Pemanjat Jawa Barat Pecahkan Rekor Veddriq Leonardo
Pemanjat Jawa Barat Raharjati Nursyamsa membuat kejutan karena berhasil memecahkan rekor dunia Veddriq Leonardo dalam final speed world record perseorangan putra PON Papua 2021. Namun, rekor itu tidak bisa diklaim dunia.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
TIMIKA, KOMPAS – Kejutan terjadi di hari kelima perlombaan panjat dinding Pekan Olahraga Nasional Papua 2021 di Kota Timika, Kabupaten Mimika, Jumat (1/10/2021) pukul 08.00 WIT. Pemanjat asal Jawa Barat Raharjati Nursyamsa berhasil memecahkan rekor Veddriq Leonardo dengan waktu 5,143 detik dalam semi final nomor speed world record perseorangan putra. Sayangnya, catatan itu tidak bisa diklaim sebagai rekor dunia baru karena arena pertandingan yang tidak berlisensi internasional.
”Dinding dan pencatat waktu di sini belum mendapatkan sertifikat dari IFSC (Federasi Olahraga Panjat Dinding Internasional. Maka itu, catatan waktu tersebut tidak bisa diklaim sebagai rekor dunia baru. Namun, ini capaian luar biasa bagi Raharjati yang masih berusia 21 tahun dan baru kali ini ikut PON. Lawannya pun bukan atlet sembarangan, yakni Veddriq yang juara dunia dan memegang rekor dunia,” ujar pelatih kepala tim panjat dinding Jawa Barat Andri Prasetyo saat ditemui, Jumat sore.
Raharjati mulai menunjukkan sensasinya di babak kualifikasi. Dia keluar sebagai yang terbaik dengan catatan waktu 5,385 detik. Penampilannya melorot dengan catatan waktu 8,025 detik di babak 16 besar tetapi tetap lolos ke perempat final.
Di perempat final, Raharjati kembali ke perfomanya dengan waktu 5,38 detik sehingga berhak lolos ke semi final. Puncak penampilannya terjadi di fase empat besar tersebut. Secara mengejutkan, dia menjadi yang terbaik dengan waktu 5,143 detik. Catatan itu lebih baik dari rekor dunia Vedrriq dengan 5,208 detik yang diciptakan di Piala Dunia Salt Lake City, Amerika Serikat, 28 Mei 2021.
Namun, di final, aksi Raharjati justru anti klimaks. Dirinya terjatuh dan hanya meraih perak. Adapun Veddriq yang menjadi lawannya di partai puncak sukses menyelesaikan perlombaan dengan waktu 8,467 detik dan berhak atas emas. Perunggu direngkuh pemanjat Jawa Tengah sekaligus pelatnas Kiromal Katibin.
Menurut Andri, penampilan Raharjati sesuai ekspektasi. Dalam latihan, dia sudah terbiasa mencapai waktu sekitar 5,1 detik. Hanya saja, dirinya belum memiliki mental bertanding seperti Veddriq yang anggota timnas dan terbiasa berlaga di ajang internasional.
Dari segi kualitas, Raharjati tidak kalah dengan Veddriq. Terbukti, dia tiga kali membuat waktu lebih baik dibanding Veddriq dalam perlombaan kali ini.
”Dari segi kualitas, Raharjati tidak kalah dengan Veddriq. Terbukti, dia tiga kali membuat waktu lebih baik dibanding Veddriq dalam perlombaan kali ini (di kualifikasi, perempat final, dan semi final),” katanya.
Berpotensi masuk timnas
Andri menuturkan, aksi Raharjati menyita perhatian sejumlah pemandu bakat timnas. Dia berpotensi untuk direkrut timnas. Kalau bisa masuk timnas, tak menutup kemungkinan dirinya mendampingi Veddriq di kejuaraan internasional. Bahkan, keduanya bisa saling bersaing menjadi yang terbaik.
”Semoga Raharjati bisa masuk timnas agar semakin berkembang karena berpeluang sering ikut kejuaraan internasional. Kalau bisa konsisten dan lebih baik, dia berpotensi lolos ke Olimpiade Paris 2024 dan berprestasi di sana,” tutur Andri.
Manajer panjat dinding Jawa Barat Sumaryono mengutarakan, kekurangan Raharjati saat ini adalah minim pengalaman bertanding. Sebelum ini, dia tidak pernah ikut kejuaraan sebesar ataupun lebih besar dari PON. ”Makanya tadi, Raharjati kena mental pas bertemu Veddriq di final,” terangnya.
Adapun kontingen Jawa Barat telah meraih satu perak dan tiga perunggu dari panjat dinding. Selain perak dari Raharjati, mereka mendapatkan perunggu dari lead tim putra dan tim putri, serta boulder tim putri. ”Hasil ini pastinya belum memuaskan karena kami belum bisa dapat emas. Kami berharap bisa dapat emas dari lead perseorangan putra dan putri, serta speed relay putra,” ungkap Sumaryono.
Aries rebut perunggu
Sementara itu, mantan pemegang rekor dunia speed putri dengan 6,995 detik pada Piala Dunia Xiamen, China, 19 Oktober 2019, Aries Susanti Rahayu mesti puas merebut perunggu speed world record perseorangan putri. Pemanjat asal Jawa Tengah itu mencatat waktu terbaik pada perebutan perunggu dengan 7,251 detik.
Emas diraih pemanjat Bali Desak Made Rita Kusuma Dewi yang mencatat waktu terbaik pada final dengan 7,001 detik. Adapun pemanjat Banten Rajiah Sallsabillah membawa pulang perunggu. Rajiah mencatat waktu terbaik pada semi final dengan 6,745 detik.
Dari nomor lead tim putri, Jawa Timur meraih emas dengan poin 2,83. Perak direbut DKI Jakarta dengan poin 3,46 dan perunggu direngkuh Jawa Barat dengan poin 4,24. Pada boulder tim putra, Jawa Timur meraih emas, Kalimantan Timur perak, dan Jawa Tengah perunggu.
Anggota tim boulder Jawa Tengah Muhamad Marsudin menyampaikan, penampilan Jawa Timur memang lebih baik dibanding tim lain. Dengan persiapan lebih matang, mereka berhasil mencapai puncak di jalur dua dan tiga. Sedangkan tim lain cuma bisa mencapai top di satu jalur, seperti Jawa Tengah di jalur tiga.
”Untuk boulder, tantangannya jauh lebih kompleks dibanding nomor lain (speed dan lead). Sebab, jalurnya selalu berubah-ubah. Pemanjat perlu berpikir cepat mengatasi permasalahan yang ditemui. Belum lagi, pegangannya sulit dikendalikan dengan rute yang banyak melawan gravitasi,” jelas Marsudin.