Raungan mesin dan letupan knalpot yang memekakkan telinga memecah kesunyian hutan akasia tempat berlangsungnya Reli Danau Toba 2021. Kerinduan pada ajang reli yang kompetitif terobati.
Oleh
WISNU AJI DEWABRATA
·4 menit baca
SIMALUNGUN, KOMPAS - Reli Danau Toba 2021 yang merupakan Kejuaraan Nasional Reli Seri 1 dan Seri 2 kembali digelar setelah dua tahun tertunda akibat pandemi Covid-19. Reli Danau Toba 2021 dibuka Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, Jumat (10/12/2021) di wilayah Kawasan Hutan Tanaman Industri Toba Pulp Lestari Sektor Aek Nauli, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Reli itu mengobati kerinduan para pereli nasional yang menantikan digelarnya ajang kompetitif. Raungan mesin dan letupan knalpot yang memekakkan telinga memecah kesunyian hutan akasia tempat berlangsungnya reli. Reli Danau Toba terakhir digelar tahun 2019 di lokasi yang sama.
Reli diikuti oleh 56 peserta yang terbagi dalam beberapa kelas yaitu kelas M (sedan 4WD), kelas F (sedan 2WD), kelas R (RC), dan kelas J (jip). Reli berlangsung Sabtu-Minggu, 11-12 Desember 2021. Adapun agenda pada hari Jumat selain pembukaan secara resmi adalah sesi shake down (uji coba) yang diikuti oleh seluruh peserta reli. Pengamatan Kompas, ajang reli tersebut digelar tanpa penonton dan menerapkan protokol kesehatan. Panitia menyediakan tempat cuci tangan dan selalu mengingatkan agar peserta menggunakan masker.
Pereli Sean Gelael dengan navigator Hugo Magalhaes Ismael dari tim Jagonya Ayam meraih catatan waktu tercepat pada putaran kedua sesi shake down, yaitu 1 menit 43 detik. Catatan waktu itu lebih baik daripada putaran pertama, yaitu 2 menit 46,9 detik. Sean juga masih unggul dibandingkan dengan Nuno Pinto, juga dari tim Jagonya Ayam, dengan catatan waktu 1 menit 48,8 detik.
Sementara itu pereli veteran, Ricardo Gelael, ayah Sean Gelael yang “turun gunung” dalam Kejurnas Reli tersebut meraih catatan waktu 1 menit 53,3 detik. Adapun Bintang Barlean yang mengendari mobil Subaru dan pereli nasional Subhan Aksa dengan mobil Mitsubishi masing-masing membuat catatan waktu 1 menit 53,5 detik dan 1 menit 55,4 detik.
Shake down ini digelar di Aek Nauli, tempat special stage (SS) 1 di mana lintasannya sebagian besar tanah liat. Walau tercepat tapi saya tak mau anggap enteng persaingan karena dua SS lain berbeda dan lebih berat.
"Shake down ini digelar di Aek Nauli, tempat special stage (SS) 1, yang lintasannya sebagian besar tanah liat. Walau tercepat, tetapi saya tak mau anggap enteng persaingan karena dua SS lain berbeda dan lebih berat," kata Sean.
Menurut Sean yang pernah bertanding di lintasan tersebut pada Reli Danau Toba 2019, dia senang karena dapat kembali ke Aek Nauli setelah dua tahun berlalu. Meskipun sudah berpengalaman, Sean menilai lintasan pada Kejurnas Reli tahun ini tidak bisa diremehkan karena karakternya.
"SS2 dan SS3 jauh lebih berat dibanding SS1. Permukaannya kasar karena bebatuan. Kami tak boleh membuat sedikit pun kesalahan di lintasan yang jauh lebih berat itu," ujar Ismael, navigator asal Portugal.
Menurut Ismael, gaya membalap Sean memang bisa menguntungkan kondisi di lintasan apa pun. "Dia cepat ketika harus mengendalikan mobil yang mau tergelincir. Saya puji kemampuannya dan senang bisa menjadi navigatornya," lanjut Ismael.
Sementara itu, Ricardo Gelael mengatakan, dia sudah mempersiapkan fisik untuk mengikuti Reli Danau Toba 2021. Namun, persiapan Ricardo sempat terganggu karena ban baru lunak yang dipesan belum tiba. Ricardo terpaksa menggunakan ban lama yang dipakai pada Reli Danau Toba dua tahun lalu.
“Kondisi lintasan (saat shake down) bagus, cukup kering karena tidak hujan. Tapi saya tidak tahu kondisi lintasan di dalam mungkin saja seperti bubur,” ujarnya.
Menurut Ricardo yang akan turun dengan mobil Citroen CR R5 sama seperti yang digunakan Sean, mobilnya tidak disetel terlalu cepat. Mobil hanya disetel 60 persen dari kemampuan mobil. “Sudah cukup buat saya,” kata Ricardo, yang berpasangan dengan navigator Anthony Sarwono.
Musa Rajekshah mengungkapkan, Reli Danau Toba 2021 bertujuan mempromosikan dan mendorong pariwisata di Kabupaten Simalungun. Reli akan membawa dampak terhadap perekonomian di Simalungun.
Musa berencana pada tahun 2023 Sumatera Utara dapat menjadi tuan rumah kejuaraan reli internasional World Rally Championship (WRC). Sumatera Utara pernah menjadi tuan rumah WRC, yang merupakan ajang reli paling bergengsi itu, pada tahun 1996 dan 1997.