Inter dalam Bayang-bayang ”Deja Vu”
Inter Milan belum pernah lolos ke babak 16 besar Liga Champions Eropa sejak 2012. Mimpi buruk itu bisa terulang dengan hadirnya dua lawan yang sama di fase grup seperti musim lalu yang berujung nestapa.
MILAN, SELASA — Berlaga di Liga Champions Eropa musim ini menjadi semacam de javu bagi Inter Milan. Juara Liga Italia itu dihadapkan pada lawan-lawan yang hampir sama dengan fase grup Liga Champions musim lalu.
Saat itu, mereka mengalami mimpi buruk dengan berakhir di dasar klasemen sekaligus gagal melaju ke fase gugur secara beruntun sejak musim 2018-2019.
Mimpi buruk Inter seakan terulang kembali pada partai pembuka Grup D Liga Champions menghadapi Real Madrid di Stadion San Siro, Milan, Italia, Kamis (16/9/2021) dini hari. Madrid adalah tim yang meremukkan Inter dua kali di fase grup.
Inter yang kala itu dilatih Antonio Conte kalah 2-3 saat melawat ke Madrid. Mereka kembali takluk 0-2 ketika ganti menjamu Madrid di San Siro.
Selain Madrid, musim ini Inter juga kembali tergabung dalam satu grup dengan wakil Ukraina, Shakhtar Donetsk. Di Liga Champions musim lalu, ketiga tim ini juga berada di Grup B.
Inter pada akhirnya muncul sebagai pecundang karena gagal lolos ke fase gugur. Suasana yang sama di fase grup musim ini membangkitkan kembali kenangan menyakitkan Inter.
”Ini grup yang mengerikan. Hal terpenting adalah tampil sebaik mungkin ketika melawan tim terbaik. Berada satu grup dengan (Real) Madrid akan selalu sulit,” ucap Chief Executive Officer Inter Milan Beppe Marotta, dikutip dari Football-italia.net, Selasa (14/9/2021).
Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi mengatakan tidak terlalu peduli terhadap hasil buruk timnya di Liga Champions musim lalu. Ia lebih memilih bersiap dan fokus menyiapkan para pemainnya untuk menatap laga melawan Madrid.
Menurut Inzaghi, Inter perlu tampil tanpa cela pada pertandingan nanti jika ingin mengatasi Madrid. Inzaghi pernah meloloskan Lazio ke babak 16 besar Liga Champions ketika melatih tim tersebut musim lalu. Pengalaman itu akan membantu Inzaghi menghapuskan kenangan buruk Inter yang dua musim beruntun gagal lolos dari fase grup.
Ini akan menjadi grup yang rumit, tapi kami ingin melaju sejauh mungkin. Apa yang terjadi kepada Inter tahun lalu adalah masa lalu. (Simone Inzaghi)
”Ini akan menjadi grup yang rumit, tapi kami ingin melaju sejauh mungkin. Apa yang terjadi kepada Inter tahun lalu adalah masa lalu. Kami punya kesempatan besar untuk mencatat pencapaian bagus musim ini,” kata Inzaghi dalam konferensi pers menjelang pertandingan.
Baca juga : Reinkarnasi Instan Inter Milan
Inter sejatinya punya modal bagus menyongsong Liga Champions musim ini. Skuad arahan Inzaghi ini datang dengan status juara Liga Italia.
Meraih titel juara setelah satu dekade lamanya tentu mampu meningkatkan moral anak asuh Inzaghi. Apalagi Inter memulai kiprah di Serie A musim ini dengan belum pernah tersentuh kekalahan.
Samir Handanovic dan rekan-rekan tampil mengesankan di tiga laga pertama Liga Italia dengan menggilas Genoa 4-0, membekap Hellas Verona 3-1, dan kemudian ditahan imbang 2-2 oleh Sampdoria.
Akan tetapi, menghadapi Madrid yang berstatus tim pengoleksi gelar Liga Champions terbanyak akan menjadi tantangan tersendiri bagi Inter. ”Nerazzurri” telah kalah sebanyak empat kali dari lima pertandingan terakhir mereka melawan ”Los Blancos” di kompetisi Eropa. Mencuri poin penuh dari Madrid akan sangat berarti bagi Inter sebagai modal awal melaju ke fase gugur.
Baca juga : Awan Gelap di Balik Perayaan ”Scudetto” Inter Milan
Sementara itu, Madrid menatap laga melawan Inter setelah meraih kemenangan berharga 5-2 atas Celta Vigo dalam lanjutan pekan keempat Liga Spanyol. Namun, Madrid tidak akan diperkuat Gareth Bale yang absen akibat cedera harmstring. Adapun rekrutan baru Madrid, David Alaba, diragukan bisa tampil.
Kendala cedera
Kendala cedera pemain juga menghinggapi kubu Inter. Inzaghi tengah dipusingkan dengan cederanya salah satu gelandang andalan mereka, Stefano Sensi, saat menghadapi Sampdoria. Ketika Sensi ditarik ke luar, keseimbangan Inter menjadi pincang. Keunggulan yang sudah di depan mata akhirnya buyar.
”Cedera lutut Stefano sangat disayangkan. Cederanya membuat 25 menit terakhir (menghadapi Sampdoria) menjadi sulit. Kami khawatir akan kehilangan dia untuk sementara waktu,” ujar Inzaghi
Baca juga: Berharap Tuah Pelatih Legendaris
Kehilangan Sensi menjadi kabar buruk bagi Inter. Sebelumnya, Inter telah kehilangan penyerang haus gol Romelu Lukaku dan bek kanan Achraf Hakimi yang hengkang pada musim ini.
Keduanya merupakan bagian penting dari kesuksesan Inter merebut kembali scudetto. Lukaku menjadi mesin gol Inter dengan 30 gol dan 10 asis dari 44 penampilan di semua kompetisi musim lalu.
Di sisi lain, meski kehilangan sejumlah pemain, Madrid dipastikan bakal diperkuat Karim Benzema dan Vinicius Junior yang sedang dalam performa puncak. Mereka adalah aktor kemenangan Madrid ketika bersua Celta Vigo di laga sebelumnya.
Yang dikhawatirkan Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti, menjelang bersua Inter, ialah koordinasi yang buruk dari lini belakang Madrid. Itu terlihat di laga melawan Celta Vigo sebelumnya. Madrid harus tertinggal dua kali dari tim tamu serta kecolongan di menit-menit awal babak pertama.
”Kami perlu meningkatkan (pertahanan) karena itu membuat pertandingan menjadi lebih sulit bagi kami. Memang pada akhirnya kami memenangi laga (melawan Celta Vigo), tetapi kami tidak bisa memberi lawan gol seperti itu,” kata Ancelotti.
Baca juga : Benzema Selamatkan Wajah Real Madrid di "Rumah Baru"
Madrid juga perlu mewaspadai Inter di bawah asuhan Inzaghi. Mereka cenderung bermain lebih stabil dengan formasi 3-5-2 yang menjadi favorit Inzaghi. Metode kepelatihan Inzaghi memberikan kebebasan kepada tiap pemain untuk berimprovisasi dan memutuskan bergerak ke mana pun mereka rasa perlu.
Kondisi ini sedikit berbeda dengan Antonio Conte yang lebih mengontrol ke mana pemainnya harus bergerak. Hal itu Conte lakukan agar para pemain Inter bermain lebih efektif.
Namun, metode Conte itu mendapat kritik karena dinilai memudahkan tim lawan membaca permainan dan mengatasinya. (AFP/REUTERS)