Ambisi Brasil untuk balas dendam atas kekalahan dari Argentina di final Copa America 2021 gagal terwujud. Intervensi otoritas kesehatan Brasil ke lapangan membuat laga terpaksa ditunda.
Oleh
Johanes Waskita Utama
·4 menit baca
SAO PAULO, MINGGU — Misi Brasil mempertahankan kesempurnaan pada kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Amerika Selatan tertunda. Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan CONMEBOL menghentikan laga Brasil lawan Argentina yang berlangsung di NeoQuimica Arena, Sao Paulo, Senin (6/9/2021) dini hari WIB, karena kekacauan akibat intervensi otoritas kesehatan Brasil ke lapangan. Mereka menuding empat pemain Argentina melanggar peraturan karantina.
Namun, CONMEBOL tidak menjelaskan apakah duel di antara dua tim terbesar Amerika Selatan ini akan dimainkan ulang, atau salah satu tim dinyatakan kalah karena pelanggaran protokol kesehatan.
”Berdasarkan keputusan wasit, laga Brasil dan Argentina pada kualifikasi Piala Dunia 2022 ditunda. Wasit dan pengawas pertandingan akan melaporkan hal ini pada Komisi Disiplin FIFA, yang akan menentukan langkah berikutnya,” demikian CONMEBOL.
Brasil menjamu Argentina dengan motivasi membalas kekalahan menyakitkan pada final Copa America 2021 di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, 10 Juli 2021. Bekal tim asuhan Tite ini cukup mentereng, selalu memetik kemenangan pada tujuh laga kualifikasi zona Amerika Selatan.
Namun, mereka tak bisa memainkan sembilan pemain utama yang merumput di Liga Inggris, seperti kiper Alisson Becker, Thiago Silva, Fabinho, dan Roberto Firmino. Klub Liga Inggris sepakat tak mengizinkan pemain Amerika Latin memperkuat timnas karena Brasil masuk negara zona merah Covid-19 di Inggris. Saat kembali ke Inggris, mereka harus menjalani karantina 10 hari, yang merugikan klub.
Dari sinilah kekacauan bermula. Dua klub Liga Inggris, Tottenham Hotspur dan Aston Villa, tak mengikuti kesepakatan itu. Empat pemain Argentina, kiper Emiliano Martinez dan Emiliano Buendia (Villa), serta Giovanni Lo Celso dan Cristian Romero (Spurs), diizinkan memperkuat timnas.
Mengapa laga tetap dimainkan lalu dihentikan? Kami telah 1 jam berada di stadion, harusnya kami diberi tahu.
Tiga di antara mereka, yakni Martinez, Lo Celso, dan Romero, diturunkan Pelatih Argentina Lionel Scaloni sebagai pemain mula melawan Brasil. Saat laga baru berjalan 5 menit, sejumlah petugas otoritas layanan kesehatan nasional Brasil (Anvisa) berusaha masuk lapangan.
Mereka berdiskusi dengan pengawas pertandingan dan diarahkan meninggalkan lapangan. Namun, seorang petugas berbalik masuk lapangan. Petugas itu kemudian terlibat adu mulut dan saling dorong dengan dua bek Argentina, Nicolas Otamendi dan Marcos Acuna. Insiden itu membuat para pemain dan ofisial berkerumun di pinggir lapangan, dan wasit menghentikan laga.
Anvisa menghentikan laga untuk mendeportasi keempat pemain Argentina yang dinilai tidak mematuhi aturan karantina Brasil. Pemerintah Brasil menetapkan karantina 14 hari untuk pendatang yang berasal dari Inggris dalam masa dua pekan sebelum masuk Brasil.
Para pemain Argentina kemudian digiring ke ruang ganti, sedangkan kedua pelatih; kapten Argentina, Lionel Messi; dan bintang Brasil, Neymar, berdiskusi di pinggir lapangan.
”Mengapa laga tetap dimainkan lalu dihentikan? Kami telah 1 jam berada di stadion, harusnya kami diberi tahu,” kata Messi. Dia menambahkan, tim Argentina telah tiga hari berada di Brasil dan masalah ini harusnya bisa diselesaikan sebelum pertandingan. Dia lalu meninggalkan lapangan setelah laga resmi ditunda.
Peringatan
Anvisa berdalih telah mengeluarkan peringatan tentang pelanggaran yang dilakukan keempat pemain. Mereka dinilai tidak mengisi deklarasi riwayat perjalanan mereka sebelumnya dengan benar.
Sehari sebelum laga, tim Argentina telah diberi tahu bahwa keempat pemain wajib menjalani karantina, dan saat peringatan itu diabaikan, Anvisa menghubungi polisi untuk menjalankan peraturan itu pada Minggu pagi. Namun, saat polisi di hotel tim Argentina, para pemain telah berangkat ke stadion.
Presiden Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) Ednaldo Rodrigues menyesalkan kejadian itu. ”Dengan segala hormat pada Anvisa, mereka seharusnya menyeleesaikan masalah ini sebelum laga dimulai. Kami meminta maaf kepada penonton yang menyaksikan di stadion dan lewat televisi,” ujarnya.
Adapun Scaloni membela keputusannya menurunkan ketiga pemain. ”Kami tidak diberi tahu bahwa kami tidak bisa memainkan laga ini,” ujarnya.
Insiden ini memperlihatkan kekacauan dalam penanganan protokol kesehatan di bidang olahraga. Koordinasi antarinstansi Pemerintah Brasil, terutama Anvisa dan polisi, dalam penanganan protokol Covid-19 patut dipertanyakan. Media Brasil mengabarkan, polisi terus mengawal tim Argentina saat tiba di Sao Paulo hingga mereka kembali ke Argentina, Minggu tengah malam, sehingga keterlambatan penegakan aturan karantina hingga mengganggu pertandingan seharusnya tidak terjadi.
Kejujuran dan sportivitas ofisial dan pemain tim Argentina yang mengabaikan aturan karantina di negara tuan rumah juga patut digugat. Pada akhirnya, sepak bola yang dirugikan karena laga penting di antara dua tim terbaik Amerika Selatan pun batal diselenggarakan. (AP/AFP/REUTERS)