Panitia Besar PON Papua bersama aparat TNI-Polri menyiapkan pengamanan berlapis untuk mengantisipasi aksi kelompok kriminal bersenjata. Sebanyak 6.000 aparat keamanan dikerahkan untuk menjaga empat kluster PON Papua.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sebanyak 6.000 personel aparat gabungan TNI-Polri diterjunkan untuk pengamanan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX. Aparat disebar di empat kluster penyelenggara PON di Provinsi Papua untuk mencegah potensi gangguan keamanan.
Hal ini disampaikan Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri di Jayapura, Kamis (2/9/2021). Empat daerah tuan rumah PON XX di Papua, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Mimika. PON Papua diselenggarakan pada 2-15 Oktober 2021.
Mathius mengatakan, 6.000 personel ini berasal dari Polda Papua serta polisi dan anggota TNI dari sejumlah provinsi yang diperbantukan untuk pengamanan PON XX. Para personel ini disiapkan untuk menghadapi potensi gangguan keamanan dalam pelaksanaan pertandingan di venue. Sebanyak 37 cabang olahraga akan dipertandingkan dalam PON tahun ini.
Aparat juga mengantisipasi aksi kelompok kriminal bersenjata (KKB), yang akhir-akhir ini kembali meningkat di sejumlah daerah di Papua. Terakhir, kelompok ini menyerang anggota TNI AD yang bertugas di Pos Koramil Kisor di Kabupaten Maybrat, Papua Barat, pada Kamis (2/9/2021). Empat anggota TNI gugur dalam insiden ini.
Dari catatan Kompas sepanjang Januari hingga September 2021, KKB telah melakukan 27 aksi penyerangan di Intan Jaya, Yahukimo, Nduga, Pegunungan Bintang, Puncak, dan terakhir di Maybrat. Akibatnya, 13 aparat keamanan dan 13 warga sipil meninggal. Selain itu, 19 aparat keamanan dan tiga warga terluka terkena tembakan.
Terkait masalah kepemilikan hak ulayat di sejumlah arena PON, Mathius mengatakan, pembayaran lahan akan dituntaskan setelah perhelatan PON selesai. ”Sebab, waktu pelaksanaan PON semakin dekat sehingga membutuhkan persiapan yang maksimal dari pemda dan PB PON,” katanya.
Juru Bicara Panitia Besar PON XX Papua Azis Matdoan mengatakan, pihaknya setiap hari berkoordinasi dengan Polda Papua dan Kodam XVII/Cenderawasih terkait persiapan pengamanan PON yang untuk pertama kalinya terselenggara di Papua ini.
Ia pun menyatakan sebanyak 25.000 tenaga sukarelawan PON yang diterjunkan di empat kluster akan diverifikasi identitas dan latar belakang kehidupannya oleh Polda Papua dan Kodam XVII/Cenderawasih. Hal ini sebagai prosedur untuk memastikan keamanan dalam pelaksanaan PON di Papua.
”Kami menerapkan pengamanan berlapis di setiap arena. Setiap panitia, sukarelawan, hingga penonton wajib melewati pemeriksaan metal detector atau alat pendeteksi logam sebelum memasuki arena PON,” ujar Azis.