Rahmat tampil menjanjikan di Kejuaraan Dunia untuk merebut dua emas dari total angkatan dan ”clean and jerk”. Sang lifter muda itu mengejutkan lifter Albania yang memimpin perlombaan hingga angkatan terakhir.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim Indonesia tidak kekeringan medali dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021 di Tashkent, Uzbekistan meskipun dua lifter andalan Windy Cantika Aisyah dan Rizky Juniansyah absen akibat cedera. Lifter muda, Rahmat Erwin Abdullah (21), mengambil tanggung jawab besar itu dengan meraih dua gelar juara dunia sekaligus di kelas 73 kilogram.
Tampil di Grup A pada Jumat (10/12/2021) malam WIB, Rahmat menyabet dua emas lewat total angkatan 343 kilogram, dari angkatan snatch 151 kg dan clean and jerk 192 kg. Dia menjadi juara dunia dalam kategori total angkatan dan clean and jerk.
Dua emas itu diraih lewat pertarungan dramatis hingga angkatan terakhir dengan lifter Albania, Calja Briken. Briken, yang mencatatkan total angkatan 342 kg dari snatch 156 kg dan clean and jerk 186 kg, hampir saja menyapu bersih seluruh emas.
Namun, Briken yang meraih emas di angkatan snatch gagal mengangkat percobaan clean and jerk ketiga seberat 190 kg. Rahmat memastikan kemenangan dengan sukses mengangkat clean and jerk seberat 192 kg. Rahmat pun mengantar tim Indonesia untuk meraih emas pertama di Kejuaraan Dunia.
”Medali emas ini memang sudah diharapkan datang dari Rahmat. Dari parameternya, kami melihat dia sudah jadi lifter yang mumpuni. Dia bisa bersaing dengan lifter-lifter Eropa. Apalagi, pesaing terberatnya, atlet China dan Jepang, tidak ikut kali ini,” kata pelatih kepala pemusatan latihan nasional angkat besi Indonesia, Dirdja Wihardja, saat dihubungi dari Jakarta.
Hebatnya, peraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020 ini sukses dalam seluruh percobaan angkatan di snatch ataupun clean and jerk. Dia sukses mengangkat berturut-turut tiga angkata snatch (142 kg, 147 kg, dan 151 kg), serta clean and jerk (180 kg, 186 kg, 192 kg).
Medali emas ini memang sudah diharapkan datang dari Rahmat. Dari parameternya, kami melihat dia sudah jadi lifter yang mumpuni.
Angkatan clean and jerk menjadi titik baliknya untuk meraih dua gelar juara dunia. Adapun Rahmat hanya menempati peringkat ke-5 di angkatan snatch. Kata Dirdja, rendahnya angkatan snatch tersebut merupakan bagian dari strategi pelatih.
Rahmat memperbaiki prestasi angkatannya ketika meraih medali perunggu di Tokyo, Agustus lalu. Ketika itu, lifter asal Makassar ini mencatatkan total angkatan 342 kg dari snatch 152 kg dan clean and jerk 190 kg.
Kemenangan Rahmat mengakhiri paceklik medali emas tim Indonesia di Tashkent. Pada ajang yang sudah berlangsung sejak Rabu lalu ini, beberapa lifter nasional sudah tampil, antara lain Triyatno (67 kg) dan M. Faathir (61 kg), tetapi belum satu pun yang mampu menyumbang emas.
Bagi Rahmat, gelar juara dunia ini begitu istimewa karena baru pertama kali diraihnya. Sayangnya, pesta kemenangan itu ternoda karena tidak ada pengibaran bendera ”Merah Putih” dan pemutaran lagu kebangsaan ”Indonesia Raya”. Dua elemen yang selalu menjadi motivasi besar atlet ini masih dilarang karena sanksi dari Badan Anti Doping Dunia (WADA).