Lima Pemain Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia Positif Covid-19
Sebelum menghadapi Jakarta Elektrik PLN, lima pemain tim putri Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia kedapatan positif Covid-19. Situasi itu membuat kekuatan mereka timpang sehingga tumbang 2-3.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
SENTUL, KOMPAS — Setelah sejumlah pemain liga sepak bola Liga 1 dan liga bola basket IBL terjangkit Covid-19, lima pemain tim putri Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia dinyatakan positif Covid-19 sebelum menghadapi Jakarta Elektrik PLN dalam laga terakhir putaran pertama putri PLN Mobile Proliga 2022 di Pedepokan Bola Voli Sentul, Jawa Barat, Minggu (30/1/2022). Hal itu membuat kekuatan Petrokimia Pupuk Indonesia timpang sehingga tumbang 2-3 (14-25, 19-25, 25-20, 28-26, 10-15).
”Lima pemain yang kedapatan positif Covid-19 dalam tes antigen sebelum laga kali ini adalah dua pemain asing, yakni opposite asal Kuba, Jennifer Yanet Alvarez Hernandez, dan middle blocker asal Amerika Serikat, Brionne Butler, serta tiga pemain lokal, yakni outside hitter Hany Budiarti, opposite Nur Kholissah, dan middle blocker Geofanny Eka Cahyaningtyas. Kelimanya merupakan pemain inti yang diharapkan bisa membantu tim meraih kemenangan,” ujar Pelatih Petrokimia Pupuk Indonesia Ayub Hidayat.
Menurut Ayub, timnya cukup kaget dengan hasil tes tersebut. Sebelum mereka bertolak dari Gresik, Jawa Timur, ke Jakarta, Rabu (26/1/2022), semua pemain menjalani tes antigen yang hasilnya negatif. Mereka terus bugar sampai latihan pada Minggu pagi untuk persiapan laga pada Minggu siang. ”Tadi, lima pemain itu langsung lemas karena hasil tes antigennya positif. Itu turut memengaruhi mental pemain lain. Mereka semua menjadi panik,” katanya.
Wakil Direktur Proliga Regi Nelwan membenarkan ada lima pemain Petrokimia Pupuk Indonesia yang positif Covid-19 dari hasil tes antigen sebelum laga berlangsung. ”Sejak sebelum Proliga 2022 dimulai, kami telah mengumumkan bahwa hasil tes antigen sebelum laga menjadi patokan pemain bisa bermain atau tidak dalam laga bersangkutan. Kalau kedapatan positif, mereka otomatis tidak boleh masuk arena dan tim diminta membawa mereka untuk melakukan tes PCR serta karantina mandiri,” jelasnya.
Selain membuat mental tim jatuh, situasi itu otomatis membuat komposisi skuad Petrokimia Pupuk Indonesia tidak lengkap. Mereka hanya diperkuat sembilan pemain dalam laga tersebut, yakni enam pemain inti dan tiga pemain cadangan, termasuk satu libero yang bermain penuh dari set pertama hingga kelima atau terakhir.
Dengan kondisi itu, Ayub tidak berharap banyak dalam laga tersebut. Awalnya, dia memprediksi timnya akan kalah telak 0-3. Akan tetapi, para pemain yang ada ternyata pantang menyerah. Mereka tidak mau kalah begitu saja sehingga bisa memaksa laga berlangsung lima set. ”Saat set kelima, pemain kami sudah kehabisan bensin. Jadi, mereka tidak bisa berbuat banyak lagi,” ucapnya.
Stimulus positif
Ayub menuturkan, setelah hasil tes antigennya positif, lima pemain itu langsung dibawa untuk melakukan tes PCR yang hasilnya baru diketahui pada Senin (31/1/2022). Selama menanti hasil tes PCR, mereka menjalani karantina mandiri yang difasilitasi manajemen tim.
Di tengah menunggu hasil PCR, para pemain itu butuh suntikan semangat agar mental tidak terus jatuh. Untuk itu, lanjut Ayub, kekalahan 2-3 tersebut diharapkan turut menjadi stimulus positif kepada mereka. ”Setidaknya, mereka bisa melihat rekan-rekannya tetap semangat dengan mampu memberi perlawanan sengit di tengah keterbatasan. Semoga, lima pemain yang sedang menunggu hasil tes PCR itu terhibur supaya pikirannya tidak makin terpuruk,” tuturnya.
Dengan kekalahan itu, Petrokimia Pupuk Indonesia tetap di urutan keempat dengan empat poin dari empat laga. Sementara Elektrik PLN tetap di peringkat kelima atau dasar klasemen dengan tiga poin dari empat laga. Mereka tetap menjaga asa peluang lolos ke finalfour atau semifinal dalam putaran kedua yang dimulai 11 Februari mendatang.
”Kami bersyukur walau kalah tetap dapat satu poin. Dengan begitu, posisi kami tidak berubah. Semoga di putaran kedua, semua pemain sehat dan siap bertanding untuk menjaga kesempatan kami ke final four,” terang Ayub.
Menang dengan kecewa
Sementara itu, Pelatih Elektrik PLN Risco Herlambang kecewa dengan penampilan pemainnya meskipun menang. Sebab, mereka seharusnya menang telak 3-0 karena Petrokimia Pupuk Indonesia tidak diperkuat oleh lima pemain inti.
”Dengan lawan yang sedang terpuruk, kami mestinya menang 3-0. Kalau menang 3-1 saja, itu saya anggap kalah. Namun, kami justru menang 3-2. Hasil itu buruk sekali. Kami tidak bisa memaksimalkan kesempatan menang besar di depan mata,” ungkap Risco.
Risco mengutarakan, tidak ada yang salah dengan teknik atau skill para pemainnya. Semuanya memiliki teknik di atas rata-rata kendati sebagian besar masih berusia muda atau kategori yunior. Yang menjadi masalah utama sekarang adalah mental.
Dengan lawan yang sedang terpuruk, kami mestinya menang 3-0. Kalau menang 3-1 saja, itu saya anggap kalah. (Risco Herlambang)
”Pemain lokal kami terlalu mengandalkan pemain asing. Padahal, adaptasi dua pemain asing kami belum berjalan karena waktu bergabung yang sangat singkat. Outside hitter asal Azerbaijan, Odina Zayniddinova, baru berlatih bersama tim dua hari sebelum pembukaan Proliga 2022 pada 7 Januari dan outside hitter asal China, Ren Kaiyi, baru berlatih bersama beberapa hari sebelum laga seri ketiga pada 21 Januari,” tuturnya.
Lalu, saat penampilan dua pemain asing tidak sesuai harapan, tim kalah telak 0-3 dari Bandung bjb Tandamata di seri ketiga pada 21 Januari. ”Kekalahan dari bjb Tandamata itu menyebabkan mental pemain makin jatuh. Sampai menghadapi Petrokimia Pupuk Indonesia, mereka belum mendapatkan kembali kepercayaan dirinya sehingga penampilan tidak sesuai harapan,” ucap Risco.