Setelah menanti lebih dari 1,5 tahun, ”Minions” akhirnya kembali berlaga di final. Ganda putra nomor satu dunia ini lolos ke partai puncak Perancis Terbuka 2021 berkat kemenangan atas rekan senegara.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
PARIS, SABTU - Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon perlu waktu 19 bulan untuk kembali ke partai puncak, dengan lolos ke final Perancis Terbuka 2021. Kali terakhir mereka melakukannya adalah pada All England 2020.
Sempat terpuruk setelah tersingkir pada perempat final Olimpiade Tokyo 2020, kepercayaan diri ganda putra nomor satu dunia itu mulai tumbuh. Kevin/Marcus kembali mendapat peluang juara setelah mengalahkan rekan berlatih di pelatnas, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, 21-19, 12-21, 26-24, pada semifinal di Stade Pierre de Courbetin, Paris, Sabtu (30/10/2021).
Final melawan Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia) atau Ko Sung-hyun/Shin Baek-cheol (Korea Selatan), Minggu, menjadi yang pertama bagi Kevin/Marcus setelah dikalahkan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe pada final All England, Maret 2020. Gelar terakhir mereka didapat dari Indonesia Masters, Januari 2020.
”Kepercayaan diri Kevin/Marcus mulai terlihat, meski belum seratus persen, tetapi sudah lebih baik. Sedikit lagi, mereka akan kembali ke kemampuan terbaik,” ujar pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi yang menyaksikan persaingan pemain dari tribune.
Setelah All England 2020, banyak turnamen bulu tangkis dibatalkan akibat pandemi Covid-19. Ganda berjulukan ”Minions” itu baru tampil lagi di Olimpiade Tokyo 2020, 23 Juli-8 Agustus 2021.
Mereka sebenarnya hadir di All England, Maret, dan memenangi babak pertama, tetapi tak dapat melanjutkan penampilan karena Tim Indonesia didiskualifikasi. Ini terjadi karena skuad “Merah Putih” berada dalam satu pesawat dengan penumpan terinfeksi Covid-19.
Kepercayaan diri Kevin/Marcus mulai terlihat, meski belum seratus persen, tetapi sudah lebih baik. Sedikit lagi, mereka akan kembali ke kemampuan terbaik.
Tanpa banyak kesempatan bertanding sebelum Olimpiade, mereka disingkirkan Chia/Soh pada perempat final di Tokyo. Kekalahan dari pasangan sama terjadi pada perempat final Piala Sudirman di Finlandia, tiga pekan lalu. Indonesia kalah 2-3 dari Malaysia saat itu.
Kevin/Marcus menata kembali fokus dan menumbuhkan kembali kepercayaan diri saat bertanding di Piala Thomas. Tiga kali bertanding, tiga kali pula mereka menang, termasuk saat mengalahkan Malaysia 3-0 pada perempat final dan 3-1 atas Denmark di semifinal.
Meski setelah itu disingkirkan rekan muda di pelatnas, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, pada babak kedua Denmark Terbuka, penampilan Kevin/Marcus membaik di Paris. Mereka bisa mengatasi tekanan pada momen kritis gim ketiga saat berhadapan dengan Fajar/Rian.
Kevin/Marcus tertinggal, 13-17, bahkan berhadapan dengan match point lawan pada skor 17-20. ”Dalam posisi kritis, Kevin/Marcus lebih tenang, sedangkan Fajar/Rian kurang mengontrol diri. Mereka terburu-buru ingin memenangi pertandingan. Tetapi, kedua pasangan sudah bermain maksimal,” kata Herry.
Dua dari tiga ganda putra Indonesia berperingkat 10 besar dunia itu selalu menyajikan persaingan ketat setiap berjumpa dalam turnamen. Duel di Paris menjadi laga kelima yang berlangsung tiga gim dari sembilan pertemuan mereka. Kevin/Marcus menang dalam lima laga lain, tetapi selalu kalah dalam dua pertemuan terakhir.
Ganda putra Indonesia yang tak tergeser dari puncak peringkat dunia sejak 2017 itu menjadi satu-satunya wakil Indonesia di final. Hasil terbaik wakil ”Merah Putih” lainnya, selain semifinal untuk Fajar/Rian, adalah perempat final untuk Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, Shesar Hiren Rhustavito, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Siti Fadia Ramadhanti/Ribka Sugiarto.
Tidak konsisten
Sementara, pelatih ganda campuran Nova Widhianto menilai, inkonsistensi penampilan Praveen/Melati dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya kepercayaan diri Melati yang belum kembali setelah tersingkir pada perempat final Olimpiade.
Setelah mencapai final Thailand Terbuka Seri I, turnamen pertama mereka pada 2021, penampilan ganda campuran peringkat kelima dunia itu menurun. Mereka gagal pada babak pertama Thailand Terbuka Seri II, kalah di perempat final Olimpiade, semifinal Denmark Terbuka, dan perempat final Perancis Terbuka.
“Faktor lain adalah lawan yang sudah bisa membaca permainan mereka. Ketika tak mendapat kesempatan untuk menyerang, mereka seperti buntu. Pertahanan juga harus diperbaiki karena tidak solid,” kata Nova.
Sebelum kembali ke Indonesia untuk mengikuti rangkaian turnamen di Bali, Praveen/Melati, akan mengikuti satu turnamen lain di Eropa, yaitu Hylo Terbuka di Jerman, 2-7 November.