Dominasi tunggal putra dan putri bulu tangkis PON Papua 2021 dikuasai kontingan Jawa Barat. Itu menjadi prestasi terbaik Jabar dalam dua dekade terakhir.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·4 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS – Jawa Barat menyapu bersih dua emas dari nomor tunggal putra dan putri di Pekan Olahraga Nasional Papua 2021. Tunggal putri, Saifi Rizka Nurhidayah, memastikan dominasi Jabar di kategori tersebut. Di sisi lain, Jabar merebut medali emas dan perak dari tunggal putra. Emas diraih Panji Ahmad Maulana, sedangkan perak disumbangkan Syabda Perkasa Belawa.
Untuk merebut medali emas, Rizka harus berjuang menghadapi perlawanan sengit dari tunggal Bali, Komang Ayu Cahya Dewi, melalui pertarungan tiga gim di Gedung Olahraga Waringin, Abepura, Kota Jayapura, Rabu (13/1/2021). Pada gim pertama, Rizka tampil terlalu terburu-buru. Ia selalu ingin cepat-cepat mematikan lawan, tetapi strategi itu menjadi bumerang tersendiri untuknya. Kok justru lebih sering terkena net atau keluar dari zona poin. Alhasil, ia tidak berkutik dan tumbang dengan skor 8-21.
Pada gim kedua, penampilan Rizka telah jauh lebih baik. Ia mampu meladeni permainan reli yang diterapkan Komang Ayu. Bermain lebih sabar memberi keuntungan untuk pebulutangkis berusia 18 tahun itu. Kekuatan pukulan Rizka bisa mematikan Komang Ayu, terutama di poin-poin krusial. Strategi itu diterapkan Rizka ketika menang atas rekan sesama pemusatan latihan nasional (pelatnas) itu pada dua gim berikutnya, 21-17, 21-18.
Rizka mengatakan, dirinya terlambat panas di gim pertama, sehingga banyak kehilangan poin. Ia menambahkan, penampilannya membaik di gim kedua berkat penampilan lebih sabar dan berusaha menguasai pertandingan.
“Bermain sabar menjadi kunci kemenangan saya. Saya dan Komang Ayu sudah terbiasa berlatih di pelatnas, jadi pemain dengan kondisi mental dan yang bisa mengurangi kesalahan bisa lebih unggul,” kata Rizka seusai pertandingan.
Bagi Rizka kemenangan di tunggal putra menjadi penebusannya yang gagal membawa tim beregu Jabar meraih medali. Di sisi lain, ia pun mengakhiri dominasi DKI Jakarta di tunggal putri dalam empat perhelatan PON terakhir. Prestasi terbaik Jabar di bulu tangkis tunggal putri tercipta ketika Hanna Ramadini mendapatkan medali perak pada PON Jabar 2016 lalu.
Rizka pun senang bisa mengakhiri dominasi Jakarta di tunggal putri. Meski begitu, ia juga masih belum percaya bisa memberikan emas untuk Jabar.
“Awalnya saya tidak memiliki target besar untuk mempersembahkan emas. Saya mencoba tampil tanpa beban dan ternyata bisa memberikan emas untuk Jabar dari tunggal putri,” kata Rizka.
Sementara itu, dalam final sesama wakil Jabar di tunggal putra, Panji menunjukkan keunggulannya dari Syabda. Panji menang mudal 21-9 di gim pertama. Kemudian, pada gim kedua, permainan Panji agak menurun ketika unggul 14-11.
Perolehan poin Panji, yang berusia 24 tahun itu, sempat dikejar oleh Syabda. Kedua pemain bermain imbang hingga skor 16-16. Akan tetapi, Panji kembali menunjukkan keunggulan penampilannya yang memadukan kecepatan dan pukulan backhand keras, sehingga Panji mengunci gim kedua dengan skor, 21-17.
Panji menjadi pebulutangkis pertama Jabar yang meraih emas PON sejak Taufik Hidayat. Legenda bulu tangkis internasional itu mempersembahkan emas pada PON Sumatera Selatan 2004.
Awalnya saya tidak memiliki target besar untuk mempersembahkan emas. Saya mencoba tampil tanpa beban dan ternyata bisa memberikan emas untuk Jabar dari tunggal putri.
Manajer Jabar Usep menyatakan raihan dua emas dari sektor tunggal sesuai dengan target dan harapan mereka. "Dua emas ini elah sesuai dengan target kami. Kami lebih senang lagi karena di tunggal putra kami bisa merebut emas dan perak," ucapnya.
Perunggu di tunggal putri diraih oleh Sri Fatmawati (Jawa Timur) dan Gabriela Moningka (Papua). Di tunggal putra, Ikhsan L Rumbay (Sulawesi Utara) dan Bobby Setiabudi (Jawa Tengah) membawa pulang perunggu.
Terbaik untuk Bali
Adapun Komang Ayu kecewa dengan kegagalannya menyumbangkan medali emas untuk Bali. Meski begitu, ia telah menciptakan sejarah sebagai pebulutangkis Bali pertama yang bisa menembus babak final PON.
Selain mempersembahkan perak di tunggal putri, Komang Ayu juga membawa Bali merebut medali perunggu di beregu putri. Secara total, Bali mendapat satu perak dan dua perunggu. Selain dari beregu putri, perunggu juga disumbangkan ganda campuran, Nyoman Tyadnya Arya Kurniawan/Ayu Gary Luna Maharani. Itu adalah perolehan Bali terbaik di ajang bulu tangkis PON.
Kekalahan di laga final membuat Komang Ayu menangis di akhir pertandingan. Ia kecewa gagal memenuhi ambisinya memberikan emas perdana bagi Bali di ajang PON.
“Saya kecewa dan kesal dengan diri sendiri dengan hasil ini. Dari kekalahan ini, saya belajar untuk tidak terlalu terburu-buru dan lebih hati-hati ketika memasuki poin-poin akhir,” kata Komang Ayu.