan, pertahanan mereka juga meningkat. Mereka sulit dimatikan dan bloknya rapat. Statistik menunjukkan, blok mereka justru bisa membuahkan 11 poin.
Sekarang, kami bisa menang meyakinkan atas Kudus yang sudah diperkuat dua pemain asing. (Erwin Rusni)
Erwin mengatakan, mereka memang melakukan evaluasi habis-habisan selama libur dua pekan tersebut. Tiga aspek utama yang diperbaiki, yakni servis lebih menekan, blok lebih rapat, dan tidak terburu-buru untuk mendapatkan poin atau kemenangan.
”Selama putaran pertama, anak-anak ini tidak sabar untuk mendapatkan poin dan menang. Maka itu, permainan tidak terkontrol selesai set pertama. Kami tidak mau itu terulang di putaran kedua. Kami terus mengingatkan pemain bahwa menang di set pertama dan kedua bukan berarti laga sudah berakhir. Masih ada laga set ketiga, bahkan keempat dan kelima. Kalau tidak konsentrasi, kami bisa berbalik kalah, seperti laga melawan Palembang,” terangnya.
Raihan tiga poin itu mengangkat posisi Lavani di papan klasemen, yakni dari urutan keempat menjadi ketiga dengan 11 poin dari enam laga. Poin mereka sama dengan Jakarta Pertamina Pertamax di puncak klasemen tetapi Pertamina unggul jumlah kemenangan. Poin Lavani lebih baik dari BNI 46 di peringkat kedua dengan 10 poin dari enam laga tetapi BNI 46 mengoleksi jumlah kemenangan lebih banyak.
Akan tetapi, kemenangan meyakinkan itu cukup untuk meningkatkan semangat para pemain Lavani. ”Hasil ini akan memicu anak-anak untuk bangkit di putaran kedua. Semoga kami terus konsisten dan semakin membaik dari laga ke laga. Ini modal berharga untuk bisa mendapatkan tiket ke final four (empat besar),” katanya.
Sebaliknya, kekalahan itu membuat Sukun Badak terbenam di dasar klasemen, yakni tempat keenam dengan 5 poin dari enam laga. Langkah mereka untuk bisa lolos ke final four menjadi lebih berat dibanding lima peserta lainnya.
”Kekalahan ini akibat kami kehilangan pemimpin di lapangan, menyusul absennya setter Aji Maulana. Saat tertekan, tim tidak percaya diri dan tidak ada sosok yang bisa membangkitkan mental. Kesalahan sendiri pun terus diulang,” pungkas pelatih Sukun Badak Ruhadi Mulyo.