Antusiasme warga Papua semakin memuncak jelang penutupan PON Papua. Ajang olahraga nasional itu kini menyongsong akhir kisah indah. Demi hal itu, penerapan protokol kesehatan Covid-19 menjadi tantangan pamungkas.
Oleh
kelvin hianusa dan fabio mario lopes costa
·5 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Setelah berlangsung 24 hari, Pekan Olahraga Nasional Papua 2021 akan mengakhiri kisah panjang penyelenggaraan lewat pesta penutupan di Stadion Utama Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Jumat (15/10/2021). Di tengah antusiasme warga yang terus memuncak, ajang multicabang nasional pertama di masa pandemi Covid-19 itu menanti akhir kisah yang indah.
Antusiasme tinggi masih menyelimuti warga Papua pada sehari jelang penutupan PON, Kamis sore. Ratusan orang berkumpul di trototar depan Stadion Utama Lukas Enembe. Mereka khusyuk menatap layar besar yang menayangkan laga final sepak bola putra, antara Papua versus Aceh.
“Golll!! Torang bisa juara di tanah Papua!!!,” teriak Michael (40), warga asli Sentani, yang bereaksi terhadap gol kedua penyerang Papua, Ricky Cawor. Gol yang menjadi penentu Papua meraih emas sepak bola putra itu sekaligus membuat warga berpesta. Warga tumpah ruah di jalan merayakan emas sepak bola pertama Papua sejak PON 2004 di Sumatera Selatan.
“Saya tidak bisa nonton langsung di Stadion Mandala. Untungnya, di sini ada nobar (nonton bareng). Torang jadi bisa nobar di jalan sejak adanya PON ini. Semoga ini tetap ada setelah PON selesai. PON ini memberi kebahagiaan untuk torang,” kata Michael yang tidak bisa berhenti tersenyum sore itu.
Michael sedang senang bukan kepalang. Bukan hanya karena Papua juara, dia juga gembira karena mendapatkan tiket nonton pesta penutupan. Warga lokal itu adalah salah satu orang yang beruntung setelah berebut tiket acara itu dari pagi hingga tengah malam di Gedung Otonom Kotaraja, Kota Jayapura.
Dia rela mengantre tiket undangan demi melihat akhir pesta ajang olahraga terbesar di “Bumi Cendrawasih”. “Saya penasaran saja dengan penutupan. Saya kan tidak menonton pembukaan. Jadi, saya akan lakukan apa pun untuk bisa nonton. Ini kebanggaan torang,” tambahnya.
Suasana ramai dan antusiasme itu semakin terasa dengan berjajarnya belasan pedagang di depan stadion, di antara warga yang sedang nonton bola. Para pedagang boneka maskot PON Papua, makanan, hingga noken, sibuk melayani penjual. Di antara mereka adalah penjual boneka maskot asal Bandung, Ade (30).
Ia sengaja datang jauh-jauh dari Pulau Jawa sejak bulan lalu untuk mencari rezeki di PON. Kehadiran Ade memperlihatkan, ajang ini tidak hanya berdampak terhadap warga lokal, tetapi juga seluruh warga Indonesia. “Saya senang sekali kalau ada ajang seperti ini. Mudah-mudahan besok bisa laris semua. Paling ramai kan besok, penutupan,” ucapnya.
Masuk ke dalam area kompleks stadion, atmosfer pesta penutupan mulai terasa. Suara dentuman musik dan permainan lampu bisa dirasakan dari luar stadion. Para penampil sedang berlatih untuk terakhir kalinya.
Di sisi lain, terlihat ratusan orang mengantre untuk menonton final hari terakhir cabang renang di Arena Akuatik. Pasukan polisi tampak berjaga. Demam pesta olahraga benar-benar bisa dirasakan di sekitar stadion. Ajang yang sempat diragukan akibat pandemi Covid-19 dan ancaman gangguan keamanan ini ternyata berjalan cenderung lancar dan telah memasuki bagian terakhirnya.
“Sampai hari ini, secara keseluruhan, PON berjalan lancar dan tanpa ada hal yang signifikan mengganggu. Ini sekaligus menepis keraguan, kekhawatiran, dan ketakutan orang. Di sini aman. Papua aman,” ujar Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali pada Rabu lalu.
Waspada protokol
Panitia PON Papua menjanjikan pesta penutupan yang meriah. Setidaknya, ada sekitar 200 penari yang akan menyajikan keindahan lewat gerakan tariannya. Hadir juga sejumlah musisi nasional, seperti Noah dan Saykoji, yang akan menggetarkan stadion lewat keindahan suara mereka.
Setelah pesta dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Oktober, PON akan ditutup oleh Wakil Presiden Ma\'ruf Amin. Acara itu akan dihadiri sekitar 9.000 orang, termasuk warga yang telah mendapakan undangan dengan syarat memiliki sertifikat vaksin dosis kedua.
Penerapan protokol kesehatan di pesta penutupan perlu menjadi perhatian khusus. Seperti terjadi sepanjang PON, prokes merupakan salah satu hal yang kerap diabaikan. Hal itu terjadi akibat tingginya antusiasme warga yang tidak diimbangi dengan kemampuan aparat untuk mengendalikannya.
Saya berharap acara penutupan bisa berjalan lancar. Semoga tidak ada gelombang ketiga Covid-19 setelah ini.
Fenomena itu antara lain terlihat ketika ribuan orang berebut undangan pesta penutupan di Gedung Otonom Kotaraja. Para calon penonton itu berdesak-desakan dari pagi hingga tengah malam sampai membuat jalan sekitarnya macet.
Tidak berjalannya prokes juga terpampang jelas di Stadion Mandala. Tribune stadion terpantau dipenuhi penonton. Padahal, sejak awal, panitia berkomitmen membatasi jumlah penonton, yaitu tidak lebih dari 25 persen kapasitas stadion. Pemandangan ini juga terlihat di beberapa arena lainnya.
Akhir kisah indah PON bisa tercoreng tanpa prokes ketat di acara penutupan. “Saya berharap acara penutupan bisa berjalan lancar. Semoga tidak ada gelombang ketiga Covid-19 setelah ini,” ucap Naldo Yarisetouw, warga Jayapura yang rela tidak mendapatkan undangan menonton demi penegakan prokes.
Meskipun PON Papua segera berakhir, Covid-19 masih mengancam. Hingga saat ini, atlet dan ofisial yang terpapar Covid-19 di empat kluster terus meningkat. Total sebanyak 71 orang positif masih dirawat di sejumlah tempat karantina terpusat.
Di sisi lain, keamanan juga akan tetap jadi perhatian utama pihak kepolisian. Mereka tidak ingin terbuai penyelenggaraan yang sejauh ini cenderung aman.
Ribuan personil Polri dan TNI akan tersebar di tiga titik pengamanan, yakni pintu masuk, sekitar area Stadion Lukas Enembe dan dalam stadion.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Mathius D Fakhiri mengatakan, pihaknya menerjunkan sebanyak 1.675 personel gabungan bersama TNI untuk pengamanan pesta penutupan di Stadion Utama Lukas Enembe.
“Ribuan personil Polri dan TNI akan tersebar di tiga titik pengamanan, yakni pintu masuk, sekitar area Stadion Lukas Enembe dan dalam stadion. Pihak Kodam Cenderawasih juga menyiapkan 2.000 personil untuk acara penutupan,” papar Mathius.