Dua ganda putra Indonesia Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana dan Yeremia Erich Yohe Yacob Rambitan/Pramudya Kusumawardhana mendominasi final Belgia Challenge. Pemain pelapis ganda putra harus terus dimatangkan.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
LEUVEN, MINGGU - Gelar juara ganda putra, dari final sesama pemain Indonesia, pada turnamen bulu tangkis Belgia International Challenge memberi asa bagi regenerasi ganda putra yang tak pernah putus. Para pemain pelapis pun akan kian dimatangkan agar kemampuan mereka semakin mendekati para senior.
Ganda putra Indonesia diwakili dua pasangan yang menjadi dua unggulan teratas pada Belgia International Challenge di Leuven, Belgia, 27-30 Oktober. Kedua pasangan itu adalah Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana dan Yeremia Erich Yohe Yacob Rambitan/Pramudya Kusumawardhana.
Mereka akhirnya berebut gelar juara pada final yang berlangsung Sabtu (30/10/2021) tengah malam waktu Indonesia. Pramudya/Yeremia memenangi pertemuan tersebut, dengan skor 21-18, 22-20, yang menghasilkan satu-satunya gelar juara bagi Indonesia.
Meski telah terbiasa saling mengalahkan dalam latihan di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Jakarta. Final di Belgia menjadi pertemuan pertama kedua pasangan dalam turnamen internasional. “Kami sudah tahu karakter masing-masing karena latihan bersama. Namun, untuk pertandingan di sini, saya dan Pram lebih siap dari Fikri dan Bagas,” ujar Yeremia.
Sebelum tampil di Belgia, kedua ganda putra Indonesia itu bertanding bersama rekan-rekan mereka di Denmark Terbuka BWF World Tour Super 1000, 19-24 Oktober. Pramudya/Yeremia bertahan hingga babak kedua, sementara Fikri/Bagas hingga perempat final setelah mengalahkan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon pada babak kedua. Minggu tengah malam WIB, ganda putra nomor satu dunia itu tampil dalam final Perancis Terbuka Super 750 melawan Ko Sung-hyun/Shin Baek-cheol (Korea Selatan).
Pramudya/Yeremia dan Fikri/Bagas adalah bagian dari pemain pelapis ganda putra pelatnas utama di bawah Kevin/Marcus, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, juga, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang bukan bertatus pemain pelatnas tetapi berlatih di Cipayung. Menjadi bagian dari penerus para senior itu ada pasangan lainnya, yaitu Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani.
Kami sudah tahu karakter masing-masing karena latihan bersama. Namun, untuk pertandingan di sini, saya dan Pram lebih siap dari Fikri dan Bagas.
Di antara mereka, Leo/Daniel menjadi yang terdepan berdasarkan posisi dalam daftar peringkat dunia, yaitu urutan ke-35. Atas dasar ini, juara dunia yunior tersebut dipilih menjadi bagian tim Indonesia dalam Piala Thomas 2020 dan bisa bermain di Perancis Terbuka. Meski demikian, posisi rekan-rekannya tak berbeda jauh, yaitu Fikri/Bagas di peringkat ke-38 dan Pramudya/Yeremia pada urutan ke-42.
Aryono Miranat, pelatih yang mendampingi ganda putra di Belgia, menilai, meski bisa menciptakan final sesama Indonesia, Fikri/Bagas dan Pramudya Yeremia harus meningkatkan kemampuan, terutama dalam faktor non teknis, yaitu ketenangan. Kekurangan dalam faktor itu membuat mereka masih banyak membuat kesalahan.
Sementara, Herry Iman Pierngadi, yang mendampingi skuad ganda putra di Perancis Terbuka mengatakan, selain mematangkan Fajar/Rian agar bisa berada pada posisi seperti yang ditempati Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan, saat ini, dia pun punya tugas untuk mengangkat level permainan Leo/Daniel dan kawan-kawan. Apalagi, skuad pelapis ganda putra telah diuntungkan dengan adanya rekan latihan pemain senior di peringkat 10 besar dunia dengan reputasi juara ajang besar.
Herry memperkirakan, dengan kemampuan saat ini, para pelapis membutuhkan waktu seidaknya setahun untuk bisa mendekati kemampuan para seniornya di turnamen. “Namun, itu pun tergantung jumlah pertandingan yang mereka ikuti. Semakin sering bertemu pemain 10 besar dunia, tentu akan lebih baik. Pertandingan melawan pemain top bisa digunakan untuk mengevaluasi kekurangan di berbagai sisi,” tutur Herry.
Ajang lain, dalam tur di Eropa selama dua bulan terakhir, yang menjadi panggung untuk mengetes kemampuan pemain pelapis adalah Hylo Terbuka Super 300 di Saarbruecken, Jerman. Setelah itu, skuad Merah Putih yang berada di Eropa sejak Piala Sudirman di Finlandia, 26 September-3 Oktober, akan kembali ke Indonesia untuk bersiap menghadapi turnamen di “gelembung” Bali. Ajang yang akan berlangsung dalam “Festival Bulu Tangkis Indonesia” adalah Daihatsu Indonesia Masters Super 750 (16-21 November), SimInvest Indonesia Terbuka Super 1000 (23-28 November), serta Final BWF (1-5 Desember).