Pesta Layaknya Hall of Fame di Madison Square Garden
Laga Golden State Warriors melawan New York Knicks tak ubahnya upacara penghargaan Hall of Fame. Hampir semua orang yang berjasa pada karier Stephen Curry hadir menyaksikan dirinya memecahkan rekor milik Ray Allen.
Oleh
KORANO NICOLASH LMS
·5 menit baca
Pencapaian Stephen Curry sebagai pencetak lemparan tiga angka terbanyak NBA sepanjang masa tak ubahnya pesta penghargaan Hall of Fame, tetapi berlangsung di lapangan. Lokasinya pun bukan sembarang lapangan, yakni Madison Square Garden, arena legendaris bagi NBA, saat tuan rumah New York Knicks menjamu Golden State Warriors.
Setiap tahun, penghargaan Hall of Fame bagi para pemain legendaris NBA berlangsung di kompleks Museum The Naismith Memorial Basketball Hall of Fame, yang beralamat di 1000 Hall of Fame Avenue, Springfield, Massachusetts. Semua orang yang terkait dengan calon penerima akan memadati gedung yang dirancang oleh arsitek terkenal, Gwathmey Siegel dan Associates itu.
Hal serupa terjadi di Madison Square Garden, New York, Rabu (15/12/2021) pagi WIB. Hampir semua orang yang memilliki hubungan dengan karier Curry tumpah ruah di sana. Dimulai sejak pebasket berusia 34 tahun itu mengawali kariernya di NCAA, lalu bergabung ke Warriors melalui draf NBA tahun 2009. Di antara mereka terdapat Dell Curry (57), mantan bintang NBA yang juga ayah Curry yang berdiri di sudut lapangan, dan Sonya (55), ibunya yang duduk di bangku penonton.
Selain itu, terlihat juga Ray Allen (46), legenda NBA yang telah menguasai posisi pelempar tiga angka nomor satu NBA sejak 11 Februari 2011. Adapun Reggie Miller (56), yang menduduki posisi pelempat jitu terbaik dengan 2.560 lemparan sebelum digeser Allen, juga hadir sebagai komentator televisi.
Mereka tergabung bersama lebih dari 19.000 pendukung Knicks, ingin menjadi saksi sejarah lahirnya ”Raja” lemparan tiga angka baru di NBA. Sebelum laga itu, Curry telah mengoleksi 2.972 lemparan tiga angka, hanya terpaut satu lemparan dari rekor Allen.
Prestasi Allen itu langsung disamai Curry saat laga baru berlangsung 64 detik. Draymond Green yang mendapat bola rebound di wilayah Warriors memberikan bola kepada Curry. Setelah menggiring melewati garis tengah, Curry langsung melepaskan lemparan tiga angka pertama.
Tak sampai empat menit kemudian, tepatnya saat kuarter pertama tersisa 7 menit 33 detik, Curry yang berada di garis lemparan tiga angka mendapat asis dari Andrew Winggins dan langsung mengeksekusinya. Hampir semua penonton berdiri, menyaksikan sejarah saat bola meluncur mulus masuk ke keranjang Knicks. Lemparan ini memastikan Curry sebagai pelempar jarak jauh terbaik NBA.
Kubu Warrirors langsung meminta time out, memberi kesempatan kepada Curry untuk meluapkan emosinya, dan bagi tim Warriors serta para penonton untuk merayakan rekor baru NBA.
Saat pertarungan dihentikan, Curry menyalami rekan setim dan semua staf pelatih Warriors. Dia kemudian mendatangi dan memeluk pelatih Steve Kerr, yang membawa Warriors ke final NBA lima tahun beruntun (2015-2019) dengan tiga cincin NBA pada 2015, 2017, dan 2018. Kerr kemudian memberikan bola yang digunakan Curry untuk membuat lemparan bersejarah tersebut kepada pemain bintangnya itu.
Curry kemudian mendatangi ayahnya di sudut lapangan dan memberikan bola tersebut sambil memeluk Dell. Setelah kembali memeluk Green, yang bersama Klay Thompson menjadi rekan setianya di Warriors, Curry mendatangi Allen, yang turun dari tribune penonton ke sisi lapangan.
Saya tahu betapa hebatnya penembak-penembak itu. Namun, mengetahui anak saya bisa melewati mereka, sebagai yang terbaik, itu sulit untuk dipercaya.
Allen, pengoleksi dua cincin juara NBA 2008 dan 2013, bermain untuk Milwaukee Bucks, Seatlle SuperSonics, Boston Celtics, dan Miami Heat dalam 1.300 pertandingan dalam 18 musim (1996-2014) untuk menciptakan rekor 2.973 lemparan, yang kemudian dipecahkan Curry.
”Saya kira orang-orang telah membandingkan dia dengan saya dan Reggie (Miller), juga dengan penembak masa lalu lainnya. Dia (Stephen Curry) benar-benar telah berjalan pada jalurnya sendiri,” ujar Allen kepada wartawan.
Curry juga mendatangi ibunya, yang menunggunya di sudut lain lapangan. Sonya, yang berpisah dari Dell pada pertengahan tahun ini, berperan besar menumbuhkan rasa percaya diri putra sulungnya itu. Saat Curry memilih bola basket sebagai masa depannya, dia sempat dianggap tidak bakal cemerlang, antara lain karena tinggi tubuhnya kalah bersaing dengan rekan seusianya.
Tokoh lain yang berpengaruh pada perkembangan karier Curry juga hadir di tribune, yakni Robert McKillop, yang melatih Curry semasa kuliah di Davidson College, di Davidson, Carolina Utara. McKillop melihat kemampuan Curry melakukan lemparan jarak jauh. McKillop mendorong Curry untuk leboih sering melakukan lemparan tiga angka meski risikonya membuat tim kerap kehilangan bola. Hasilnya signifikan karena saat diperkuat Curry, Davidson Wildcats mampu menerobos hingga delapan besar, yang pertama dalam empat dekade.
Curry memilih bola basket setelah bersama Seth Curry, adiknya yang kini memperkuat Philadelphia 76ers, kerap menyaksikan Dell bertanding. Dell Curry berkarier selama 16 tahun di NBA, pada 1986-2002. Dell sempat memperkuat Utah Jazz, Cleveland Cavaliers, Charlotte Hornets, dan Milwaukee Bucks sebelum mengakhiri kariernya di Toronto Raptors.
”Saya tidak bisa menjelaskan,” ujar Dell Curry kepada ESPN. ”Saya bermain bersama dan melawan Ray (Allen), juga Reggie (Miller). Saya tahu betapa hebatnya penembak-penembak itu. Namun, mengetahui anak saya bisa melewati mereka, sebagai yang terbaik, itu sulit untuk dipercaya.”
Berkat lima lemparan tiga angka yang dilesakkannya pada laga melawan Knicks, koleksi Curry menjadi 2.977 lemparan tiga angka. Jumlah ini menambah panjang rekor Curry di sekitar lemparan tiga angka. Dia tercatat selalu melesakkan lemparan tiga angka dalam 152 laga beruntun sejak 1 Desember 2018. Sebelumnya, dia melakukan hal yang sama pada 157 laga beruntun, dari 13 November 2014 hingga 3 November 2016.
Curry juga memegang rekor jumlah lemparan tiga angka terbanyak dalam semusim, yakni 402 (2015-2016); laga terbanyak dengan lemparan tiga angka lebih dari 10 kali, yakni 22 laga; musim terbanyak memimpin jumlah lemparan tiga angka, yakni 7 musim; hingga jumlah musim mencatat rerata minimal lima lemparan tiga angka per gim, yakni 4 musim.
Satu rekor yang lepas dari tangannya adalah lemparan tiga angka terbanyak dalam satu pertandingan yang dikuasai rekan setimnya, Klay Thompson. Curry sempat menjadi yang terbaik dengan 13 lemparan sebelum digeser Thompson dengan 14 lemparan tiga angka saat menghadapi Chicago Bulls tahun 2018.
”Saya masih mengincar rekor Klay,” ujar Curry kepada NBC Sports. ”Itu sulit. Anda bisa lihat sendiri berapa banyak yang dapat kami hasilkan saat menyerang, tetapi saya akan berusaha mengejarnya.”