Fabio Quartararo belum mendapatkan peningkatkan tenaga YZR-M1 yang signifikan dan perlu berkompromi dengan mengoptimalkan keunggulan motornya, terutama dalam kelenturan dan kemudahan menikung.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SEPANG, SABTU — Fabio Quartararo belum puas dengan kecepatan puncak motor barunya, meskipun bisa mencapatkan pace atau kecepatan tiap putaran yang kompetitif. Dia hanya menempati posisi kesepuluh kecepatan puncak dengan 332,3 kilometer per jam, tetapi itu dinilai bukan top speed yang sah karena melewati titik pengereman. Kondisi ini membuat Quartararo kesulitan saat melakukan time attack yang sangat krusial untuk mencetak waktu tercepat satu lap dalam kualifikasi.
Quartararo mengakhiri hari pertama tes pramusim MotoGP 2022 di Sepang, Malaysia, Sabtu (5/2/2022), di posisi keenam. Dia mencetak waktu terbaik 1 menit 59,002 detik pada lap ke-49 dari 57 putaran yang dia selesaikan. Juara bertahan itu terpaut 0,631 detik dari Aleix Espargaro (Aprilia) yang tercepat dengan waktu 1 menit 58,371 detik.
Adapun dalam kecepatan puncak, pebalap tim Monster Energy Yamaha itu sempat mencetak 332,3 kilometer per jam. Namun, Quartararo menilai itu tidak sah karena dia melewati titik pengereman. Top speed terbaiknya kemudian 329,2 kilometer per jam, setara dengan Alex Rins (Suzuki) dan Miguel Oliveira (KTM) di urutan ke-19.
”Besok saya ingin lebih banyak mengerjakan setelan motor. Sejauh ini, saya senang dengan pace, tetapi tidak dengan time attack. Sesaat sebelum time attack, saya melakukan putaran dengan ban medium dan menyelesaikan 26 putaran dengan ban itu. Untuk melangkah dari ban itu ke ban lunak baru, saya tidak mendapat keuntungan penuh dari ban lunak,” ungkap Quartararo di laman yamahamotogp.
”Tetapi besok (Minggu) kami akan memiliki kesempatan lain untuk melakukan time attack, dan secara umum saya perlu memperbaiki gaya berkendara saya, karena setelah tiga bulan saya kurang cepat saat menikung, padahal itu kekuatan motor kami,” tegas pebalap asal Perancis itu.
Hasil tes hari pertama ini memberi gambaran awal M1 yang belum mendapatkan peningkatan kecepatan puncak yang signifikan. Padahal, itu merupakan area yang paling menyulitkan para pebalap Yamaha musim lalu, khususnya di trek-trek dengan banyak lintasan lurus.
Tentu saya ingin tenaga kuda yang lebih besar, tetapi pada akhirnya kami tidak bisa menemukan (peningkatan tenaga). Jika kami memiliki, itu bagus. Tetapi, jika kami tidak memiliki, tidak ada gunanya mengatakan setiap saat bahwa motor kehilangan tenaga.
”Sangat mirip dengan tes di Jerez. Saya cukup senang pada satu momen karena top speed saya sangat tinggi, 332, tetapi saya mengerem setelah speed trap. Jadi saya pikir itu bukan kecepatan sesungguhnya. Tetapi kami masih memiliki hari esok dan saya ingin melihat sedikit lebih dalam terkait motor,” ungkap Quartararo.
Kekurangan M1 yang belum bisa teratasi ini, tidak lantas membuat Quartararo kehilangan motivasi. Dia menerima kondisi itu, dan terus berusaha mencari celah untuk mengoptimalkan potensi motornya. Mentalitas seperti itu merupakan salah satu kunci Quartararo meraih gelar juara MotoGP musim lalu. Dia menyikapi setiap kendala dengan kepala dingin, tidak mencari kambing hitam, tetapi mencari solusi bersama timnya.
”Tentu saya ingin tenaga kuda yang lebih besar, tetapi pada akhirnya kami tidak bisa menemukan (peningkatan tenaga). Jika kami memiliki, itu bagus. Tetapi, jika kami tidak memiliki, tidak ada gunanya mengatakan setiap saat bahwa motor kehilangan tenaga,” tegas Quartararo seperti dikutip Crash.
Pebalap berusia 22 tahun itu menambahkan, ”Jika Anda tidak memiliki tenaga, Anda menyesuaikan diri Anda, seperti yang saya lakukan dahulu. Jika kami perlu menyesuaikan diri, kami akan beradaptasi.”
Dalam tes hari kedua di Sepang, Minggu (6/2/2022), Quartararo juga akan mencoba sejumlah komponen yang diharapkan bisa memperbaiki performa. ”Kami memiliki beberapa komponen untuk dicoba yang bisa sangat menarik. Tetapi pada saat ini tidak ada yang berbeda (dari tes di Jerez),” ungkap pebalap berjuluk El Diablo itu.
”Jadi, kita lihat saja apa yang bisa kami lakukan besok, juga dengan gaya berkendara saya. Saya sangat agresif dalam pengereman dan kurang cepat di tikungan-tikungan cepat, tempat saya perlu mendapatkan kecepatan menikung,” pungkas Quartararo.
Rekan setim Quartararo, Franco Morbidelli, juga mengalami hari yang kurang kompetitif. Dia menempati posisi ke-21 catatan waktu tercepat dengan 2 menit 0,107 detik. Kecepatan puncak yang dia cetak 325,3 kilometer per jam.
”Sangat bagus bisa kembali mengendarai motor MotoGP. Malaysia sulit. Hari pertama di Malaysia selalu sulit, dengan kondisi panas. Tetapi kami menjalani ini dengan cukup bagus. Performanya bagus, sangat bagus di beberapa bagian dan kurang di sejumlah bagian. Tetapi rasanya tepat untuk hanya membawa hal-hal bagus ke trek besok,” ujar Morbidelli.
Pebalap asal Italia itu kondisinya sudah mendekati 100 persen setelah operasi lutut pada pertengahan musim lalu. Dia diharapkan bisa mencapai kondisi fisik puncak saat balapan pertama bergulir di Qatar pada 6 Maret. Morbidelli diharapkan bisa kompetitif seperti saat mengakhiri musim 2020 sebagai runner-up.