Tim Putri DKI Jakarta Pertahankan Mahkota Juara Polo Air
Tim putri DKI Jakarta sukses mempertahankan emas polo air. Dalam PON Papua, mereka menaklukkan Jawa Barat, 10-7, di laga penentuan. Hasil itu diharapkan memicu semangat DKI Jakarta untuk merebut juara umum PON kali ini.
Oleh
KELVIN HIANUSA/ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tim putri DKI Jakarta sukses mempertahankan mahkota juara polo air Pekan Olahraga Nasional seusai menaklukkan tim Jawa Barat, 10-7, dalam laga penentuan polo air PON Papua 2021 di Arena Akuatik Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (27/9/2021). Hasil itu menjadi pelecut semangat DKI Jakarta untuk merebut juara umum PON kali ini.
”Kunci keberhasilan kami tadi pada gim keempat (terakhir) saat kedudukan seimbang 7-7. Tadi fokusnya di pertahanan yang diperketat. Kalau pertahanan sudah bagus, serangannya bisa mengalir sendiri,” ujar kapten tim DKI Jakarta, Ariel Dyah Cininta Siwabessy, ketika ditemui seusai pengalungan medali, Senin.
Ariel mengatakan, tidak mudah menghadapi Jawa Barat. Sebab, mereka sempat kalah 8-10 dari Jawa Barat dalam final Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka III pada 2019, yang menjadi kualifikasi PON, di Arena Akuatik Senayan, Jakarta. Namun, mereka diuntungkan dengan penundaan PON.
Selama penundaan setahun itu, mereka coba membenahi kekurangan dan mengubah strategi untuk menghadapi Jawa Barat. ”Kami juga coba lebih saling percaya antarpemain, bermain tenang, sabar, dan alhamdulillah semua instruksi pelatih bisa dijalankan dengan baik,” kata pemain berusia 27 tahun tersebut.
Ariel mengatakan, dirinya telah mengikuti tiga PON, yakni sejak di Riau 2012 hingga Papua kali ini. Sebelum PON, DKI Jakarta lebih sering mendapatkan hasil kurang optimal dalam kejuaraan Pra-PON. Namun, memasuki PON, mereka bisa mengubah keadaan dan dapat emas karena coba tampil lebih percaya diri.
Adaptasi lebih baik
Khusus di PON kali ini, lanjut Ariel, mereka diuntungkan pula dengan kondisi arena di Papua yang spesifikasinya tidak jauh berbeda dengan di Senayan, Jakarta. Arena itu sama-sama bertipe indoor atau dalam ruangan bertaraf internasional. Adapun daerah lain mungkin tidak terbiasa bermain di arena indoor.
Apalagi arena akuatik indoor hanya ada di tiga tempat, yakni Palembang, Jakarta, dan Papua. ”Selama ini, kami latihan di Senayan. Kondisinya beda-beda tipis dengan di Papua. Jadinya, kami bisa cepat adaptasi di sini,” tuturnya.
Pelatih tim polo air putri DKI Jakarta Rezza Auditya Putra menuturkan, faktor lain yang cukup menentukan penampilan timnya adalah kehadiran penonton yang memicu semangat. Para atlet lebih suka bermain dengan ditonton orang banyak.
Apalagi, dua tahun terakhir karena pandemi Covid-19, tidak ada kejuaraan polo air yang mereka ikuti. ”Selama pandemi, atlet cuma latihan saja. Itu cukup berat. Jadi, PON ini sangat ditunggu-tunggu,” kata Rezza.
Berharap juara umum
Emas dari polo air putri menjadi emas pertama DKI Jakarta pada PON ini. Menurut Rezza, hasil itu diharapkan menjadi pembuka jalan agar atlet DKI Jakarta yang lain kian bersemangat mengejar prestasi serupa, terutama untuk tim polo air putra yang mulai berlaga pada Selasa (28/9/2021).
Rezza cukup percaya diri DKI Jakarta bisa kembali menjadi juara umum di PON Papua setelah terakhir kali pada PON Riau. Lebih-lebih, dukungan pemerintah provinsi sangat besar agar tim Ibu Kota ini bisa mewujudkan target tersebut. ”Selama pandemi, pemerintah sangat mendukung semua keperluan pelatda DKI Jakarta, mulai dari uang saku, gizi, vitamin, tidak pernah ada yang kurang,” katanya.
Manajer tim polo air putra dan putri Jawa Barat Tendy Suwarman mengutarakan, tim putri Jawa Barat mungkin cukup terbebani dengan status sebagai juara Pra-PON. Apalagi, Jawa Barat pun berstatus sebagai juara umum bertahan di PON.
Di sisi lain, banyak dari pemain putri Jawa Barat baru kali ini tampil di PON. ”Mungkin ini jadi beban karena Jawa Barat memang mengincar emas pertama dari polo air putri di PON ini. Karena sempat juara Pra-PON, kami cukup percaya diri emas itu bisa didapat. Ternyata, kami gagal. Makanya, tadi para atlet sangat kecewa dan sedih,” tuturnya.
Terlepas dari itu, Tendy berharap kegagalan tim putri tidak berlarut dan menular ke atlet lain. Setidaknya, mereka ingin tim putra bisa belajar dari hasil tersebut dan merebut emas. ”Di PON Jawa Barat, tim putra kami kalah dari DKI Jakarta dalam perebutan emas. Di PON kali ini, kami berharap mereka bisa tampil lebih baik,” ujarnya.