Para pemain belakang Real Madrid menjadi pembeda di laga ”el clasico” pertama tanpa Lionel Messi dan Sergio Ramos. Mereka tampil melampaui harapan dengan sangat baik dalam bertahan dan turut mencetak dua gol kemenangan.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·4 menit baca
BARCELONA, SENIN — Laga el clasico antara Barcelona dan Real Madrid, Minggu (24/10/2021) malam WIB, menjadi panggung bagi para pemain belakang ”El Real”. Mereka menjadi kunci kemenangan 2-1 Real Madrid atas Barcelona di Stadion Camp Nou. Para pemain belakang Madrid tampil melampaui harapan dengan sangat baik dalam bertahan dan turut mencetak dua gol kemenangan.
Dua gol kemenangan Real dicetak bek David Alaba pada menit ke-32 dan Lucas Vazquez pada menit ke-93. Gol-gol tersebut tercipta melalui skema serangan balik cepat. Dalam laga ini, Barcelona mendominasi penguasaan bola dengan persentase 52 persen. Mereka juga mencatatkan 12 tembakan berbanding 10 tembakan milik Real. Namun, Real tampil lebih efektif dengan mampu mengeksploitasi kelemahan bertransisi Barca.
”Kami bagus dalam bertahan. Kami sangat efektif dalam serangan balik. Tim ini memiliki banyak kualitas dan kami harus menikmatinya. Ini bukan pertandingan yang mudah dan kemenangan membuat kami senang,” ujar Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti, dikutip dari Sky Sports, Senin (25/10/2021).
Kecepatan dalam bertransisi dari menyerang ke bertahan tidak ditunjukkan Barca pada laga ini. Gol Alaba tercipta dari keterlambatan para pemain Barca untuk menutup lubang di lini pertahanan mereka.
Ketika bola dalam penguasaan penyerang Barca, Memphis Depay, Alaba dengan cerdik merebutnya. Kapten timnas Austria tersebut segera menyodorkan bola kepada Vinicius Junior yang kemudian melepaskan umpan panjang ke Rodrygo yang telah memasuki area pertahanan Barca.
Rodrygo lalu mengoper bola kepada Alaba yang berlari tanpa pengawalan. Dengan sekali kontrol, Alaba melepaskan tembakan ke sudut yang tidak mampu dijangkau Marc-Andre ter Stegen.
Gol kedua Real juga hadir melalui skema serangan balik. Para pemain Barca terlambat kembali ke posnya masing-masing sehingga Marco Asensio sangat leluasa memasuki pertahanan Barca. Asensio kemudian melepaskan sepakan yang mampu ditepis Stegen, tetapi bola muntah dengan cepat disambar Vazquez.
Barca mampu memperkecil ketertinggalan berkat gol Sergio Aguero di pengujung laga. Hal itu menjadikan Aguero dan Alaba langsung mencetak gol dalam debut mereka di el clasico.
Kekalahan keempat
Hasil ini menjadikan Barca menelan empat kekalahan berturut-turut dalam laga el clasico terakhir mereka. Kelemahan dalam bertransisi juga dialami Barca dalam pertemuan yang sama pada 24 Oktober 2020. Pada laga el clasico tepat setahun lalu itu, Barca takluk 1-3 dari Real di Camp Nou.
Saat itu, ada momen ketika Luka Modric dan Federico Valverde muncul secara tiba-tiba dari belakang dan mencetak gol. Modric dan Valverde mengeksploitasi ruang yang ditinggalkan para pemain Barca. Ini menunjukkan pasukan Ronald Koeman tidak banyak berbenah dan belum belajar dari pengalaman.
Kesalahan itu masih Barca lakukan saat meladeni El Real yang merupakan sebuah tim dengan serangan balik sensasional. Baik di bawah asuhan Ancelotti maupun Zinedine Zidane, Real sangat baik dalam bertransisi dari situasi bertahan ke menyerang.
Menurut Koeman, ia telah memperingatkan para pemainnya untuk lebih efektif saat mengontrol penguasaan bola. Koeman juga mengatakan kunci meredam Real adalah menghentikan kecepatan mereka dalam melakukan serangan balik. Akan tetapi, hal itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
”Anda harus waspada dengan serangan balik mereka. Tim melakukan yang terbaik untuk bermain imbang. Kami kecewa dengan hasilnya, tetapi tidak dengan apa yang telah kami lakukan sebagai tim,” kata Koeman.
Kekalahan dari Real membuat Barca kehilangan momentum untuk terus meraih hasil positif. Sebelum ini, Barca mengatasi Valencia, 3-1, dan mengalahkan Dynamo Kiev, 1-0, di Liga Champions Eropa. Dengan begitu, praktis masa depan Koeman di Barca akan kembali menjadi sorotan.
Para pendukung Barca kecewa dengan hasil negatif saat menghadapi Madrid. Kerumunan pendukung terlihat memukul kendaraan Koeman ketika pelatih berusia 58 tahun itu mencoba meninggalkan stadion seusai laga.
Tim melakukan yang terbaik untuk bermain imbang. Kami kecewa dengan hasilnya, tetapi tidak dengan apa yang telah kami lakukan sebagai tim.
Pihak Barca kemudian merespons kejadian itu dan mengecam apa yang dilakukan para pendukung mereka. Barca memposting pernyataan di akun Twitter resmi mereka yang berbunyi, ”Barcelona secara terbuka mengutuk tindakan kekerasan dan penghinaan yang dialami manajer kami ketika meninggalkan Camp Nou.”
Kekalahan ini membuat posisi Barca di klasemen sementara Liga Spanyol tercecer di peringkat kesembilan dengan 15 poin, hasil dari empat kali menang, tiga kali imbang, dan dua kali kalah. Adapun tambahan tiga poin membuat Real menguntit Real Sociedad di puncak klasemen. Pasukan Ancelotti mengumpulkan 20 poin. (AFP/REUTERS)