Marco Bezzecchi, salah satu dari lima ”rookie” MotoGP 2022, takjub dengan kecepatan Desmosedici GP21 saat tes ”shakedown” di Sirkuit Sepang, Malaysia, Senin. Pebalap VR46 itu fokus pada posisi berkendara yang krusial.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SEPANG, SENIN — Motor MotoGP selalu membuat para pebalap debutan terkesan karena sangat cepat dan jauh lebih bertenaga dibandingkan motor Moto2. Marco Bezzecchi pun takjub dengan kemampuan Ducati Desmosedici GP21 saat memacunya dalam hari pertama tes shakedown di Sepang, Malaysia, Senin (31/1/2022), di mana dia mencapai kecepatan maksimal 333,3 kilometer per jam. Pebalap debutan yang membela tim Mooney VR46 Ducati itu terus mempelajari karakter motor, termasuk membenahi posisi berkendara.
Ini tes kedua Bezzecchi dengan motor MotoGP, setelah Jerez pada November lalu. Dalam kesempatan pertama itu, dia belum bisa memacu Desmosedici GP21 dengan maksimal karena treknya lebih kecil dibandingkan Sepang.
Motor sangat kencang. Saya sedikit lebih terkesan di Jerez karena itu sentuhan pertama dengan motor dan trek sangat sempit, lebih ketat. Tetapi di sini (Sepang) kecepatannya luar biasa. Saya pikir saya mencapai 335 atau sekitar itu (333,3 km/jam). Itu sangat bagus.
”Motor sangat kencang. Saya sedikit lebih terkesan di Jerez karena itu sentuhan pertama dengan motor dan trek sangat sempit, lebih ketat. Tetapi di sini (Sepang) kecepatannya luar biasa. Saya pikir saya mencapai 335 atau sekitar itu (333,3 km/jam). Itu sangat bagus,” ujar Bezzecchi seusai tes hari pertama di Sepang.
Pebalap berusia 23 tahun itu memang belum fokus mencari limit pengendalian motor, dan menempati posisi keenam tercepat, terpaut 1,114 detik dari Raul Fernandez sesama rookie yang membela Tech3 KTM. Fernandez menjadi pebalap tercepat di hari pertama shakedown dengan catatan waktu 2 menit 0,898 detik. Rookie lainnya, rekan setim Fernandez, Remy Gardner di posisi kelima, Darryn Binder (WithU Yamaha RNF) di urutan ketujuh, dan Fabio Di Giannantonio (Gresini Ducati) di posisi kesembilan.
Tes awal untuk mengetahui semua bagian dalam motor berfungsi dengan baik itu hanya diikuti oleh para pebalap penguji dan rookie. Tes shakedown berlangsung pada 31 Januari-2 Februari, kemudian dilanjutkan dengan tes pramusim 5-6 Februari di Sepang, dan 11-13 Februari di Mandalika, Indonesia.
”Ini baru tes hari pertama, sedikit telalu dini untuk membandingkan dengan pebalap lain. Saya hanya melakukan rencana kerja bersama tim saya dan saya tidak terlalu memperhatikan para pebalap lain untuk saat ini. Tentu selama musim bergulir wajar mengamati pebalap lain, tetapi untuk saat ini, tidak,” tegas rekan Luca Marini itu dikutip Crash.
”Saya merasa bagus dengan motor. Saya menikmati Ducati hari ini. Kami tidak melakukan terlalu banyak putaran karena kami memiliki banyak hari dan kami ingin menghemat tenaga untuk hari-hari lainnya dan khususnya tes resmi bersama semua pebalap lainnya,” ungkap Bezzecchi.
”Tetapi secara umum kami mencoba sesuatu di mana kami tidak memiliki waktu untuk mencoba di Jerez dan seluruh sensasinya positif,” ungkap pebalap peringkat ketiga Moto2 musim 2021 itu.
Pebalap binaan akademi VR46 milik Valentino Rossi itu, fokus memahami karakter Desmosedici yang terkenal liar, sangat kencang, tetapi sulit berbelok. Salah satu kunci mengendalikan Desmosedici adalah posisi berkendara supaya bisa cepat saat mengalihkan beban.
”Saya menyelesaikan pekerjaan terkait posisi berkendara yang sangat, sangat penting dengan Ducati. Saya mendengar dari Luca (Marini) sepanjang musim dingin ini di mana tahun lalu dia banyak mengeluhkan hal ini, jadi saya ingin benar-benar yakin terkait ini. Dan juga dengan Ducati, setelah Jerez, mereka memiliki sesuatu yang mereka ingin saya mencobanya, untuk posisi,” ungkap Bezzecchi.
Rekan senegara Bezzecchi, Di Giannantonio yang menempati posisi kesembilan, mengaku masih mengalami jet lag. Namun, dia optimistis akan bisa menjalani tes shakedown dan pramusim dengan maksimal. Dia merupakan pebalap tercepat saat tes akhir musim di Jerez pada November lalu.
”Sangat bagus bisa mulai lagi, kembali ke atas motor. Musim dingin terasa sangat panjang, jadi hari ini merupakan hari istimewa,” ungkap pebalap asal Italia itu.
”Tadi malam saya terbang dengan jet lag jadi saya tidak bisa tidur nyenyak, dan energi saya lebih rendah sepanjang hari. Tetapi secara umum saya sangat senang karena kami mulai bekerja dengan motor, gaya berkendara saya, proses pembelajaran saya dengan MotoGP,” lanjut pebalap yang sering disapa DiGia itu.
”Ini baru hari pertama, kami tidak melakukan banyak banyak putaran cepat, tetapi itu bukanlah fokus utama dalam tes shakedown pertama. jadi hanya aura positif dan sekarang menuju hari kedua,” pungkas DiGia yang juga memacu Ducati Desmosedici GP21.
Motivasi besar juga diungkapkan oleh Darryn Binder yang memacu Yamaha M1 2021. Adik pebalap KTM Brad Binder itu memiliki banyak pekerjaan untuk memahami karakter motor MotoGP. Saat tes di Jerez, dia menjadi pebalap terbawah di antara para rookie. Tes hari pertama di Sepang juga menguak pekerjaan besar yang perlu dia tuntaskan, dengan selisih waktu 1,248 detik dari Fernandez.
”Sangat senang bisa kembali di atas motor, saya tidak sabar melakukan itu lagi besok,” tulis pebalap asal Afrika Selatan itu di akun media sosialnya @darrynbinder_40.