Pelatih Paris Saint-Germain Mauricio Pochettino menemukan kesempatan kedua untuk pindah ke Manchester United. Pochettino, yang tak nyaman di PSG, ingin mengisi kursi jabatan yang semestinya ia tempat dua tahun silam.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·4 menit baca
PARIS, SELASA — Pelatih Paris Saint-Germain Mauricio Pochettino menyatakan ketertarikannya untuk mengisi posisi manajer Manchester United yang lowong aeusai ditinggalkan Ole Gunnar Solskjaer. Ini adalah kali kedua Pochettino dikaitkan dengan MU. Setelah dua tahun, kesempatan bagi Pochettino untuk bergabung dengan ”Setan Merah” kembali terbuka.
Pochettino pernah digadang-gadang bakal mengambil alih posisi manajer MU pada 2019 lalu. Saat itu, MU masih mempertimbangkan untuk mengangkat tetap Solskjaer yang berstatus pelatih interim seusai menggantikan Jose Mourinho pada 2018.
Pada akhirnya, manajemen MU memilih mengikat Solskjaer dan menepikan opsi merekrut Pochettino dari Tottenham Hotspur. Gagal bergabung dengan MU, Pochettino—yang sukses mengantarkan Spurs ke final Liga Champions Eropa tahun 2019—kemudian dipinang Paris Saint-Germain.
Kesempatan bagi Pochettino untuk bergabung dengan ”Setan Merah” kembali terbuka seiring pemecatan Solskjaer, pekan lalu. Pochettino merasa tertarik untuk mengisi kursi jabatan yang semestinya bisa ia tempati dua tahun silam.
Sepanjang menangani PSG sejak Januari 2021, Pochettino telah memenangkan Trophee des Champions dan Piala Perancis, Mei lalu. Namun, petinggi PSG menginginkan lebih dari sekadar dua trofi tersebut. Mereka menargetkan Pochettino membawa PSG menjuarai Liga Champions.
Bumerang di PSG
Sokongan dana melimpah pun disodorkan kepada Pochettino. Demi meraih ambisi itu, para pemain bintang didatangkan, termasuk Lionel Messi. Keadaan tersebut justru menjadi bumerang bagi Pochettino. Pelatih berkebangsaan Argentina itu tidak merasa cukup nyaman di PSG karena harus mengelola ego besar para pemain bintang.
”Saya mengelola orang dengan perasaan. Perilaku setiap orang bukan hal yang sederhana. Ini adalah rangkaian pasang surut. Jika saya memilih satu orang, yang lain terluka. Demikian pula sebaliknya,” kata Pochettino
Selain kesulitan mengelola ego para pemain bintangnya, Pochettino juga merasa tak diberi keleluasaan dalam mengelola tim. Peran Pochettino sebagai pelatih kepala terbatas karena petinggi klub memercayakan urusan sepak bola yang lebih luas, seperti merekrut pemain baru, kepada Direktur Olahraga PSG Leonardo.
Dengan begitu, kendali Pochettino praktis hanya pada hal-hal yang bersifat teknis dan taktis kepelatihan. Urusan lain, seperti perekrutan pemain, menjadi bagian Leonardo. Hal itu membuat terjadi ketidaksinkronan antara kebutuhan tim dan pemain yang direkrut. PSG saat ini mengalami surplus bek kiri. Selain itu, perekrutan kiper Gianluigi Donnarumma juga dinilai tidak terlalu mendesak.
Asisten Solskjaer, Michael Carrick, untuk sementara menangani MU dalam beberapa laga ke depan. Terdekat, Carrick akan mendampingi skuatd MU kala bersua wakil Spanyol, Villarreal, di Liga Champions. Carrick, yang tak memiliki pengalaman melatih skuad senior diragukan bisa menggantikan posisi Solskjaer secara permanen.
Yakin bergabung
Mantan bek MU, Gary Neville, meyakini Pochettino akan memilih pindah ke MU apabila diberi kesempatan. Hingga kini, pihak MU belum berkomentar atau memberikan tanda-tanda untuk mendekati Pochettino. Neville menyebut, Pochettino akan diberi kontrak lima tahun apabila para petinggi MU merealisasikan perekrutannya.
Pochettino adalah orang yang tepat untuk mengisi posisi manajer MU. Penilaian itu bahkan pernah dilontarkan mantan manajer legendaris MU, Sir Alex Ferguson.
Menurut Neville, Pochettino tidak akan kerasan dengan situasi di PSG yang menuntut segalanya serba instan. Pochettino bisa dipecat PSG kapan pun bila gagal memenuhi target menjuarai Liga Champions. Di sisi lain, PSG telah bersiap merekrut Zinedine Zidane, pelatih asal Perancis, jika Pochettino jadi pergi ke MU. Zidane adalah pelatih impian bagi klub kaya raya Perancis itu.
”Dia (Pochettino) akan melihat para pemain, melihat klub, dan dia akan menyadari bahwa bisa melakukan apa yang ingin dilakukan. Dia mungkin bisa mencapai lebih dari yang dia inginkan di Manchester United dalam hal sebuah proyek (jangka panjang),” kata Neville dikutip dari Sky Sports, Selasa (23/11/2021).
Hanya saja, untuk mewujudkan hal tersebut, MU harus membayar kompensasi sebesar Rp 191 miliar untuk menggaet Pochettino dari PSG. Pochettino saat ini tengah berada di kota Manchester dalam rangka mendampingi PSG untuk laga Liga Champions menghadapi Manchester City.
Sejumlah pihak menilai, Pochettino adalah orang yang tepat untuk mengisi posisi manajer MU. Penilaian itu bahkan pernah dilontarkan mantan manajer legendaris MU, Sir Alex Ferguson. ”Dia (Pochettino) fantastis, punya ketenangan. Bagaimana timnya bermain (agresif dan menyerang) menjadi bukti hasil pekerjaannya. Dia memahami keuntungan memainkan para pemain muda,” ujar Ferguson dikutip Manchester Evening News, 2016 lalu.
Setidaknya, di MU, ia akan mendapatkan loyalitas dan kesetiaan dari para pemain. Pochettino juga dikenal sebagai pelatih yang kerap mempromosikan pemain-pemain muda. MU saat ini menjadi klub urutan kedelapan dengan rata-rata usia pemain termuda di Liga Inggris. Skuad MU tercatat memiliki rata-rata usia 27,05 tahun.