Sekitar 900 Pendukung PSS Sleman Nekat Datang ke Surakarta, Beralasan Ingin Bertemu Manajemen Klub
Sekitar 900 suporter PSS Sleman nekat mendatangi Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (15/10/2021) malam. Mereka beralasan ingin bertemu dengan manajemen tim untuk memprotes performa tim yang dinilai kurang optimal.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Sekitar 900 suporter PSS Sleman nekat mendatangi Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (15/10/2021) malam. Sebagian pendukung sempat dibawa aparat kepolisian untuk diberi tahu soal imbauan menonton dari rumah. Alasan kedatangan diduga didasari keinginan para suporter menemui manajemen tim guna membahas persoalan performa tim yang masih kurang optimal.
Kedatangan para suporter bersamaan dengan jadwal laga lanjutan Liga 1, yang mempertemukan PSS Sleman dengan Barito Putra di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat malam. Skor akhir pertandingan 3-2 untuk kemenangan PSS Sleman. Dua gol dicetak oleh Irfan Jaya, sedangkan satu gol lainnya dicetak Eduardo Junior.
Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta Komisaris Besar Ade Safri Simanjuntak menyampaikan, para suporter masuk lewat dua titik pintu masuk ke kota tersebut. Kedua titik itu berada di Pos Pengamanan Faroka dan Makutho.
”Di dua pos perbatasan itu, kami sudah siapkan untuk melakukan penyekatan. Ini mengantisipasi adanya pengerahan massa suporter dari kesebelasan yang bertanding,” kata Ade di Satuan Lalu Lintas Polres Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat malam.
Ade mengatakan, di Pos Pengamanan Makutho diperkirakan ada 600 suporter PSS Sleman yang mencoba masuk lewat kota tersebut. Namun, para petugas yang akan melakukan penyekatan justru dilempari batu. Para petugas meresponsnya dengan menembakkan gas air mata. Penembakan gas bertujuan menghalau mereka agar mengurungkan niat memasuki kota ini sebab laga pun digelar tanpa penonton.
Kami melakukan penembakan gas air mata untuk menghalau dan membubarkan massa suporter yang coba masuk ke kota ini. Tembakan gas air mata akhirnya membuat mereka putar balik. Tidak jadi memasuki kota ini.
”Kami melakukan penembakan gas air mata untuk menghalau dan membubarkan massa suporter yang coba masuk ke kota ini. Tembakan gas air mata akhirnya membuat mereka putar balik. Tidak jadi memasuki kota ini,” kata Ade.
Di Pos Pengamanan Faroka ditemukan sekitar 300 pendukung PSS Sleman yang mencoba masuk lewat titik tersebut. Mereka datang berboncengan. Aparat kepolisian pun menghalau kedatangan mereka. Lalu, mereka dibawa ke Satuan Tugas Lalu Lintas Polres Kota Surakarta.
Di sana, lanjut Ade, para suporter diperiksa kelengkapan surat-surat kendaraan bermotor yang dikendarai. Bagi yang surat-suratnya sudah lengkap, hanya diberi imbauan agar tidak lagi nekat datang langsung ke stadion.
Ade menambahkan, para pendukung PSS Sleman ingin mendatangi Stadion Manahan bukan untuk menonton pertandingan. Mereka bertujuan melayangkan protes kepada jajaran Manajemen PSS Sleman atas performa tim yang kurang maksimal. Namun, apa pun alasannya, kata Ade, kedatangan suporter ke stadion tidak bisa dibenarkan.
”Silakan semua permasalahan internal diselesaikan di kota asal. Jangan membawa rombongan massa sehingga melanggar protokol kesehatan dan membuat ketertiban umum, serta lalu lintas, jadi terganggu. Itu tidak kita harapkan,” kata Ade.
Stadion Manahan menjadi tempat pelaksanaan dua ajang sepak bola musim ini, yakni Liga 1 dan Liga 2. Dari kedua kompetisi tersebut, semuanya tidak boleh menghadirkan penonton langsung demi mencegah terjadi penularan Covid-19.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengharapkan agar dua gelaran sepak bola terbesar di Indonesia itu berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Ia menginginkan agar semua pihak mampu menahan diri sehingga situasi tetap kondusif. Untuk itu, ia meminta para pendukung tetap menonton laga dari rumah saja.
”Kita sudah dipercaya jadi tuan rumah, jadi harus memberikan yang terbaik. Terutama untuk tamu-tamu kita. Jangan aneh-aneh dulu. Nonton di rumah paling enak,” kata Gibran.