Maverick Vinales mengembalikan memori 2019, yaitu memenangi seri Malaysia, saat mencetak waktu tercepat dalam tes "shakedown" MotoGP di Sepang. Catatan yang melampaui "race pace" 2019 itu menguatkan potensi Vinales.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SEPANG, SELASA– Aprilia RS-GP mulai mendekati sebagai motor yang diinginkan oleh Maverick Vinales seiring tes yang dilakukan seusai musim 2021 berakhir. Setelah menemukan setelan elektronik untuk memperbaiki pengereman saat tes di Jerez, November lalu, kini Vinales mulai mencari potensi terbaik motor barunya itu, terutama dalam kecepatan puncak serta memperbaiki race pace. Misi itu diawali dengan mencetak waktu tercepat dalam tes shakedown hari kedua di Sirkuit Sepang, Malaysia, Selasa (1/2/2022).
"Saya sudah lama sekali sangat merindukan ini. Bergembira seperti anak-anak, mencari sensasi yang membuat kami lebih kuat tahun ini," tulis Vinales dalam akun instagramnya @maverick12official.
Vinales mendapat sensasi positif di Sepang dengan memimpin hari kedua tes itu. Tes ini merupakan kelanjutan dari tes Jerez pada akhir musim lalu. Saat itu, ia menemukan setelan elektronik untuk memperbaiki pengereman. Dalam lima balapan musim lalu, Vinales merasakan pengereman adalah kendala terbesarnya karena RS-GP berbeda dengan Yamaha M1. Perbaikan pengereman ini meningkatkan kecepatan saat menikung.
"Menikung adalah area yang perlu kami perbaiki. Jadi, kami perlu menunggu hingga Sepang untuk terus mencoba. Akan tetapi, ini menyenangkan karena kami memiliki arah yang jelas. Saya sangat senang dengan hasil tes," ungkap Vinales seusai tes di Jerez.
Tes di Sepang, yaitu shakedown (31 Januari-2 Februari) dan pramusim (5-6 Februari), menjadi momentum penting bagi Vinales untuk mengetahui seberapa kompetitif dirinya dan RS-GP musim ini. Dia akan memiliki gambaran lebih jernih saat menjalani tes pramusim kedua di Mandalika, Indonesia, 11-13 Februari.
"Kami perlu menunggu hingga Sepang (untuk mengetahui apa yang bisa diharapkan tahun depan). Saya merasakan potensi motor yang sangat besar, tetapi kami masih belum bisa mengeluarkan itu semua. Jadi, setahap demi setahap," ujar Vinales tahun lalu.
"Sekarang, kami memiliki banyak informasi. Pabrik memiliki waktu untuk bekerja. Di Sepang sudah pasti kami memiliki sesuatu yang baru, sasis baru, komponen baru yang akan membuat semuanya jauh lebih muda terkait gaya berkendara," tegas Vinales yang terus mencari limit pengendalian RS-GP.
Meninggalkan Yamaha
Vinales bergabung dengan Aprilia setelah mengakhiri kontrak dengan Yamaha pada paruh kedua musim 2021. Musim lalu, dia menjalani masa adaptasi dengan motor barunya, RS-GP, sejak seri Aragon. Pebalap asal Spanyol itu menjalani lima balapan yang menjadi proses adaptasi krusial dengan sistem kerja Aprilia serta motor bermesin V4.
Vinales mendapat keuntungan dengan status Aprilia sebagai tim yang masih mendapat hak konsesi, sehingga bisa menjalani tes privat dengan motor MotoGP. Dengan status itu, Vinales pun bisa mengikuti tes shakedown yang sebenarnya hanya diperuntukan bagi para pebalap penguji dan rookie.
Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Vinales untuk lebih memahami karakter RS-GP. Proses adaptasi itu terkesan semakin solid dengan pencapaian waktu tercepat 1 menit 59,833 detik. Catatan waktu ini lebih cepat 0,011 detik dari waktu putaran tercepatnya saat memenangi seri Malaysia musim 2019 dengan 1 menit 59,844 detik. Sedangkan dibandingkan dengan waktu kualifikasi, di mana Vinales meraih posisi start kedua, selisihnya masih cukup jauh, yaitu kalah cepat 1,427 detik.
Momentum positif pada hari kedua tes shakedown juga diraih oleh pebalap tim Mooney VR46 Ducati, Marco Bezzecchi, dengan menjadi pebalap rookie tercepat.
Selisih waktu itu masih sangat terbuka untuk diperbaiki seiring pemahamanan Vinales pada karakter RS-GP. Performa pebalap berusia 27 tahun itu terus meningkat dan semakin dekat dengan target menjadikan RS-GP sebagai motornya. Musim lalu, dia mendapat suntikan optimisme dengan finis di posisi kedelapan dalam seri Emilia Romagna. Pencapaian itu didukung oleh pemahaman lebih detail pada karakter motor di sirkuit Misano, tempat dia pertama kali menjalani tes privat bersama Aprilia.
Kini, Vinales meluaskan pemahaman karakter motor di berbagai sirkuit berbeda, termasuk di Sepang, yang terakhir kali dipakai menggelar MotoGP pada 2019 karena pandemi. Balapan itu menjadi momentum manis bagi Vinales karena dia menjadi pebalap yang finis terdepan mengalahkan Marc Marquez.
Tahun ini, dia berpotensi semakin kuat bersama Aprilia dan mempersembahkan kemenangan pertama di era MotoGP. Peluang itu ada karena Aleix Espargaro, rekan setim Vinales yang menjadi bagian penting pengembangan RS-GP, sudah bisa meriah podium, musim lalu. Artinya, motor revolusioner Aprilia itu semakin dekat dengan performa terbaiknya.
Momentum positif pada hari kedua tes shakedown juga diraih oleh pebalap tim Mooney VR46 Ducati, Marco Bezzecchi, dengan menjadi pebalap rookie tercepat. Dia mengalahkan pebalap Tech3 KTM, Raul Fernandez, yang pada hari pertama menjadi debutan tercepat. Persaingan para rookie musim ini akan sangat panas karena tiga pebalap teratas Moto2 musim lalu akan bersaing di MotoGP, yaitu Remy Gardner, Fernandez, dan Bezzecchi.