Tim futsal NTB meraih perunggu di cabang futsal pada PON Papua 2021. Dalam perebutan perunggu di Kota Timika, mereka menumbangkan Jawa Timur dengan skor telak, 5-1.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·2 menit baca
TIMIKA, KOMPAS — Tim Nusa Tenggara Barat meraih medali perunggu cabang futsal Pekan Olahraga Nasional Papua 2021. Dalam laga perebutan perunggu di GOR Futsal SP 2, Kota Timika, Kabupaten Mimika, Minggu (3/9/2021), mereka menumbangkan Jawa Timur 5-1.
”Kami sangat bersyukur bisa merebut perunggu karena melebihi ekspektasi. Tadinya, target kami hanya masuk empat besar. Apalagi (tim futsal) NTB baru pertama kali ini lolos ke PON,” ujar Achmad Fauzan Azim, asisten pelatih futsal NTB, seusai laga.
NTB menunjukkan permainan agresif sejak awal laga. Terbukti, mereka bisa mencetak tiga gol cepat di babak pertama dalam laga 2 x 20 menit ini, yakni melalui Muhammad Fajri Akbar di menit ketiga, Makrifatul Amri di menit ketujuh, dan Romi Humadri di menit kesepuluh.
Walau sudah unggul jauh, NTB tidak mengendurkan serangan dan bisa menciptakan dua gol tambahan di babak kedua, yakni lewat Romi di menit ke-22 dan Muhammad Wahyu Hidayat di menit ke-36. Satu-satunya gol Jawa Timur diciptakan Januardy Ramdhani di menit ke-35.
Romi, yang menjadi bintang dalam laga itu, mendedikasikan dua gol dan prestasi NTB di PON tersebut untuk ibunya, Hajah Maraini, yang wafat dalam usia 59 tahun tepat dua minggu sebelum PON. Pesan terakhir ibunya menjadi motivasi ganda baginya untuk melakukan yang terbaik di PON Papua.
Pengurus futsal Jawa Timur mesti melakukan evaluasi menyeluruh untuk memperbaiki prestasi di PON selanjutnya. Mereka perlu segera melakukan regenerasi mencari pemain-pemain muda berpotensi.
”Ibu selalu mendukung dan mendoakan saya selama menekuni futsal. Dia yakin bahwa ini jalan terbaik untuk hidup saya,” kata pemain futsal berusia 21 tahun tersebut.
Evaluasi menyeluruh
Adapun Agus Himawan, asisten pelatih tim futsal Jatim, menuturkan, prestasi timnya di Papua menurun dibandingkan PON sebelumnya di Jawa Barat pada 2016. Lima tahun lalu, mereka membawa pulang perunggu seusai mengalahkan DKI Jakarta 6-1.
Menurut dia, pengurus futsal Jawa Timur mesti melakukan evaluasi menyeluruh untuk memperbaiki prestasi di PON selanjutnya. Mereka perlu segera melakukan regenerasi mencari pemain-pemain muda potensial.
”Apalagi, karena regulasi pembatasan usia di bawah 23 tahun, praktis hanya tiga pemain di tim sekarang yang bisa main dalam PON berikutnya,” pungkasnya.
Kapten tim Jawa Timur, Singgih Romana Jati, berpendapat serupa. Kalau mau meningkatkan prestasi, Jatim harus mencari atlet-atlet muda dari sekarang dan disiapkan secara matang agar mentalnya lebih siap ketika PON berikutnya digelar.