Kloter terakhir kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020 disambut Menpora Zainudin Amali saat tiba kembali di Tanah Air. Para pahlawan olahraga peraih emas itu telah ditunggu Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah, yang diwakili Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, menyambut kedatangan kloter terakhir kontingen Indonesia dari Paralimpiade Tokyo 2020, Selasa (7/9/2021) pukul 04.00 di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten. Pemerintah sangat bangga dengan capaian tim Indonesia. Seusai menjalani karantina, mereka akan diundang Presiden Joko Widodo ke Istana Negara.
”Kemarin saya melapor kepada Presiden bahwa saya akan menjemput kloter terakhir kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo hari ini. Beliau mengirim salam hangat dan ucapan terima kasih atas nama negara dan seluruh rakyat Indonesia kepada semua tim Indonesia, mulai dari atlet, pelatih pendamping, dan tenaga pembantu. Seusai karantina, akan diatur jadwal agar tim Indonesia diterima langsung Presiden di Istana,” ujar Zainudin.
Kloter terakhir kontingen Indonesia yang tiba pagi tadi terdiri dari Ketua Rombongan (Chef de Mission/CdM) Andi Herman, Ketua Komite Paralimpiade (NPC) Indonesia Senny Marbun, dan sejumlah atlet dari cabang bulu tangkis dan atletik. Turut dalam rombongan, yakni peraih medali emas Leani Ratri Oktila, Khalimatus Sadiyah, dan Hary Susanto.
Zainudin mengatakan, pemerintah bangga dengan prestasi tim Indonesia di Paralimpiade Tokyo yang melonjak dibandingkan di Paralimpiade Rio de Janeiro 2016. Pada Paralimpiade 2020, Indonesia meraih dua emas, tiga perak, dan empat perunggu, serta duduk di peringkat ke-43. Dua emas Indonesia berasal dari ganda putri bulu tangkis SL3-SU5, Leani/Khalimatus; dan ganda campuran SL3-SU5, Leani/Hary.
Adapun tiga perak berasal dari tunggal putri SL4 Leani, tunggal putra SU5 Dheva Anrimusthi, dan angkat berat putri 41 kg Ni Nengah Widiasih. Lalu, empat medali perunggu disumbangkan tunggal putra SL4 Fredy Setiawan, tunggal putra SU5 Suryo Nugroho, tenis meja C10 individu David Jacobs, dan lari 100 meter T37 Saptoyoga Purnomo.
Pada Paralimpiade 2016, Indonesia hanya merebut satu perunggu dan duduk di urutan ke-76. Satu-satunya medali itu disumbangkan Ni Nengah dari angkat berat putri 41 kg.
”Alhamdulillah, target tercapai bahkan terlampaui (targetnya satu emas, satu perak, dan tiga perunggu, serta masuk peringkat 60 besar). Jadi, kami ucapkan terima kasih kepada semua kontingen Indonesia, mulai dari atlet, pelatih, sampai Bang Senny,” ujar Zainudin.
Terima kasih kepada Presiden Jokowi yang menjadi ujung tombak untuk kami bisa berkembang. Sejak era beliau, kami bisa setara dengan teman-teman kami nondisabilitas. (Senny Marbun)
Berkat kesetaraan
Senny menuturkan, keberhasilan tim Indonesia kali ini berkat dukungan dan perhatian yang setara antara olahraga disabilitas dan nondisabilitas dari pemerintah, khususnya Kemenpora. Menpora memberi kelonggaran besar bagi NPC Indonesia mengikuti ajang internasional guna mengumpulkan poin kualifikasi Paralimpiade Tokyo.
Maka dari itu, jumlah atlet yang lolos ke Tokyo naik drastis, yaitu dari cuma sembilan atlet pada Paralimpiade 2016 menjadi 23 atlet pada Paralimpiade 2020. Hal itulah yang menjadi salah satu faktor utama Indonesia bisa mendulang medali lebih banyak di Paralimpiade 2020, bahkan prestasi terbaik sejak kontingen Merah Putih pertama kali ikut Paralimpiade di Toronto tahun 1976.
Secara keseluruhan, sejak era Joko Widodo, pemerintah lebih adil kepada kelompok disabilitas. Itu sangat berdampak positif kepada pembinaan prestasi olahraga atlet difabel.
”Terima kasih kepada Presiden Jokowi yang menjadi ujung tombak untuk kami bisa berkembang. Sejak era beliau, kami bisa setara dengan teman-teman kami nondisabilitas,” kata Senny.
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia yang pernah menjadi Ketua Panitia Penyelenggara Asian Para Games 2018 Jakarta, Raja Sapta Oktohari, turut bangga dengan lonjakan prestasi Indonesia di Paralimpiade Tokyo. Dia berharap itu bisa menjadi inspirasi peningkatan prestasi di seluruh cabang olahraga Indonesia lainnya, terutama di olahraga nondisabilitas.