Saat berlaga di persaingan level tinggi, pasangan ganda putra Kevin Sanjaya/Marcus Gideon diminta tidak terlalu menggebu-gebu. Mereka harus menikmati setiap momen agar dapat bermain tanpa beban.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kegagalan di Olimpiade Tokyo 2020 harus dilupakan. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon diminta mengubah pola pikir untuk menghadapi jadwal padat dalam tiga bulan ke depan.
Ganda putra nomor satu dunia itu akan menjadi salah satu andalan untuk kejuaraan bulu tangkis beregu, Piala Sudirman, di Vantaa, Finlandia, 26 September-3 Oktober serta Piala Thomas dan Uber 2020 di Aarhus, Denmark, 9-17 Oktober. Piala Thomas dan Uber, kejuaraan berformat beregu putra dan putri, seharusnya berlangsung di China pada 2020, tetapi dipindahkan dan dimundurkan karena pandemi Covid-19.
Setelah dua ajang itu, Kevin/Marcus dan rekan-rekannya akan bertarung pada Denmark Terbuka, Perancis Terbuka, dan Hylo Terbuka di Jerman selama tiga pekan beruntun. Skuad Indonesia, yang akan berangkat pada 21 September, akan berada di Eropa hingga pekan pertama November.
Setelah itu, selama tiga pekan sejak pertengahan November, mereka dihadapkan kembali pada tiga ajang besar di Bali, yaitu Indonesia Masters, Indonesia Terbuka, dan Final BWF. Lalu, ada Kejuaraan Dunia di Huelva, Spanyol, 12-19 Desember, sebagai ajang penutup pada 2021.
Selain menjadi salah satu tulang punggung dalam Piala Sudirman serta Piala Thomas dan Uber, Kevin/Marcus akan mengejar ambisi pribadi yang belum tercapai, yaitu menjadi juara dunia. Mereka akan menghadapi rangkaian kejuaraan penting itu setelah tersisih pada perempat final Olimpiade Tokyo 2020, 24 Juli-8 Agustus 2021.
“Mental mereka sempat turun. Saya katakan, kegagalan itu juga jadi kegagalan saya. Mereka tidak boleh terlalu lama menyesal karena masih banyak kejuaraan penting lainnya pada tahun ini,” ujar pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Herry Iman Pierngadi di Jakarta, Minggu (19/9/2021).
Ada baiknya mereka tidak terlalu menggebu-gebu. Pola pikir harus diubah, nikmati setiap momen seperti yang dilakukan Hendra/Ahsan agar beban tidak terasa terlalu berat (Herry Iman Pierngadi)
Herry mengingatkan, mereka sudah banyak meraih gelar juara dan menjadi ganda putra nomor satu dunia selama empat tahun. "Juara Olimpiade dan dunia memang belum didapat, tetapi ada baiknya mereka tidak terlalu menggebu-gebu. Pola pikir harus diubah, nikmati setiap momen seperti yang dilakukan Hendra/Ahsan agar beban tidak terasa terlalu berat,” lanjut Herry.
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, berada pada level berbeda dalam menjalani persaingan di level tinggi. Pada Kejuaraan Dunia dan Olimpiade, mereka meraih hasil lebih baik dari Kevin/Marcus karena tidak membebani diri terlampau berat. Pasangan berusia 37 dan 34 tahun itu selalu membawa pola pikir menikmati setiap momen yang dijalani.
Di Tokyo 2020, Hendra/Ahsan menempati posisi keempat. Dalam tiga Kejuaraan Dunia terakhir, Hendra/Ahsan menjadi juara pada 2019, tetapi Kevin/Marcus gagal melewati perempat final.
“Jika beban yang dibawa dalam setiap penampilan berkurang, siapa tahu, Kevin/Marcus mendapat hasil yang lebih baik,” kata Herry.
Jika beban yang dibawa dalam setiap penampilan berkurang, siapa tahu, Kevin/Marcus mendapat hasil yang lebih baik. (Herry Iman Pierngadi)
Tantangan Fajar/Rian
Pada Piala Sudirman, ganda pura Indonesia akan diperkuat Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Adapun dalam Piala Thomas, juara dunia yunior 2019, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin ikut memperkuat tim Indonesia
Tanpa kehadiran beberapa pemain andalan di beberapa tim negara lain, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi juara, terutama Piala Sudirman dan Piala Thomas. China tak akan diperkuat pemain terbaik dalam tiga nomor di Piala Sudirman, yaitu Chen Long, Li Junhui/Liu Yuchen, dan Zheng Siwei/Huang Yaqiong.
Skuad Jepang tidak bisa mengandalkan tiga pemain ganda putra terbaik yang mengundurkan diri dari tim nasional, yaitu Hiroyuki Endo, Takeshi Kamura, dan Keigo Sonoda. Ganda putri, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, juga absen. Adapun di Tim Taiwan, Tai Tzu Ying dan peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Lee Yang/Wang Chi Lin, tak akan bermain.
Ini akan menjadi peluang Indonesia untuk bisa membawa pulang Piala Sudirman yang hanya bisa didapat pada penyelenggaraan pertama, yaitu di Jakarta pada 1989. Ini juga menjadi kesempatan pemain muda untuk turut menyumbangkan poin.
Pada ganda putra misalnya, Rian menyatakan kesiapannya menyumbangkan kemenangan saat diberi kepercayaan bermain. Latihan intens pun dilakukan sejak kembali dari Jepang. Fajar/Rian tak bertanding di Tokyo 2020, tetapi menjadi bagian dari tim sebagai pemain latih tanding. Dikatakan Herry, Fajar/Rian bahkan harus benar-benar siap menjadi pasangan andalan karena menjadi ganda putra paling bugar dibandingkan para seniornya yang bermain di Olimpiade.
Pemain muda lain yang diberi kepercayaan menjadi anggota Tim Sudirman Indonesia adalah Putri Kusuma Wardani (19 tahun), Rinov Rivaldy (21)/Pitha Haningtyas Mentari (22), dan Ester Nurumi Tri Wardoyo (16). Rinov/Pitha, juara Spanyol Masters 2021, menjadi ganda campuran kedua setelah Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Mereka menyingkirkan kandidat yang lebih senior, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.