Sprinter Karisma Evi Tiarani menjalani proses adaptasi dengan lintasan atletik di Stadion Olimpiade saat tampil di nomor estafet 4 x 100 m universal Paralimpiade Tokyo. Ini bekal penting untuk persaingan 100 m T63.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
TOKYO, JUMAT — Sprinter putri Indonesia, Karisma Evi Tiarani, menjalani proses adaptasi dengan lintasan atletik Stadion Olimpiade saat tampil pada nomor estafet 4 x 100 meter universal Paralimpiade Tokyo, Jumat (3/9/2021). Penampilan ini menjadi bekal penting bagi pemegang rekor dunia 100 meter klasifikasi T42 itu menjelang tampil pada nomor andalannya tersebut, Sabtu (4/9/2021). Kondisi lintasan yang basah juga memberi gambaran lebih detail bagi Evi terkait potensi kendala jika hujan kembali mengguyur pada hari Sabtu.
Karisma Evi menjadi pelari kedua pada nomor estafet 4 x 100 meter universal. Nomor ini diawali oleh atlet dengan keterbatasan penglihatan, yakni Putri Aulia berada dalam klasifikasi T13. Pelari ketiga adalah Sapto Yogo Purnomo (T37) dan terakhir Jaenal Aripin yang menjadi andalan tim ”Merah Putih” di nomor kursi roda T54.
Formasi yang diturunkan oleh Indonesia ini sama dengan yang tampil dalam Asian Para Games 2018 saat mereka meraih medali perunggu. Waktu itu, mereka mencatatkan waktu 50,09 detik di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Pada Paralimpiade Tokyo, mereka mencetak waktu 50,55 detik saat finis keempat dalam babak penyisihan heat 3 yang juga ditempati oleh tim Komite Paralimpiade Rusia (RPC), Jerman, dan Kanada. Tim di heat 3 tidak ada yang lolos ke final karena catatan waktu tidak masuk empat besar dari hasil gabungan tiga heat babak penyisihan. Final ditempati tim China, Amerika Serikat, Jepang, dan Inggris Raya.
China menjadi favorit peraih medali emas setelah memecahkan rekor dunia estafet 4 x 100 meter universal atas nama mereka dengan waktu 46,02 detik. Mereka memperbaiki waktu sebelumnya, 46,35 detik, yang dicetak di Dubai pada 2019. Babak final akan berlangsung Jumat ini pukul 19.17 WIB. Sebelum final itu, Sapto Yogo akan menjalani babak penyisihan nomor 200 meter T37.
Meskipun Indonesia tidak lolos ke final, nomor estafet 4 x 100 meter universal ini sangat penting bagi Karisma Evi yang akan bersaing meraih medali pada nomor 100 meter T63. Peserta nomor tersebut adalah gabungan atlet klasifikasi T42 yang menjadi kategori Evi, dan T63 dengan atlet menggunakan bilah kaki palsu.
Kondisi lintasan
”Ini adaptasi yang bagus bagi Evi, sebagai latihan dan pemanasan menjelang tampil besok. Mudah-mudahan besok lancar dan bisa tampil maksimal,” ujar Kepala Pelatih Atletik Paralimpiade Indonesia Slamet Widodo dari Tokyo.
Slamet juga menyoroti kondisi lintasan yang basah akibat guyuran hujan. Kondisi itu bisa menjadi kendala bagi atlet, dan sangat bagus Evi bisa merasakan itu saat estafet universal. Pengenalan kondisi itu bisa menjadi keuntungan bagi sprinter putri itu jika kondisi cuaca pada Sabtu juga hujan. ”Kondisi trek basah bisa menjadi kendala, tetapi semua atlet juga akan mengalami hal yang sama,” lanjut Slamet.
Hasil nomor estafet ini juga tidak memengaruhi kondisi psikologis atlet karena memang tidak ditargetkan meraih medali. Nomor ini memang difokuskan untuk pemanasan, khususnya bagi Evi dan Sapto Yogo, yang masih akan tampil di nomor masing-masing.
Karisma Evi akan menjadi tumpuan terakhir tim atletik Paralimpiade Indonesia untuk meraih medali dari nomor 100 meter T63. Persaingan di nomor ini sangat ketat karena gabungan antara klasifikasi T42 dan T63. Evi memiliki lawan sangat kuat, yakni dua atlet Italia klasifikasi T63, yaitu pemegang rekor dunia Ambra Sabatini dengan waktu 14,59 detik dan Martina Caironi yang memiliki waktu terbaik 15,01 detik. Keduanya berada di posisi pertama dan kedua peringkat dunia 2021 nomor 100 meter klasifikasi T63.
Ini adaptasi yang bagus bagi Evi, sebagai latihan dan pemanasan menjelang tampil besok. Mudah-mudahan besok lancar dan bisa tampil maksimal.
Evi saat ini dalam kondisi yang bagus dan memiliki catatan waktu stabil. Selama pemusatan latihan di Solo, Jawa Tengah, catatan waktunya tidak jauh dari hasil terbaiknya saat meraih emas Kejuaraan Dunia Atletik Paralimpiade Dubai 2019, yaitu 14,72 detik. Catatan waktu itu masih menjadi rekor dunia T42 dalam starting list Paralimpiade Tokyo 2020.
”Evi selama latihan di sini stabil, dan yang terpenting kondisi mentalnya bagus. Kita harapkan dia bisa tampil bagus di nomor andalanya pada hari Sabtu,” ujar pelatih atletik Paralimpiade Indonesia, Purwo Adi Sanyoto.