Ulah Stefanos Tsitsipas mengambil ”toilet break” hingga 7 menit pada laga babak pertama AS Terbuka melawan Andy Murray memicu perbincangan untuk membatasi kesempatan atlet pergi ke toilet di tengah pertandingan itu.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Dua hari pertama gelaran Grand Slam Amerika Serikat Terbuka diwarnai topik hangat yang menjadi bahan pembicaraan insan tenis. Bukan mengenai penampilan atlet tertentu, melainkan tentang kesempatan atlet untuk ke toilet di tengah pertandingan.
Pembicaraan mengenai toilet break bermula dari pertandingan babak pertama, Andy Murray melawan Stefanos Tsitsipas, yang berlangsung di Stadion Arthur Ashe, Flushing Meadows, New York, pada hari pertama turnamen, Senin (30/8/2021). Murray kesal karena harus menanti sekitar tujuh menit ketika Tsitsipas memanfaatkan kesempatan jeda ke toilet antara set keempat dan kelima.
Murray mempertanyakan lamanya waktu yang digunakan Tsitsipas kepada wasit dan penyelia turnamen. Saat konferensi pers, mantan petenis nomor satu dunia itu menyatakan, lamanya waktu yang digunakan Tsitsipas untuk ke toilet tidak masuk akal.
Pada turnamen ATP Masters 1000 Cincinnati, dua pekan sebelum AS Terbuka, Tsitsipas juga mendapat kritik serupa dari Alexander Zverev, lawannya pada semifinal. Saat itu, waktu yang digunakan Tsitsipas untuk ke toilet mencapai sepuluh menit.
Kekesalan Murray tak berhenti di konferensi pers. Dalam akun Twitter-nya pada Selasa pagi waktu New York, dia menulis, ”Fakta hari ini. Waktu yang digunakan Stefanos Tsitsipas ke toilet dua kali lebih lama dibandingkan Jeff Bazos ke ruang angkasa. Menarik”.
Setelah memenangi babak pertama AS Terbuka, Selasa, Zverev mengungkit lagi kebiasaan Tsitsipas untuk berlama-lama ke toilet. Dia mencurigai, Tsitsipas berkomunikasi dengan ayahnya, yang juga pelatihnya, melalui telepon. Kebetulan, saat Tsitsipas meminta izin ke toilet, ayahnya yang berada di tribune tengah mengirim pesan.
”Setelah toilet break, taktik dia berubah. Bukan hanya saya yang melihat, semua juga melihatnya,” ujar Zverev yang memenangi pertandingan tersebut dan akhirnya menjadi juara.
Komentar Zverev itu dibantah Tsitsipas. Seperti halnya saat melawan Murray, dia mengatakan, dirinya butuh waktu untuk mengganti pakaian, sepatu, hingga kaus kaki karena bertanding di tengah kelembaban udara tinggi. Alasan lain yang kerap dikemukakan petenis adalah jarak yang jauh dari lapangan ke toilet.
Zverev dan Murray sebenarnya mengapresiasi Tsitsipas sebagai petenis bertalenta. Namun, mereka punya alasan mengkritik kebiasaan petenis Yunani itu. Menanti lebih dari lima menit di tengah laga memberi dampak pada tubuh.
”Ketika pertandingan berjalan brutal seperti tadi lalu terhenti selama tujuh menit, tubuh menjadi dingin lagi. Saya mengatakan ini bukan karena saya kalah. Kalaupun menang, saya akan membahas hal yang sama,” ujar Murray yang kalah 6-2, 6-7 (7/9), 6-3, 3-6, 4-6.
Ketika pertandingan berjalan brutal seperti tadi lalu terhenti selama tujuh menit, tubuh menjadi dingin lagi. Saya mengatakan ini bukan karena saya kalah. Kalaupun menang, saya akan membahas hal yang sama.
Akan tetapi, apa yang dilakukan Tsitsipas tak melanggar peraturan. Peraturan resmi Grand Slam 2021, Artikel I, Bagian W, Nomor 4 menyebut, atlet punya hak meninggalkan lapangan ke toilet atau mengganti pakaian, tetapi tidak untuk kepentingan lain. Ini hanya bisa dilakukan pada pergantian set.
Aturan yang mengadopsi peraturan ATP dan WTA itu menyebutkan, kesempatan itu diberikan sekali dalam pertandingan dengan format best of three sets dan dua kali untuk best of five sets.
Namun, peraturan itu tak menyebutkan batas waktu yang bisa digunakan petenis. Ini berbeda dengan pembatasan waktu untuk medical timeout, yaitu selama lima menit.
Peraturan juga menyisakan celah lain, yaitu tidak ada sanksi jika mereka menggunakan kesempatan itu untuk keperluan lain. Saat petenis meminta izin ke toilet atau mengganti pakaian, hakim garis atau petugas lain mendampingi pemain, tetapi tidak menyertai hingga ke dalam toilet.
Padahal, pada level yunior, kesempatan itu sering disalahgunakan. Harian The New York Times di tengah berlangsungnya AS Terbuka 2019 mengutip salah satu panitia yang menuturkan, jeda ke toilet dimanfaatkan atlet untuk menelepon dan meminta saran dari ibunya. Pada momen lain, ayah dari seorang petenis memberinya pisang yang telah diselipkan kertas berisi tips bermain untuk set berikutnya.
Situasi tersebut serta celah pada peraturan memunculkan pendapat pro dan kontra tentang pembatasan waktu toilet break. Petenis AS, Reilly Opelka, mendukung Tsitsipas karena butuh waktu lama untuk mengganti pakaian hingga kaus kaki saat bertanding dalam cuaca panas.
Mantan petenis nomor satu dunia, Chris Evert, dan juara bertahan AS Terbuka, Dominic Thiem, yang absen pada turnamen kali ini karena cedera pergelangan tangan berpendapat, akan lebih baik jika ditetapkan waktu untuk toilet break.
”Peraturannya memang sangat tidak jelas. Ini memunculkan celah yang menimbulkan ketidakadilan. Saya rasa, hal itu yang dipermasalahkan oleh Murray,” ujar Evert.
Sementara itu, ATP, WTA, dan Asosiasi Tenis AS (USTA) menyatakan, peraturan tentang jeda ke toilet akan ditinjau ulang demi keadilan bagi banyak pihak. (AP)