Borobudur Marathon 2021 akan digelar 2 hari, untuk pelari elite dan umum. Prosedur akan ketat baik sebelum lomba, saat lomba, dan setelah lomba. Segala hal teknis dalam perlombaan dipastikan memenuhi protokol kesehatan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA/GREGORIUS MAGNUS FINESSO
·5 menit baca
UNGARAN, KOMPAS — Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng pada 27-28 November 2021 diselenggarakan secara hibrida menggabungkan ajang lari fisik dan virtual. Selain diikuti sekitar 10.000 pelari secara virtual, akan digelar ajang lari di dalam kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bagi 50 pelari elite dan 128 pelari umum. Seluruh kegiatan menerapkan protokol kesehatan ketat melalui sistem karantina.
General Manager Event Harian Kompas Lukminto Wibowo mengatakan, pada rangkaian Borobudur Marathon tahun ini, pihaknya menambah satu ajang, yakni Bank Jateng Tilik Candi 2021 pada Minggu (28/11/2021). Lomba ini akan diikuti 128 pelari umum yang dijaring dengan sistem undian (ballot). Pada saat bersamaan, sekitar 10.000 pelari akan mengikuti Borobudur Marathon Virtual Challenge dari tempat masing-masing. Adapun pada 2020, selain virtual challenge, Borobudur Marathon hanya diikuti 26 pelari elite.
Adapun 50 pelari nasional akan ikut serta dalam kategori maraton elite race,Sabtu (27/11/2021). ”Elite race tahun ini akan diikuti para pelari nasional yang bersaing dalam PON Papua, termasuk Agus Prayogo yang baru saja memenangi medali emas PON,” ungkap Lukminto di sela-sela bincang ”Borobudur Marathon Menyapa Jateng” di Kampung Kopi Banaran, Bawen, Kabupaten Semarang, Jateng, Sabtu (9/10/2021).
Adapun ajang Bank Jateng Tilik Candi 2021 digelar sebagai upaya Bank Jateng bersama harian Kompas mengobati kerinduan pelari akan offline race serta memantik semangat untuk memulai kembali aktif berlari. Pada ajang ini, para pelari akan menempuh jarak separuh maraton (half marathon) sejauh 21,1 km. Menurut Lukminto, pihaknya tidak akan berkompromi terkait penerapan protokol kesehatan bagi para peserta lari secara fisik, termasuk pelari umum.
”Untuk itu, kami menerapkan sistem bubble (gelembung) melalui karantina bagi semua pelari, baik elite maupun umum. Pada masa pandemi, penyelenggaraan kegiatan yang aman dari penularan Covid-19 menjadi prioritas,” katanya.
Prosedur akan ketat, baik sebelum lomba, saat lomba, maupun setelah lomba. Segala hal teknis dalam perlombaan dipastikan memenuhi protokol kesehatan.
Lukminto menambahkan, penentuan 128 peserta umum sudah melalui riset dan analisis yang matang, termasuk dari tim kesehatan Borobudur Marathon. Muara riset adalah mencari kapasitas paling aman, terutama di sepanjang lintasan lari agar tidak terjadi kerumunan.
Adapun pendaftaran peserta Borobudur Marathon 2021 dilakukan pada 4-7 Oktober 2021, sedangkan pengumuman undian pada 11-17 Oktober 2021.
Seperti ajang pada tahun sebelumnya, para pelari akan menempuh rute dengan memutari kompleks Taman Lumbini Candi Borobudur sepanjang 3,5 km. Hal ini untuk mencegah kerumunan penonton yang selalu terjadi saat lomba digelar di luar areal candi.
Dalam sesi bincang ”Borobudur Marathon Menyapa Jateng”, dokter pada tim medis Borobudur Marathon, Wawan Budisusilo, mengatakan, prosedur akan ketat, baik sebelum lomba, saat lomba, maupun setelah lomba. Segala hal teknis dalam perlombaan dipastikan memenuhi protokol kesehatan. Semua orang yang terlibat di area lomba, termasuk panitia dan tamu undangan, dipastikan negatif Covid-19 dan mesti melalui tes usap antigen.
”Pembatasan peserta ini untuk menerapkan protokol kesehatan. Kami pastikan, di area lomba sebisa mungkin tidak terlalu banyak orang,” ujar Wawan.
Wawan menjelaskan, 1-2 pekan sebelum lomba, para pelari akan dicek rutin secara harian, seperti kondisi tubuh, obat-obatan yang diminum, gejala-gejala, hingga riwayat apakah terpapar Covid-19.
Sebelum berangkat ke gelembung menjelang lomba, para peserta, baik elite maupun umum, sudah harus negatif Covid-19, dengan tes antigen atau PCR. Begitu tiba, mereka akan kembali dites PCR, untuk kemudian memasuki gelembung karantina. Mereka juga harus dipastikan sudah divaksin Covid-19.
Seperti tahun lalu, lingkungan dalam gelembung akan steril dari orang-orang yang berasal dari luar. Namun, para peserta tetap bisa latihan di area gelembung. Selain itu, 128 pelari umum juga bisa menyaksikan lomba lari elite pada Sabtu.
Pada tahapan setelah lomba, panitia juga tetap akan memastikan kondisi kesehatan perserta. ”Sebelum pulang, tetap ada tes PCR untuk memastikan peserta aman dan tidak menjadi sumber penularan. Bagaimanapun, kami juga harus bertanggung jawab kepada pemerintah,” ucap Wawan.
Pembatasan 128 peserta karena saat ini masih tahap awal pembukaan kembali kegiatan publik. Akan ada evaluasi dan diharapkan jumlah peserta terus bertambah pada Borobudur Marathon 2022.
Kepala Divisi Dana dan Jasa Bank Jateng Hari Suseno, yang juga menjadi pembicara dalam bincang itu, mengatakan, pembatasan 128 peserta dikarenakan saat ini masih tahap awal pembukaan kembali kegiatan-kegiatan publik. Akan ada evaluasi dan diharapkan jumlah peserta terus bertambah pada ajang Borobudur Marathon 2022.
Hari menambahkan, para pelari memang sudah rindu lari bersama-sama, tetapi situasi pandemi Covid-19 belum memungkinkan untuk itu. ”Maka, untuk tetap bisa jalan, yang utama adalah happy, prokes tetap dijaga. Maka, mari sehatkan Jateng untuk Indonesia,” katanya.
Inspirasi
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jateng Sinoeng N Rachmadi mengemukakan, seperti tahun sebelumnya, Borobudur Marathon 2021 diadakan dengan semangat menjaga penyelenggaraan kegiatan lari yang aman dan sehat. Adapun pembatasan mengikuti level PPKM kewilayahan.
Sinoeng menuturkan, dalam era normal baru, pemberlakuan protokol kesehatan secara ketat adalah keniscayaan. ”Maka, ini inspirasi bagi sport tourism ataupun event kepariwisataan. Lakukanlah seperti ini agar bisa berkelanjutan. (Peserta) sedikit enggak apa-apa, tetapi momentumnya terjaga,” katanya.
Sementara itu, selain bincang-bincang tentang Borobudur Marathon 2021, kegiatan Borobudur Marathon Menyapa Jateng di Kampung Kopi Banaran, Sabtu (9/10/2021) pagi, juga disemarakkan dengan fun run yang diikuti 38 pelari dari sejumlah komunitas lari di Semarang dan sekitarnya. Mereka berlari sejauh 5 km mengelilingi kebun kopi di Kampung Kopi Banaran, Bawen. Para pelari dilepas Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Event tersebut dihelat sebagai rangkaian Borobudur Marathon 2021.
Nur Hadi (45) dari Playon Ambyar Nusantara, Kota Semarang, mengatakan, selama pandemi, sejumlah penyesuaian memang dilakukan dalam lari, baik di jalan maupun lintas alam (trail). Biasanya ia menggunakan masker pada satu kilometer pertama setelah itu lalu dibuka sebab lari dengan masker berbahaya karena CO2 tidak terbuang.
”Saya menyiasatinya dengan lari sendiri karena lebih aman. Selain itu, saat melihat ada kerumunan, saya kenakan masker kembali. Selama pandemi Covid-19, saya juga sudah 10 kali ikut lari virtual. Bagaimanapun, kita pasti butuh motivasi,” katanya.
Ira Farah (40), warga Semarang, Jawa Tengah, yang terlibat di sejumlah komunitas lari di ”Kota Lumpia”, mengatakan, jika biasanya berlari dalam rombongan 20-25 orang, di masa pandemi maksimal hanya lima orang. ”Setelah lari pun langsung pulang. Kalau dulu kan biasanya nongkrong dulu,” ujarnya.