Sir Frank Williams, Sang Perintis Itu, Telah Tiada
Pendiri tim Williams Racing, Sir Frank Williams, meninggal pada usia 79 tahun, Minggu (28/11/2021). Legenda F1 itu mewariskan etos kerja yang membuahkan 16 gelar juara pebalap dan konstruktor di era 1980-an dan 1990-an.
Oleh
Agung Setyahadi
·7 menit baca
LONDON, MINGGU — Sir Frank Williams selalu dikenang sebagai sosok yang gigih, inovatif, dan visioner, yang membawa tim Williams meraih tujuh juara pebalap dan sembilan gelar konstruktor di ajang Formula 1. Williams juga bermental baja yang membuat dirinya mampu bangkit dari situasi sangat sulit menyusul kecelakaan mobil yang nyaris merenggut nyawanya pada 8 Maret 1986. Pada usia 44 tahun, dia menjalani hidup baru di atas kursi roda dan membawa Williams menjadi salah satu tim tersukses di Formula 1.
Sir Frank Williams mendirikan tim Formula 1 pada 1977 menggunakan nama Williams Grand Prix Engineering, yang sebelumnya tampil di ajang Formula 2 dan Formula 3. Dia mendirikan tim F1 mandiri setelah negosiasi kerja sama dengan calon sponsor utama tidak berakhir manis. Tim asal Inggris ini meraih kemenangan pertama pada 1979, yang diraih oleh Clay Regazzoni dalam balapan seri Inggris. Kemenangan ini merupakan buah kerja sama Williams dan Patrick Head yang merupakan salah satu insinyur F1 terbaik pada era itu.
Williams meraih gelar juara dunia pertama pada 1980 melalui pebalap Alan Jones. Williams kemudian meraih enam gelar juara pebalap melalui Keke Rosberg (1982), Nelson Piquet (1987), Nigel Mansell (1992), Alain Prost (1993), Damon Hill (1986), dan Jacques Villeneuve (1997). Tujuh gelar juara pebalap ini menempatkan Williams di posisi keempat di bawah Ferrari (15 gelar juara pebalap), McLaren (12), dan Mercedes (9).
Pada era 1980-an hingga 1990-an, Williams juga mendominasi pengembangan mobil hingga meraih sembilan gelar konstruktor pada 1980, 1981, 1986, 1987, 1992, 1993, 1994, 1996, dan 1997. Williams pun menempati posisi kedua, hanya kalah dari Ferrari dengan 16 gelar juara konstruktor.
Pencapaian itu menegaskan Williams sebagai salah satu tim legendaris yang sukses di ajang Formula 1. Namun, setelah 1997, tim yang bermarkas di Grove, Inggris, itu tidak pernah lagi meraih gelar juara. Williams kehilangan daya saing seperti era 1980-an hingga 1990-an. Kondisi sulit itu ditandai dengan 103 dari 114 kemenangan Williams, diraih pada dua dekade awal mereka bersaing di Formula 1.
Kejayaan Williams merupakan buah kerja keras Sir Frank Williams dan partnernya, Patrick Head, di mana keduanya mulai membangun mobil sendiri mulai 1978. Sejak saat itulah Williams bukan sekadar tim F1, melainkan juga konstruktor. Mereka membangun mobil FW06 yang terus diperbaiki hingga FW08 yang sangat konsisten dalam kendali Alan Jones, yang meraih gelar juara pertama bagi Williams pada musim 1980.
Pada 1982 di mana regulasi baru penggunaan mesin turbo mulai diterapkan penuh, Williams pun kembali membuat kejutan dengan Keke Rosberg sebagai juara dunia. Williams mengalahkan Ferrari yang sangat kuat sejak awal musim.
Namun, tidak di semua musim, meskipun Williams memiliki mobil yang kompetitif, mereka bisa juara. Pada 1986, dengan FW11 bermesin Honda yang sangat kuat dan memenangi sembilan dari 16 balapan serta mengantar Williams sebagai juara konstruktor, dalam klasemen pebalap berakhir di posisi kedua. Persaingan pebalap mereka, Mansell dan Piquet, justru membantu Alain Prost meraih gelar juara bagi McLaren.
Pada awal musim 1986 itu, Sir Frank Williams mengalami kecelakaan mobil yang parah dalam perjalanan ke bandara Nice setelah tes di Sirkuit Paul Richard, Perancis. Meskipun dirinya tidak bisa berada di garasi tim hampir sepanjang musim itu, Williams tetap bisa tampil dominan. Itu hanyalah gelar juara pebalap yang tertunda, karena pada 1987 Piquet meraih gelar juara dunia.
Gelar itu sekaligus menegaskan Williams tidak berubah meskipun pendiri mereka, Sir Frank Williams, menjalani kehidupan baru di atas kursi roda akibat kecelakaan pada tahun sebelumnya. Sir Frank Williams menguatkan spirit timnya yang pantang menyerah, bertekad kuat, dan bermental baja.
Sir Frank Williams pernah menjelaskan kecelakaan yang dia alami dalam wawancara dengan majalah Esquire. ”Saya sangat tidak sabar. Saya tahu kecelakaan saya akan tiba dengan cara saya mengemudi di masa lalu. Saya tidak pernah mengambil risiko mendahului meskipun ide saya untuk mendahului mungkin berbeda dengan Anda. Namun, saya bergegas mengejar penerbangan terakhir untuk pulang. Dan saya keluar dari jalan,” ujarnya.
Tim Williams mengalami pukulan kedua saat pebalap mereka, Ayrton Senna, mengalami kecelakaan parah di San Marino tahun 1994 dan meninggal dunia. Tiga tahun setelah kecelakaan itu, Williams meraih gelar juara terakhir melalui Jacques Villeneuve.
Kejayaan Williams kemudian berangsur meredup seiring F1 menjadi balapan yang memerlukan lebih banyak kucuran dana. Perubahan regulasi yang mengikuti perkembangan teknologi menjadikan balapan F1 sangat mahal dan Williams kesulitan bersaing dengan Ferrari, McLaren, dan kemudian Mercedes serta Red Bull di era mesin hibrida.
Sir Frank Williams meninggalkan posisinya di dewan direksi tim pada 2012. Tanggung jawab utama diberikan kepada putrinya, Claire Williams. Tim asal Inggris itu akhirnya dijual kepada Dorilton Capital pada September 2020. Di bawah menajemen baru, nama tim tetap mempertahankan Williams yang sangat legendaris.
Kini, pendiri salah satu tim tersukses di F1 itu telah meninggal. Sir Frank Williams mewariskan spirit positif yang terus melekat di dalam tim yang telah dilepas oleh keluarganya itu. Meskipun memiliki mobil paling lambat, Williams tetap berada dalam sorotan berkat pebalap muda brilian George Russell. Pebalap asal Inggris itu mampu memaksimalkan FW43B bermesin Mercedes dalam sesi kualifikasi, serta meraih podium kedua dalam seri Belgia.
Spirit dalam tim Williams itu merupakan cerminan karakter pendirinya yang orisinil dan unik. ”Saya tidak akan pernah mendorong siapa pun untuk mengemudi seperti saya di masa lalu. Mematuhi batas kecepatan. Saya tidak bisa mengemudi lagi, tetapi saya menikmati disopiri oleh pembalap tulen, yang sayangnya jarang terjadi. Itu pengalaman yang menarik meskipun hanya terjadi sekitar lima kali dalam hidup saya, sayangnya. Pebalap itu menyebalkan dan mahal di luar mobil, tetapi ketika mereka masuk ke dalam mobil, mereka mengalami transmogrifikasi. Mereka menjadi sesuatu yang berbeda. Bisa disopiri oleh pebalap kelas dunia adalah keajaiban. Satu-satunya pengemudi yang pernah membuat saya takut adalah saya,” ungkap Sir Frank Williams.
Kepergian Sir Frank Williams diumumkan oleh tim Williams pada hari Minggu (28/11/2021) menjelang tengah malam waktu Indonesia. Sang legenda meninggal setelah sempat dirawat di rumah sakit pada hari Jumat, dan meninggal dengan tenang pada hari Minggu.
”Sir Frank merupakan legenda sejati dan ikon olahraga kita. Kepergiannya benar-benar menandai akhir dari sebuah era untuk tim kami dan untuk olahraga F1. Dia adalah salah satu perintis sejati. Terlepas dari kesulitan yang cukup besar dalam hidupnya, ia memimpin tim meraih 16 gelar juara dunia, menjadikan kami salah satu tim paling sukses dalam sejarah olahraga ini,” tulis pernyataan Williams.
”Nilai-nilai dari dirinya, termasuk integritas, kerja sama tim, kemandirian, serta tekad yang kuat tetap menjadi etos inti tim kami dan merupakan warisannya, seperti nama keluarga Williams di mana kami dengan bangga membalap,” ujar pernyataan itu.
Keluarga F1 menyampaikan bela sungkawa atas kepergian Sir Frank Williams dan menilai sang legenda itu sosok yang sangat penting dan patut diteladan.
”Pagi ini, Claire Williams menelepon, memberi tahu saya kabar yang sangat menyedihkan bahwa ayah tersayangnya, Sir Frank Williams, telah meninggal dunia. Dia raksasa sejati dalam olahraga kami yang mengatasi tantangan-tantangan tersulit dalam hidup dan bertarung setiap hari untuk menang di dalam dan di luar lintasan balap,” ujar CEO Formula 1 Stefano Domenicalli.
”Kami kehilangan anggota keluarga F1 yang sangat dicintai serta dihormati, dan dia akan sangat dirindukan. Pencapaian yang dia raih serta kepribadiannya yang luar biasa akan terukir dalam olahraga kita selamanya,” ungkap Domenicalli.
Presiden FIA Jean Todt menilai Sir Frank Williams adalah seorang perintis. ”Kabar yang sangat menyedihkan. Sir Frank Williams meninggalkan kesan yang abadi dalam sejarah @F1. Dia adalah seorang perintis, dengan kepribadian yang luar biasa dan sosok teladan,” tulis Todt.
Kami mengucapkan selamat jalan kepada sosok yang mendirikan tim kami. Sir Frank merupakan manusia yang luar biasa, dan saya akan selalu mengenang kegembiraan bersama kami.
”Hari ini, kami mengucapkan selamat jalan kepada sosok yang mendirikan tim kami. Sir Frank merupakan manusia yang luar biasa dan saya akan selalu mengenang kegembiraan bersama kami. Dia lebih dari sekadar atasan, dia adalah mentor dan teman bagi semua orang yang bergabung dengan keluarga Williams Racing dan juga banyak yang lainnya,” ujar pebalap Williams, George Russell, melalui akun Twitter.
”Merupakan sebuah kehormatan yang sangat besar membalap untuk dia dan menjadi bagian kecil dari warisan luar biasa yang dia tinggalkan, warisan yang akan abadi dalam hati dan jiwa tim ini. Istirahat dalam damai, Sir Frank. Terima kasih atas segalanya,” pungkas Russell yang musim depan akan menjadi rekan setim Lewis Hamilton di Mercedes.