Penunjukan kembali Massimiliano Allegri membuat Juventus menelan ludah sendiri. Ambisi merebut gelar Serie A dari Inter Milan memaksa petinggi Juventus berhitung ulang.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
UDINE, SABTU — Massimiliano Allegri adalah sosok legendaris bagi Juventus. Bersama Juventus, Allegri pernah mendominasi Serie A Italia. Sempat berpisah, kini Allegri kembali dalam dekapan ”Si Nyonya Tua” seusai mereka gagal total musim lalu. Laga menghadapi Udinese, Minggu (22/8/2021), diharapkan menjadi awal kembalinya tuah Allegri bagi Juventus untuk merebut kembali dominasinya musim ini.
Kombinasi Allegri dan Juventus pernah begitu digdaya di tanah Italia. Kerja sama keduanya mengukir kisah manis dengan memenangi lima gelar Serie A secara beruntun pada 2014-2019. Namun, kerja sama Allegri dengan Juventus berakhir pada 2019.
Setelah merebut juara Serie A 2019 dengan susah payah, Juventus memutuskan sudah waktunya berevolusi dari sepakbola khas Allegri yang pragmatis, menuju gaya yang lebih progresif. Mantan pelatih Napoli, Maurizio Sarri, yang dikenal kaya taktik dan variasi kemudian menggantikan Allegri.
Juventus nyatanya kesulitan mencari sosok pelatih yang tepat usai Allegri angkat kaki. Sarri hanya bertahan semusim. Pengganti Sarri, Andrea Pirlo, juga tidak lebih baik. Ia dipecat karena hanya mampu mengantarkan Juventus finis di peringkat keempat Serie A musim lalu.
Allegri kemudian dipanggil kembali untuk mengembalikan kejayaan Juventus di tanah Italia. Tugas utama Allegri adalah merebut kembali juara Liga Italia dari Inter Milan.
Penunjukkan kembali Allegri membuat Juventus menelan ludah sendiri. Ambisi merebut gelar Serie A dari Inter Milan memaksa petinggi-petinggi Juventus berhitung ulang. Mereka nyatanya membutuhkan lagi gaya pragmatis Allegri.
Kami juga harus mewaspadai serangan balik mereka. Udinese punya pemain dengan teknik dan kecepatan tinggi.
Allegri selama ini dikenal sebagai pelatih yang tidak terlalu peduli pada penguasaan bola dari kaki ke kaki. Karakter Allegri lebih kental pada ciri khas sepak bola Italia yang mengedepankan pertahanan sambil membangun kekompakan untuk menyerang lawan. Yang terpenting bagi Allegri adalah hasil akhir. Penguasaan bola yang dominan tetapi berujung pada kekalahan bukanlah karakternya.
Pelatih 53 tahun itu datang ke Juventus dengan gagasan yang sangat jelas, yaitu Juventus harus meraih kemenangan di setiap laga meski dengan cara yang sederhana. Allegri cenderung menginstruksikan para pemain untuk bermain taktis demi mendapatkan poin dengan menerapkan pertahanan yang kuat dan pola serangan yang kompak, efektif, dan efisien ke pertahanan lawan.
Ujian perdana
Gaya permainan itu setidaknya akan tersaji pada laga antara Juventus dan Udinese di Stadion Dacia Arena, Udine. Udinese menjadi ujian perdana bagi pasukan Allegri di era kedua kepemimpinannya. Di atas kertas, Juventus tak akan kesulitan menaklukkan Udinese.
Rekam jejak pertemuan kedua tim menunjukkan Juventus unggul dari tim asuhan pelatih Luca Gotti itu. Dari lima pertemuan terakhir Juventus memenangkan empat laga dan satu kali kalah.
Pertemuan terakhir kedua tim terjadi pada 2 Mei 2021 di Liga Italia. Juventus membekap Udinese 2-1 melalui sepasang gol Cristiano Ronaldo. Hasil itu mengukuhkan dominasi Juventus atas Udinese. Apalagi kekuatan Juventus musim ini bertambah dengan kehadiran dua pemain muda, Manuel Locatelli dan Kaio Jorge.
Kondisi sebaliknya dialami Udinese yang ditinggal kapten Rodrigo de Paul ke Atletico Madrid. Udinese kemungkinan besar memainkan pemain baru Lazar Samardzic, sedangkan Roberto Pereyra diharapkan mengisi pos yang ditinggalkan de Paul.
Meski diunggulkan, Allegri memilih tetap waspada terhadap Udinese. Ia menilai Udinese tim yang punya kelebihan dalam eksekusi bola-bola mati. Karenanya, ia menginstruksikan para pemain Juventus untuk mengantisipasi peluang Udinese yang hadir dari sepak pojok.
Allegri berharap di partai perdana Serie A ini Juventus bisa pulang dari kandang Udinese dengan hasil positif.
”Kami juga harus mewaspadai serangan balik mereka. Udinese punya pemain dengan teknik dan kecepatan tinggi,” ujarnya dalam konferensi pers jelang pertandingan, Sabtu (21/8/2021).
Pada sesi latihan jelang lawan Udinese, bek kanan Juventus, Danilo, menyampaikan, Allegri meminta para pemain untuk fokus terutama pada aspek taktis seperti membangun gerakan menyerang dan bereaksi setelah kehilangan penguasaan bola.
”Pelatih meminta kami untuk meningkatkan intensitas. Dia menginstruksikan kami untuk memindahkan bola dengan cepat. Lalu ketika kami kehilangan bola, kami diperintahkan untuk segera merebutnya kembali,” kata Danilo dikutip dari laman resmi Juventus. (REUTERS)