Sebanyak 29 orang peserta PON Papua tertular Covid-19. Penularan lebih luas harus segera dicegah dengan memperketat protokol kesehatan, melakukan pelacakan, dan sterilisasi.
Oleh
Fabio Maria Lopes Costa/Deonisia Arlinta/Adrian Fajriansyah/Muhammad Ikhsan Mahar/Helena F Nababan
·5 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Terjadinya penularan Covid-19 terhadap atlet, ofisial, dan panitia pelaksana PON Papua 2021 harus segera diatasi agar tidak meluas ke para peserta lainnya dan mengganggu pelaksanaan ajang olahraga empat tahunan di Indonesia tersebut. Penerapan protokol kesehatan bagi para atlet dan ofisial, serta penonton dan panitia pelaksana perlu diperketat sesuai rencana.
Juru Bicara Satgas Pengendalian, Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, Silwanus Sumule di Jayapura pada Selasa (5/10/2021) memaparkan, terdapat 29 kasus penularan Covid-19 di empat kluster PON Papua 2021, yaitu Kota dan Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke. Satu orang telah dinyatakan sembuh dan 28 orang dirawat di tempat isolasi terpusat.
"Dari 29 orang itu, 19 orang atlet dan 10 orang ofisial dan panitia pelaksana. Para atlet berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur," kata Silwanus.
Silwanus mengatakan, semua peserta yang tertular Covid mengalami gejala ringan atau tanpa gejala. Mereka dirawat di di dua kapal milik Pelni dan sejumlah rumah sakit yang telah ditentukan panitia PON, dan satu orang isolasi mandiri di ruangan khusus.
Anggota Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra mengatakan, ditemukannya sejumlah atlet yang terkonfirmasi positif Covid-19 menunjukkan longgarnya protokol kesehatan dalam PON Papua. Upaya pelacakan dan sterilisasi harus segera dilakukan agar penularan tidak semakin meluas.
“Adanya kluster penularan pada PON ini menandakan sistem pencegahan terkait protokol kesehatan tidak berjalan optimal. Kejadian ini juga bisa menunjukkan ada kontaminasi dari lingkungan luar ke area PON,” kata Hermawan.
Adanya kluster penularan pada PON ini menandakan sistem pencegahan terkait protokol kesehatan tidak berjalan optimal. Kejadian ini juga bisa menunjukkan ada kontaminasi dari lingkungan luar ke area PON. (Hermawan Saputra)
Belajar dari pelaksanaan olimpiade Tokyo, kata Hermawan, pengawasan serta protokol kesehatan yang ketat menjadi kunci keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan besar olahraga. Selain penapisan dan pemeriksaan yang ketat sebelum perlombaan dimulai, pengawasan selama lomba berlangsung juga harus diperhatikan.
“Pastikan tidak ada interaksi dengan lingkungan luar. Ini termasuk dari panitia dan pihak penyelenggara. Selain interaksi dari orang lain, jangan ada interaksi dengan makanan atau barang yang didatangkan dari luar lingkungan penyelenggaraan PON tanpa ada verifikasi kesehatan,” ucap Hermawan.
Pengamatan Kompas selama sepekan terakhir, para atlet ada yang tidak disiplin menjalankan sistem gelembung dari wisma atlet ke lokasi lomba dan kembali ke wisma atlet. Ada atlet yang berada di antara penonton untuk mendukung rekan mereka yang berlomba.
Di sisi penonton, pemeriksaan surat keterangan vaksin sering diabaikan, jumlah penonton melebihi 25 persen dari kapasitas gedung, penonton berdesakan dan dibiarkan melepas masker tanpa teguran. Semua kondisi itu berkebalikan dari rencana penerapan protokol kesehatan selama PON.
Menanggapi kondisi itu, Silwanus Sumule mengatakan, Satgas Penanganan Covid-19 di empat kluster ini akan memperketat protokol kesehatan di setiap arena lomba. Warga yang hendak menonton lomba wajib menunjukkan sertifikat vaksin dan surat bebas Covid-19 dari pemeriksaan rapid antigen.
"Kami membatasi warga yang memasuki arena, khususnya di dalam ruangan. Panitia akan menyiapkan videotron untuk warga yang tidak diizinkan masuk ke arena, " tambahnya.
Protokol kesehatan
Untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19, panitia pelaksana (panpel) pertandingan cabang bulu tangkis di Gedung Olahraga Waringin, Jayapura. menerapkan prokes dengan baik. Panpel menempatkan para pemain di sisi timur dan selatan tribune. Petugas sukarelawan menjaga pintu yang menghubungkan setiap bagian tribune untuk mencegah hadirnya penonton ke tribune tempat pemain dan pelatih berkumpul.
Selama di tribune, pemain diminta untuk selalu memakai masker. Mereka baru diperbolehkan melepas masker ketika turun ke dalam lapangan pertandingan. Adapun pelatih tetap wajib memakai masker selama mendampingi pemain.
Para penonton diwajibkan membawa sertifikat vaksin untuk bisa masuk ke dalam GOR Waringin. Namun, GOR Waringin hanya membuka satu pintu masuk, sehingga warga mengantre berdesak-desakan.
Delegasi Teknik Bulutangkis PON 2021, Mimi Irawan, mengungkapkan, pihaknya membagi tiga jenis peruntukan tribune, yaitu untuk penonton, pemain, dan tamu naratama. Hal itu demi mengurangi kontak di dalam arena pertandingan.
Sementara itu, kontingen DKI Jakarta memperketat protokol kesehatan dengan tidak berinteraksi dengan penonton usai laga. Hal itu ditempuh setelah lima atlet DKI tertular Covid-19. Dua atlet berada di Jayapura dan tiga atlet di Timika. Tiga atlet itu adalah pebasket putri, pejudo putra, dan pejudo putri.
Ketua Umum KONI DKI Jakarta Djamhuron P Wibowo saat dihubungi dari Kota Timika, Mimika, Selasa (5/10/2021), mengatakan, pebasket putri itu dinyatakan positif usai menjalani tes usap antigen sehari sebelum laga melawan Sulawesi Selatan di GOR Kompleks Olahraga Mimika PT Freeport Indonesia di Timika, Kamis (30/9). Adapun dua pejudo itu diketahui positif ketika akan pulang kembali ke Jakarta usai berlaga pada Senin (3/10).
Pasca temuan itu, Djamhuron menginstruksikan semua anggota kontingen DKI Jakarta lebih ketat menerapkan protokol kesehatan. Selain tetap wajib memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan, dirinya meminta semua atlet, pelatih, dan ofisial DKI Jakarta tidak berinteraksi atau berjumpa dengan pendukung, sekalipun berfoto bersama.
”Sebenarnya, panitia cukup baik menjalankan protokol kesehatan, terutama kepada atlet, pelatih, maupun ofisial daerah peserta. Namun, di tengah situasi seperti ini di mana antusiasme warga begitu tinggi menyaksikan laga-laga PON, setiap kontingen peserta perlu lebih disiplin menjaga timnya sendiri,” katanya.
Selain itu, Djamhuron menuturkan, dia berharap panitia lebih ketat lagi mengatur penonton yang hadir ke arena pertandingan. ”Agar lebih aman, panitia harus bisa mengurangi jumlah kerumunan yang ada di arena. Jumlah penonton yang datang mungkin bisa lebih dibatasi,” tuturnya.