Tiga Pecatur Indonesia Raih Norma Gelar di Spanyol
Tiga pecatur Indonesia meraih norma gelar di Spanyol. IM Gilbert Elroy Tarigan meraih norma Grand Master, WIM Ummi Fisabililah meraih norma Women Grand Master, dan Laysa Latifah meraih norma Women International Master.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Para pecatur Indonesia menorehkan prestasi bagus pada turnamen VIII Sunway Sitges International Chess Festival di Barcelona, Spanyol, pekan lalu. Tiga pecatur meraih tambahan satu norma gelar yang diperlukan untuk merebut gelar baru.
Menurut Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) Kristianus Liem, Minggu (26/12/2021) di Jakarta, pecatur muda Pelatnas International Master (IM) Gilbert Elroy Tarigan (rating 2149) memastikan diri meraih norma gelar Grand Master (GM) pertamanya setelah mengalahkan GM Karthik Venkataraman (2506) dari India.
Norma adalah salah satu syarat meraih suatu gelar. Gelar GM bisa diraih dengan mengumpulkan tiga norma GM dan mencapai rating 2500.
Dari sembilan babak, pecatur berusia 18 tahun itu bertemu tiga orang GM, empat orang IM, satu orang Fide Master (FM) dan satu pecatur non-gelar. Gilbert mencetak lima kemenangan, termasuk atas dua orang GM, tiga kali remis dan hanya sekali kalah. Dengan demikian Gilbert meraih 6,5 poin turnamen.
Dengan rata-rata rating lawan 2442 poin dan rating performance 2608, maka 6,5 poin yg diraih membuat Gilbert memenuhi persyaratan norma GM pertamanya. Gilbert juga mendapat tambahan rating sebanyak 202,8 poin. Rating Gilbert saat ini 2149 dan akan melonjak menjadi 2351.
"Ini kabar yang menggembirakan. Pecatur muda Indonesia kembali berjuang untuk mengejar gelar GM. Kita akan memfasilitasi dan mendorong Gilbert sampai mencapai gelar itu," kata Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto.
Ini kabar yang menggembirakan. Pecatur muda Indonesia kembali berjuang untuk mengejar gelar GM. Kita akan memfasilitasi dan mendorong Gilbert sampai mencapai gelar itu.
Sementara itu, pecatur putri Women International Master (WIM) Ummi Fisabilillah juga meraih norma Women Grand Master (WGM) kedua. Pecatur berusia 21 tahun itu meraih 5,5 poin turnamen dengan rating performance 2412. Dari sembilan babak, Ummi bertemu seorang GM, 4 orang IM, seorang WGM, seorang FM dan pecatur non-gelar.
Ummi yang memiliki rating 2159 itu meraih 5,5 poin turnamen dari empat kemenangan dan tiga kali remis. Hasil itu cukup baginya untuk mendapat norma WGM kedua dan tambahan rating 54,2 poin. Norma WGM pertamanya diraih pada tahun 2019 ketika menjuarai Eastern Asian Junior di Filipina.
“Ini sukses ganda buat Indonesia, setelah raihan Gilbert. Ummi harus terus berlatih dan mengikuti pertandingan di luar negeri agar segera memenuhi syarat menjadi WGM ketiga bagi Indonesia, menyusul WGM Irene Kharisma Sukandar dan WGM Medina Warda Aulia,” kata Dewan Pembina PB Percasi Eka Putra Wirya.
Pecatur Pelatnas Indonesia termuda Laysa Latifah yang berumur 15 tahun melengkapi pencapaian tim Indonesia dengan meraih norma Women International Master (WIM) pertamanya. Laysa tampil trenginas pada lima babak pertamanya dengan merebut 3,5 poin dari 5 pecatur putra, yang empat di antaranya bergelar IM dan satu FM. Laysa mengalahkan IM Raahil Mullick (India/2323), IM Yovann Gatineau (Perancis/2384), FM Aditya Samant (India/2328), remis dengan IM Peter Meister (Jerman/2359), dan kalah dari IM Renato Quintilano Pinto (Brasil/2466).
Pelatih timnas Indonesia asing GM Ruslan Scherbakov mengatakan, seandainya Laysa merebut dua poin dari empat laga berikutnya atau remis semua, maka adik dari Ummi Fisabilillah itu bisa merebut norma WGM tanpa perlu melalui norma WIM. Namun, Laysa justru kalah tiga kali beruntun.
"Laysa seharusnya main solid dulu, tidak perlu mencari menang terus," kata Scherbakov.
Baru pada babak kesembilan, Laysa merebut setengah poin lagi dari Simon Knudsen sehingga dia meraih empat poin turnamen. Ternyata, dengan rating rata-rata lawan yang mencapai 2334 setelah sembilan babak, Laysa hanya butuh 3,5 poin saja untuk meraih Norma WIM pertamanya atau kelebihan setengah poin.
“Laysa sangat berbakat, tetapi masih kurang pengalaman bertanding. Kami berharap para pecatur Indonesia diberi banyak kesempatan bertanding di luar negeri untuk mengasah kemampuan mereka,” kata Kristianus.
Secara keseluruhan terdapat delapan pecatur putra dan delapan pecatur putri Indonesia yang mengikuti ajang tersebut. Gilbert menjadi pecatur Indonesia dengan peringkat teratas, yaitu peringkat 5-14, yang sama-sama mengumpulkan 7,5 poin. Peringkat 1-4 dengan raihan delapan poin diduduki oleh GM Dmitrij Kollars (Jerman/2622), GM Nodirbek Abdusattorov (Uzbekistan/2633), GM Ivan Cheparinov (Bulgaria/2664), GM Abhimanyu Puranik (India/2604).
Pada kategori putri yang bertarung melawan pecatur putra, IM Nurgyul Salimova (Bulgaria/2353) menempati posisi teratas dengan enam poin turnamen. Pecatur putri Indonesia IM/WGM Medina Warda Aulia (2367) menempati posisi dengan dengan nilai yang sama, tetapi kalah tipis pada nilai tie break kedua, yaitu 58,5 dibanding 58,0.