Menghadapi tim seperti Dynamo Kiev tidak pernah segenting ini bagi Barcelona. Kekalahan dari tim gurem asal Ukraina itu akan memperbesar kans ”Blaugrana” tersingkir lebih cepat di Liga Champions Eropa musim ini.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·4 menit baca
BARCELONA, SENIN — Bagi raksasa Spanyol, Barcelona, duel melawan Dynamo Kiev di babak penyisihan Grup E Liga Champions Eropa tidak ubahnya seperti laga final. Kemenangan menjadi harga mutlak bagi ”Blaugrana” agar bisa lolos ke fase gugur kompetisi itu. Namun, ambisi itu tidaklah akan mudah mengingat Barca tidak bisa diperkuat sejumlah pemain bertahannya di laga itu.
Barca saat ini tertahan di peringkat ketiga Grup E dengan koleksi tiga poin. Mereka tertinggal enam angka dari pemuncak klasemen, Bayern Muenchen, dan satu poin dari Benfica di peringkat kedua. Untuk lolos ke babak 16 besar Liga Champions, Barca harus finis setidaknya di peringkat kedua grup itu.
Maka, dengan tiga laga tersisa di penyisihan grup, Barca wajib mencuri poin penuh di kandang Dynamo. Itu untuk menjaga kans mereka lolos ke babak gugur. Duel Barca versus Dynamo, tim yang baru mengemas satu poin di penyisihan Grup E, akan digelar di Stadion NSK, Kiev, Ukraina, pada Rabu (3/11/2021) dini hari WIB.
Kalah bukanlah pilihan bagi Barca mengingat di dua laga berikutnya mereka akan menghadapi dua pertandingan berat, yaitu versus Benfica dan Bayern. Kedua tim memiliki kualitas yang hampir setara dengan Barca. Terbukti, di pertemuan sebelumnya, Barca takluk 0-3, baik dari Benfica maupun Bayern.
Maka, menghadapi Dynamo tidak pernah segenting ini bagi Barca. Di musim-musim sebelumnya, Barca amat dominan atas juara bertahan Liga Primer Ukraina itu. Dominasi itu telah berlangsung selama lebih dari satu dekade terakhir. Dari 11 pertemuan kedua tim sebelumnya, Blaugrana delapan kali menang dan hanya tiga kali kalah.
Namun, kini kondisinya tidak lagi sama. Barca bukanlah lagi tim yang sama seperti di masa kejayaannya, satu dekade silam. Klub itu tengah diterpa gejolak internal, krisis finansial, dan anjloknya performa, yang lantas berujung pada dipecatnya pelatih Ronald Koeman, pekan lalu.
Sergino Dest, pemain belakang Barca, mengatakan, suasana di internal tim saat ini sedang tidak bagus menyusul hasil kurang optimal, beberapa pekan terakhir. Mereka hanya bisa menuai satu poin dari tiga laga terakhir. Barca berturut-turut dikalahkan Real Madrid dan Rayo Vallecano, lalu ditahan imbang Deportivo Alaves.
Terjerembap
Tak pelak, Blaugrana kini terjerembap di peringkat ke-9 Liga Spanyol, posisi yang sangat asing bagi salah satu klub tersukses di Eropa itu. ”Kami tidak bisa selamanya terpuruk dan harus segera kembali ke jalur kemenangan. Laga versus Dynamo Kiev sangatlah penting karena kami bisa tersingkir jika kalah,” kata Dest, Senin (1/11/2021).
Karena itu, bagi Dest, duel versus Dynamo ibarat final. Duel ini pun bakal tidak mudah bagi Barca mengingat rapuhnya pertahanan mereka saat ini. Dari 14 laga yang telah Barca lewati musim ini, yaitu 11 di Liga Spanyol dan tiga di Liga Champions, Barca hanya mencatatkan tiga kali clean sheet. Torehan tak kebobolan itu mereka raih ketika menghadapi Cadiz, Levante, dan Dynamo Kiev.
Dari total 14 laga yang telah berjalan pada musim ini, gawang Barca telah kebobolan 18 gol. Di Liga Champions, gawang mereka bahkan kebobolan rata-rata dua gol di setiap laga. Tak kalah ironisnya, mayoritas gol-gol lawan tercipta dari percobaan tembakan pertama.
Sulit bagi kami mencetak gol. Mereka (tim lawan) hampir tidak memiliki peluang, tetapi bisa mencetak gol. (Jordi Alba)
Statistik itu menunjukkan rapuhnya pertahanan Barca. Tingginya tingkat konversi kebobolan itu dipicu rendahnya intensitas permainan dan konsentrasi para pemain bertahan Barca. Di sisi lain, serangan Barca tidak lebih baik menyusul kepergian Lionel Messi. Blaugrana baru mencetak satu gol dari tiga laga penyisihan grup di Liga Champions musim ini.
”Sulit bagi kami mencetak gol. Mereka (tim lawan) hampir tidak memiliki peluang, tetapi bisa mencetak gol,” kata bek sayap Barca, Jordi Alba, dikutip Marca seusai ditahan Deportivo Alaves, 1-1, akhir pekan lalu.
Masalah di lini serang Barca kian pelik karena mereka dipastikan tidak akan diperkuat striker Sergio Aguero yang mengalami masalah jantung. Selain itu, bek senior Gerard Pique juga kemungkinan masih absen akibat cedera. Padahal, pengalaman dan ketenangannya amat dibutuhkan Barca saat ini. Pique juga menjadi pahlawan Barca saat mengalahkan Dynamo, 1-0, di Stadion Camp Nou pada Oktober lalu.
Masalah di lini belakang Barca bertambah karena bek lainnya, Ronald Araujo, juga belum sepenuhnya bugar. Kondisi itu membuat Sergi Barjuan, pelatih interim Barca, hanya punya sedikit pilihan di lini belakang.
Tak pelak, tekanan besar bakal dihadapi Barjuan, pelatih yang ditunjuk menggantikan Koeman untuk sementara waktu. Sejauh ini ia belum bisa mengangkat performa Barca. Masalah akut di era Koeman, seperti kurangnya kreativitas, kepercayaan diri, dan penyelesaian akhir, masih terlihat di Barca saat ini.
Xavi Hernandez
Meskipun demikian, Presiden Barcelona Joan Laporta memastikan Barjuan akan tetap memimpin Barca ketika mereka bertamu ke Kiev. Saat ini Barca masih kesulitan untuk merekrut target utamanya untuk menggantikan Koeman, yaitu Xavi Hernandez.
Mantan pemain Barca itu masih berupaya dipertahankan klub yang memanfaatkan jasanya saat ini, Al Sadd. Klub asal Qatar itu mengikat Xavi sebagai pelatih dengan kontrak hingga 2023.
Barca lantas menyiapkan opsi kedua jika Xavi sulit direkrut. Sejumlah nama, seperti Roberto Martinez (pelatih timnas Belgia) dan Andrea Pirlo (mantan pelatih Juventus), masuk dalam ”radar” Barca. (AFP/REUTERS)