Kolektivitas Tim “Garuda” Berbuah Kemenangan atas Kamboja
Indonesia memamerkan kolektivitasnya, terutama di lini tengah, ketika memukul Kamboja, 4-2, pada penyisihan Grup B di Piala AFF 2020. Namun, tim ”Garuda” masih menyimpan sejumlah kelemahan yang perlu segera diperbaiki.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Tim sepak bola Indonesia membuka perjalanannya di Piala AFF 2020 dengan raihan positif. Mereka mengalahkan Kamboja, 4-2, pada laga penyisihan Grup B, Kamis (9/12/2021) malam, berkat kolektivitas para pemainnya.
Pada laga di Stadion Bishan, Singapura, itu, gelandang bertahan tim ”Garuda”, Rachmat Irianto, menyumbang dua gol lewat tendangan sudut. Dua gol Indonesia lainnya dicetak gelandang dan kapten tim, Evan Dimas, serta pemain sayap pengganti, Ramai Rumakiek.
Ketiga pemain itu membuktikan Indonesia tidak hanya bergantung kepada penyerang tengah untuk menghasilkan gol. Ujung tombak yang diturunkan Shin pada laga itu adalah Ezra Walian dan Kushedya H Yudo.
Namun, kedua penyerang itu gagal menyumbangkan gol. Ezra, pemain Persib Bandung, hanya melakukan dua tembakan yang tidak tepat sasaran selama 84 menit tampil pada laga debutnya di Piala AFF itu.
Kemudian, Shin juga memasukkan Kushedya ketika waktu normal laga itu tersisa enam menit. Namun, pemain Arema FC itu gagal menghasilkan satu pun peluang berbahaya.
”Laga pertama tidak selalu mudah, tetapi kami bisa mencetak gol cepat yang membantu kami mendapatkan kemenangan. Saya senang dengan kontribusi para pemain dalam menghasilkan gol,” ujar Pelatih Indonesia Shin Tae-yong dalam konferensi pers seusai laga itu.
Di babak pertama, Indonesia tampil dominan atas Kamboja. Skuad Garuda menerapkan garis pertahanan tinggi dan menekan setiap pemain Kamboja yang berusaha menguasai bola.
Pada 20 menit awal laga, Indonesia mencatatkan 63 persen penguasaan bola. Dalam urusan kreasi peluang gol di paruh pertama, Indonesia menciptakan tujuh tembakan, di mana empat di antaranya tepat sasaran. Adapun Kamboja hanya menghasilkan empat tembakan.
Akan tetapi, pada babak kedua, penampilan Garuda anjlok. Alhasil, Kamboja bisa lebih unggul dalam penguasaan bola secara keseluruhan dengan perbandingan 55 persen kontra 45 persen. Pada babak kedua, Indonesia menambah lima tembakan, sedangkan Kamboja menghasilkan enam tembakan.
Selain masalah menurunnya performa di babak kedua, penampilan Indonesia dalam hal mengantisipasi bola mati juga perlu diperbaiki. Seluruh (dua) gol yang dihasilkan Kamboja berasal dari situasi bola mati.
Kami masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diperbaiki untuk persiapan laga kedua hingga keempat. Saya yakin penampilan kami akan meningkat.
Yue Safy menjadi pemain Kamboja pertama yang menaklukan pertahanan Indonesia, yaitu pada menit ke-35. Gol itu diawali buruknya antisipasi Irfan Jaya untuk memenangi duel sundulan pada situasi sepak pojok. Alhasil, Safy mencetak gol setelah menyundul bola dengan melewati Irfan.
Kemudian, pemain Kamboja lainnya, Prak M Udom, mencetak gol melalui tendangan bebas ketika laga berjalan 60 menit. Sepakan keras kaki kanan Mony Udom mengenai pagar hidup Indonesia, sehingga bola berbelok arah dan tidak bisa diantisipasi kiper Indonesia, Syahrul Trisna Fadillah.
Meremehkan lawan
Menurut Shin, penurunan penampilan Indonesia disebabkan sikap para pemainnya yang meremehkan lawan ketika telah unggul tiga gol di awal babak pertama. Para pemain Indonesia seolah-olah membiarkan pemai lawan lebih mendominasi permainan dan menghasilkan sejumlah peluang.
”Pemain baru 50 persen menampilkan performa yang saya inginkan. Saya akan berbicara dengan para pemain untuk mengurangi kesalahan demi tampil lebih baik di laga selanjutnya,” kata Shin kemudian.
Ricky Kambuaya, gelandang Indonesia, sependapat dengan Shin. ”Kami masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diperbaiki untuk persiapan laga kedua hingga keempat. Saya yakin penampilan kami akan meningkat,” ujar Ricky yang membuat satu asis di laga itu.
Kemenangan dengan skor 4-2 itu serupa hasil yang tercipta pada pertemuan kedua tim di babak penyisihan Piala AFF 2002. Dua gol adalah jumlah gol terbanyak sepanjang sejarah yang dihasilkan Kamboja saat menghadapi Indonesia.
Dengan raihan tiga poin pada laga itu, Indonesia menyamai perolehan poin milik Vietnam. Pada Senin (6/12) lalu, Vietnam menumbangkan Laos 2-0. Meski memiliki poin sama, Indonesia berhak berada di peringkat kedua Grup B dengan keunggulan produktivitas gol atas Vietnam.
Malaysia memuncaki grup
Dalam laga lainnya di Grup B yang berlangsung, Kamis sore, Malaysia melanjutkan tren positif di penyisihan grup dengan melibas Laos, 4-0. ”Harimau Malaya” menjadi tim kedua setelah Singapura, tim pemuncak Grup A, yang mencatatkan dua kemenangan beruntun. Dengan hasil itu, Malaysia memuncaki klasemen sementara Grup B dengan koleksi enam poin.
Dalam laga itu, pemain sayap Malaysia, Safawi Rasid, menyumbang tiga gol. Pemain klub Malaysia, Johor Darul Ta’zim, itu menjadi pemain pertama yang mencetak trigol dalam satu laga di Piala AFF 2020. Ia pun memimpin daftar pencetak gol terbanyak saat ini dengan koleksi empat gol.
”Saya sangat percaya Safawi memiliki talenta yang besar dan menunjukkan disiplin luar biasa setiap latihan. Ia menyadari dirinya adalah ikon (sepak bola) Malaysia saat ini. Ia tetap harus bekerja keras untuk mempertahankan performanya,” ucap Pelatih Malaysia Tan Cheng Hoe dalam konferensi pers seusai laga itu.