Indonesia membuka petualangan di Piala Asia 2022 dengan mencetak kekalahan terburuk dalam sejarah. Australia menunjukkan kedigdayaan atas "Garuda Pertiwi" dengan menghasilkan 18 gol.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MUMBAI, JUMAT – Kekalahan 18-0 dari tim nasional sepak bola putri Australia pada laga perdana penyisihan Grup B Piala Asia Putri 2022, Jumat (21/1/2022), di Arena Mumbai Football, India, menunjukkan kualitas Indonesia yang masih jauh tertinggal di level internasional. Dalam pertandingan perdana di ajang Asia setelah absen selama 33 tahun itu, “Garuda Pertiwi” banyak melakukan kesalahan yang memudahkan Australia, semifinalis Olimpiade Tokyo 2020, mencetak gol.
Indonesia telah kemasukan gol pada menit kesembilan melalui sepakan terarah kapten sekaligus penyerang Australia, Samantha Kerr. Fani dan Nurhalimah, dua kiper Indonesia yang bermain secara bergantian di dua babak, masing-masing harus sembilan kali memungut bola dari gawangnya.
Pelatih Indonesia Rudy Eka Priyambada mengatakan, gol cepat yang dihasilkan Australia meruntuhkan fokus dan konsentrasi para pemainnya. Di luar hal itu, lanjutnya, Australia menunjukkan diri sebagai sebuah tim berkelas dunia yang diisi para pemain dengan kualitas dan pengalaman di level internasional.
“Sejak menit pertama, mereka telah menekan kami hingga hadirnya gol yang membuat pemain saya kehilangan konsentrasi. Mereka menunjukkan keunggulan mutlak dari kami, mulai dari level kebugaran, kondisi fisik, kemampuan mengambil keputusan, hingga kualitas permainan,” ujar Rudy dalam konferensi pers virtual seusai laga itu.
Dibungkam 18 gol tanpa balas oleh Australia menjadi kekalahan terburuk bagi timnas putri Indonesia. Rekor kekalahan sebelumnya tercipta ketika “Garuda Pertiwi” tumbang 0-14 dari Vietnam di ajang Piala AFF 2011.
Indonesia, yang bermain dengan formasi 5-4-1, terlihat hanya menumpuk pemain di zona sendiri tanpa melakukan tugas bertahan efektif, seperti menekan dan menjaga pergerakan tanpa bola para pemain lawan. Dua gol awal Australia yang dicetak Kerr merupakan buah dari ketiadaan pemain yang menjaga pergerakan pemain yang menjadi runner-up Pemain Terbaik Dunia FIFA 2021 itu.
Memberikan "hadiah"
Para pemain Indonesia juga gagal membaca situasi pertandingan dengan baik, terutama untuk mengantisipasi ancaman para pemain Australia. Beberapa kali pemain belakang, misalnya Diah Tri Lestari, gagal membuang bola secara sempurna di kotak penalti sendiri sehingga memberikan “hadiah” kepada Australia untuk mencetak gol.
Kemudian, Diah dan Shalika Aurelia Viandrisa juga melakukan blunder ketika beradu duel dengan pemain Australia di kotak berbahaya sehingga menghasilkan penalti bagi tim “Matildas”, julukan Australia. Diah menekel Caitlin Foord yang mengawali gol penalti yang dicetak Kerr pada menit ke-26. Shalika juga menjatuhkan Foord yang berbuah penalti untuk membantu Emily van Egmond mencetak gol pada lima menit jelang babak pertama berakhir.
Tak hanya mereka, Rani Mulyasari juga menekel Kerr yang membuat wasit menunjuk titik putih untuk ketiga kalinya di menit ke-60. Beruntung, eksekusi Kerr membentur mistar gawang.
Pelajaran berharga
Rudy menambahkan, hasil laga melawan Australia itu menjadi pelajaran berharga bagi skuadnya jelang menghadapi dua laga tersisa di Grup B serta untuk perkembangan sepak bola putri nasional. Permainan Australia, tambahnya, merupakan hasil dari kompetisi berkesinambungan serta pengalaman para pemain yang rutin tampil timnas dan klubnya masing-masing.
“Liga (putri) kami baru berjalan tahun 2019 dan terhenti karena Covid-19. Jadi, semoga kami bisa kembali menjalankan liga demi pengembangan sepak bola putri Indonesia di masa depan. Melawan Thailand, yang telah tampil di Piala Dunia, tentu juga tidak akan mudah. Kami harus memperbaiki permainan,” ucap Rudy.
Indonesia akan menghadapi Thailand pada Senin (24/2/2022). Pada Jumat malam, Thailand secara mengejutkan ditumbangkan Filipina, 0-1.
Sementara itu, Pelatih Australia Tony Gustavsson benar-benar tidak menganggap remeh Indonesia. Pemain andalan, seperti Kerr, Van Egmond, Ellie Carpenter, dan Alanna Kennedy, ditampilkan sejak menit awal.
Tak hanya itu, seluruh pemain Matildas juga tetap serius menjalani laga. Hal itu ditunjukkan dengan tetap melakukan pemanasan ketika hendak memulai babak kedua meski telah unggul 9-0.
Gustavsson mengungkapkan, keputusan dirinya untuk memainkan seluruh pemain terbaiknya merupakan wujud dari rasa hormatnya kepada Indonesia.
Tidak ada senyum dari wajah skuad Australia yang menandakan mereka menjaga fokus di babak kedua. Kerr bahkan memimpin rekannya untuk berlari-lari ringan di pinggir lapangan sebelum bersiap memulai paruh kedua laga.
Di pinggir lapangan, Gustavsson juga tidak pernah berhenti memberikan instruksi. “Terus berjuang”, “tetap fokus”, dan “bantu rekanmu” menjadi kalimat yang paling sering dilontarkan juru taktik berkebangsaan Swedia itu pada laga itu.
Rasa hormat
Gustavsson mengungkapkan, keputusan dirinya untuk memainkan seluruh pemain terbaiknya merupakan wujud dari rasa hormatnya kepada Indonesia. Ia menjadikan laga perdana kontra Indonesia untuk meningkatkan kerja sama dan menumbuhkan kepercayaan diri bagi skuadnya. “Kemenangan ini adalah pesan kepada seluruh peserta bahwa kami telah siap untuk mengejar trofi di turnamen ini,” kata Gustavsson.
Kesungguahan itu berbuah dengan hadirnya sejumlah rekor pribadi yang dihasilkan pemain Australia dalam urusan mencetak gol. Kerr, misalnya, untuk pertama kali mencetak lima gol pada satu laga internasional. Rekor gol terbesar milik Kerr sebelumnya tercipta pada Piala Dunia Putri 2019 dengan menciptakan empat gol ketika Matildas membenamkan Jamaika, 4-1.
Van Egmond juga tak mau ketinggalan. Empat gol ke gawang Indonesia menjadi produktivitas terbaiknya di sebuah laga bersama Australia. Lalu, Alvi Luik menghadirkan gol debutnya setelah 12 tahun membela Matildas.
“Tugas kami selanjutnya adalah menjaga performa ini di laga-laga selanjutnya. Kami memiliki respek dan tidak akan meremehkan setiap lawan,” ujar Kerr yang telah menciptakan 54 gol dari 105 laga bersama Australia.
Selain tiga pemain itu, gol Australia disumbangkan oleh Foord, Mary Fowler. Tiga pemain lainnya, yakni Carpenter, Hayley Raso, dan Kyah Simon, mencetak brace atau dua gol.
Saat melawan Indonesia, Australia juga mencetak rekor sebagai tim yang paling banyak menciptakan peluang dalam sejarah Piala Asia Putri. Matildas menciptakan 43 tembakan dengan tingkat akurasi mencapai 58 persen.