Dari Kiper Dadakan hingga Pecahnya Rekor Samuel Eto’o
Kamerun melaju ke babak delapan besar Piala Afrika 2021 setelah menumbangkan Komoro, 2-1, Selasa WIB. Meski tampil dengan kiper dadakan, Komoro mampu mengimbangi Kamerun, tim tuan rumah.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
YAOUNDE, SELASA — Laga penuh drama tercipta pada babak 16 besar Piala Afrika 2021 ketika tuan rumah, Kamerun, menghadapi tim debutan, Kepulauan Komoro, di Stadion Paul Biya, Yaounde, Selasa (25/1/2022) dini hari WIB. Meskipun bisa mengalahkan sang lawan 2-1 untuk merebut tiket ke babak delapan besar, ”Singa yang Gigih”, julukan Kamerun, gagal tampil meyakinkan menghadapi Komoro yang tampil dengan kiper dadakan dan bermain dengan 10 orang sejak menit ketujuh.
Komoro, yang merupakan negara kepulauan di Samudra Hindia, lolos dari fase grup setelah menumbangkan Ghana, 3-2, Rabu (19/1). Namun, usaha Komoro melanjutkan kejutan itu membentur tembok penghalang.
Pasalnya, 12 pemain dan staf tim Komoro terinfeksi Covid-19 dalam hasil tes yang dikeluarkan Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF), Minggu (23/1). Dalam hasil tes itu, dua kiper Komoro dipastikan harus menjalani isolasi mandiri, yaitu Ali Ahamada dan Moayd Ousseini.
Hasil itu membuat Komoro tidak memiliki kiper. Sebab, kiper lainnya, Salim Ben Boina, menderita cedera di fase grup.
Para pemain yang positif itu menjalani isolasi di Kota Garoua, Kamerun, atau lokasi terakhir Komoro melangsungkan laga pamungkas fase grup kontra Ghana. Ahamada sempat bertolak ke Yaounde, melalui penerbangan yang menempuh waktu 1 jam 10 menit, Senin (24/1) siang waktu setempat.
Akan tetapi, CAF tetap tidak mengizinkan Ahamada tampil di babak perdelapan final. Kiper yang sempat membela tim nasional Perancis U-21 itu diminta tetap melakukan isolasi mandiri di kamar hotel tim Komoro.
Alhasil, Pelatih Komoro Amir Abdou menunjuk bek sayap kiri, Chaker Alhadhur, untuk mengisi posisi penjaga gawang. Abdou pun merupakan salah satu dari 12 anggota tim Komoro yang harus menjalani isolasi mandiri akibat positif Covid-19.
Laga itu menjadi momen perdana pemain tim Liga 2 Perancis, Ajaccio, tersebut tampil di bawah mistar pada laga resmi. Bahkan, ia pun tidak memiliki riwayat bermain sebagai penjaga gawang ketika masih bermain di level yunior.
”Saya dipilih (sebagai kiper), tetapi saya tidak percaya itu sampai saya mengenakan sarung tangan dan masuk ke dalam lapangan. Saya menyadari ini adalah momen serius yang menghadirkan begitu banyak emosi berkecamuk di kepala saya, tetapi saya coba melalui kesempatan ini dengan tenang,” tutur Alhadhur seusai laga kepada Canal Plus.
Komoro memang tidak menyiapkan Alhadhur sebagai penjaga gawang. Hal itu terlihat dengan seragam darurat yang digunakan Alhadhur.
Ia mengenakan seragam tandang Komoro berwarna biru. Kemudian, nomor punggung 16 miliknya ditutup dengan angka 3 yang terbuat dari plester berwarna biru muda.
Alhadhur memang tidak bisa menghindarkan timnya dari kekalahan karena kemasukan dua gol berkat sepakan duo penyerang Kamerun, yaitu Karl Toko Ekambi pada menit ke-29 serta Vincent Aboubakar ketika laga tersisa 20 menit. Namun, ia melakukan empat penyelamatan krusial.
Dua penyelamatan bahkan dilakukan secara beruntun pada menit 54. Ia jatuh bangun menepis sepakan Aboubakar dan gelandang Kamerun, Moumi Ngamaleu, yang hanya berjarak 2 detik.
Saya dipilih (sebagai kiper), tetapi saya tidak percaya itu sampai saya mengenakan sarung tangan dan masuk ke dalam lapangan.
Tak hanya tampil kokoh di bawah mistar gawang, Alhadhur juga giat membantu serangan timnya. Ia melakukan 42 operan dan menciptakan 52 sentuhan di dalam laga bersejarah bagi Komoro itu.
”Saya tidak berpikir sebagai satu-satunya pahlawan tim. Saya berusaha memberikan harapan kepada rekan setim dan mereka pun telah membantu saya di laga ini,” kata Alhadhur.
10 pemain
Situasi Komoro yang memulai laga dengan kondisi tidak ideal itu menjadi semakin sulit ketika sang kapten, Jimmy Abdou, diganjar kartu merah oleh wasit pada menit ketujuh. Jimmy melakukan tekel keras kepada Ngamaleu. Wasit sampai harus menyaksikan tayangan ulang insiden itu dan berdiskusi dengan asisten wasit peninjau video (VAR) selama 3 menit untuk memutuskan kartu merah itu.
Bermain dengan 10 orang sama sekali tidak menggentarkan Komoro yang tampil di bawah tekanan sekitar 50.000 pendukung Kamerun. Meski tertinggal dua gol, Komoro beberapa kali mengancam gawang Kamerun yang dikawal Andre Onana.
Dalam laga itu, pemain Komoro memaksa Onana, kiper Ajax Amsterdam, melalukan enam penyelamatan demi menjaga kemenangan timnya. Puncaknya, bola tendangan bebas Yousouf M’Changama menghunjam keras gawang dan menaklukan Onana saat laga telah memasuki menit ke-81.
Itu menjadi gol ketiga yang dicetak Komoro dalam partisipasi perdananya di Piala Afrika. Pada laga itu, M’Changama juga dinobatkan sebagai pemain terbaik di laga 16 besar itu.
”Kami senang berada di kompetisi ini dan bertarung sekuat tenaga kami. Trofi (pemain terbaik laga) ini adalah yang ketiga didapatkan kami di Piala Afrika sehingga itu adalah bukti bahwa Komoro memiliki banyak talenta pesepak bola,” ucap M’Changama yang berkarier bersama EA Guingamp, tim Liga 2 Perancis, dilansir L’Equipe.
Penampilan Komoro itu menghadirkan apresiasi dari ribuan orang yang melakukan acara nonton bersama laga itu di Moroni, ibu kota Komoro. Mereka bertepuk tangan dan melakukan pawai keliling kota seusai menyaksikan semangat juang pahlawan mereka di lapangan hijau.
”Meski kalah, kami merasa seperti meraih kemenangan. Seluruh pemain memberikan segalanya dan kami hanya kalah 1-2,” kata Zainaba Chanfi, salah satu warga Moroni.
Rekor Eto’o
Gol Aboubakar ke gawang Komoro menghadirkan sejarah baru bagi Kamerun dalam partisipasinya di Piala Afrika. Hingga babak 16 besar, pemain Al Nassr, kontestan Liga Arab Saudi, itu telah mencetak lima gol.
Jumlah golnya itu melampaui capaian legenda Kamerun, Samuel Eto’o, yang mencatatkan maksimal empat gol bagi Kamerun di satu ajang Piala Afrika. Pada laga itu, Eto’o, yang merupakan Presiden Federasi Sepak Bola Kamerun, juga hadir langsung di stadion. Eto’o pun sempat memberikan tepuk tangan kala menyaksikan Aboubakar menghasilkan gol itu.
Aboubakar telah mencetak 31 gol dari 81 penampilan berseragam Singa yang Gigih. Ia juga menjadi bagian dari skuad Kamerun yang merengkuh trofi Piala Afrika terakhir pada edisi 2017.
Selanjutnya, Kamerun akan menghadapi Gambia di babak delapan besar, Sabtu (29/1), di Stadion Douala. (AFP)